Kalah dari Vietnam, HIMKI Desak Pemerintah Perbaiki Regulasi yang Menghambat

Oleh : Ridwan | Senin, 14 Oktober 2019 - 11:05 WIB

Pameran industri Furniture
Pameran industri Furniture

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendesak pemerintah segara memperbaiki regulasi yang menghambat guna menarik investor ke Indonesia. Pasalnya, industri furnitur dan kerajinan nasional masih kalah bersaing dengan Vietnam. 

"Kalau kita mau genjot ekspor funitur dan kerajinan supaya defisit neraca perdagangan tertolong ya undang investor. Untuk undang investor harus perbaiki regulasi di dalam negeri," kata Ketau HIMKI Soenoto di Jakarta, Senin (14/10).

Dijelaskan Soenoto, saat ini ekspor furnitur nasional hanya mencapai USD 2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun, angka ini masih tertinggal jauh dari Vietnam yang mencapai USD 9 miliar. Artinya, secara kualitatif industri furnitur baru berkontribusi sebesar USD 2,5 miliar, sedangkan pertumbuhan hanya berkisar 3-5 persen per tahun. 

"Oleh karena itu, tadinya kami bersama Presiden Joko Widodo mau berangkat ke China untuk mengundang investor, mari kita bagi-bagi kerjaan di Indonesia. Toh, kalau ekspor itu kan performance Indonesia yang dilihat, dan bagi China 5 miliar dolar AS itu kecil, hanya sebagian pengusaha saja sudah selesai," terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Soenoto, agar industri ini dapat bertumbuh, pemerintah harus perluas pasar melalui promosi (pameran kelas dunia). "Pameran-pameran yang berskala internasional, pendidikan dan pelatihan, serta R&D itu harus difasilitasi pemerintah. Kmai tidak butuh uang pemerintah, asalkan peraturan yang menghambat dijebol dan yang menunjang diangkat, ini sangat logis. harusnya kita berfikir secara sistem bukan parsial," papar Soenoto.

Lebih lanjut, ia menuturkan, pasar industri furnitur nasional hampir bisa dikatakan unlimited. Karena kondisi pasar saat ini baru diisi oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, sedangkan negara-negara Asia belum terlalu banyak. Menurut Soenoto, masih sangat banyak kesempatan untuk meraih market, hanya saja promosinya yang sangat minim. 

"Jadi, pemerintah kalau mau mancing tuna ya umpannya harus baguis dong. Kalau umpannya cacing yan dapatnya ubur-ubur," tutur Soenoto.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menteri BUMN Erick Thohir

Jumat, 19 April 2024 - 10:35 WIB

Erick Peringatkan BUMN untuk Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen…

Founder dan CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito

Jumat, 19 April 2024 - 10:20 WIB

Akuisisi Saham Crown Group, Iwan Sunito Tawarkan Rp1 Triliun kepada Paul Sathio

CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito melayangkan penawaran penyelesaian senilai Rp1 triliun kepada Paul Sathio untuk mengakuisisi seluruh saham Crown Group.

Yili melalui Joyday Salurkan Bantuan melalui YKAI dan Komunitas Sosial

Jumat, 19 April 2024 - 10:16 WIB

Yili Melalui Joyday Salurkan Bantuan melalui YKAI dan Komunitas Sosial

Dalam semangat berbagi dan kepedulian di bulan suci Ramadhan, PT YILI Indonesia Dairy melalui merek unggulannya, es krim Joyday, telah melakukan serangkaian inisiatif program yang bertujuan…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 19 April 2024 - 09:55 WIB

Menperin Agus Bicara 'Blak-blakan' Soal Investasi Apple di Indonesia

Indonesia tengah mendorong komitmen investasi dari Apple Inc. untuk menanamkan investasi di Tanah Air. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut hadir mendampingi…

Bluetooth Speaker Partymax Lengkap dengan Teknologi TWS

Jumat, 19 April 2024 - 09:45 WIB

Teman Setia di Momen Berharga: Bluetooth Speaker Partymax Lengkap dengan Teknologi TWS

Di era di mana musik dan hiburan bergerak dinamis dan gaya hidup yang makin modern, hal ini telah mengubah cara kita dalam menikmati musik dan memanfaatkan speaker dalam kegiatan sehari-hari…