ASPPHAMI: Kerugian Akibat Rayap di Indonesia Capai Triliunan Rupiah

Oleh : Ridwan | Rabu, 21 Maret 2018 - 15:20 WIB

Ketua Umum ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi bersama Kepala Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus President PRTRG, Sulaeman Yusuf (Foto: Istimewa)
Ketua Umum ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi bersama Kepala Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus President PRTRG, Sulaeman Yusuf (Foto: Istimewa)

INDUSTRY.co.id -Yogyakarta, Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) menyatakan bahwa kerugian akibat rayap di Indonesia mencapai hingga triliunan rupiah. Hal ini membuka potensi pasar jasa pengendalian hama di tanah air.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi di sela-sela seminar The 12th Pacific-Rim Termite Research Group (PRTRG) yang digelar di Yogyakarta, Rabu (21/3/2018).

Dia menjelaskan, wilayah Indonesia beriklim tropis yang hangat sepanjang tahun disertai kelembaban udara yang tinggi (70-90%) dan tanah yang kaya akan bahan organik.

Kondisi iklim dan tanah di Indonesia sangat mendukung kehidupan rayap. Hampir 70% wilayah di Indonesia berpotensi terhadap serangan rayap, kata Boyke.

Menurutnya, aktivitas rayap sebagai hama, baik pada perumahan, bangunan gedung, perkebunan dan kehutanan telah menimbulkan kerugian ekonomis yang sangat besar.

Kami memperkirakan, kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh rayap secara nasional sebesar 2,8 triliun setiap tahunnya, ungkap dia.

Kini, lanjut Boyke, rayap di Indonesia telah menjadi perhatian kalangan profesional di bidang pengendalian hama, para ilmuan, mahasiswa pascasarjana, para pengelola gedung, bahkan para pengelola perkebunan di Indonesia.

Ratusan perusahaan pengendali rayap telah berdiri selama dua dekade terakhir. Ratusan milyar rupiah dana telah digunakan untuk pengendalian serangga tersebut, termasuk penelitian dan pengembangan produk-produk anti rayap, kata dia.

Boyke juga mengungkapkan, saat ini sedikitnya ada 700 perusahaan lokal jasa pengendalian hama. Menurutnya, besarnya pasar pengendalian hama Indonesia tidak luput dari perhatian perusahaan asing untuk berlomba-lomba masuk menangkap peluang. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai pasar potensial dan negara tujuan investasi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang juga merupakan President PRTRG, Sulaeman Yusuf mengatakan bahwa bahaya serangan rayap di Indonesia sudah sangat menghawatirkan, namun kesadaran masyarakat masih rendah.

Masyarakat kita belum tumbuh kesadaran bagaimana cara mengendalikannya, kata Sulaeman.

Menurutnya, selama ini masyarakat masih berfikir bila bagian rumah diserang rayap akan dibiarkan saja atau hanya menggantinya dengan kayu baru, atau bahkan mengganti dengan bahan metal yang memang tidak bisa dimakan rayap, padahal sebenarnya masyarakat masih menginginkan bahan-bahan dari kayu.

Berbeda dengan situasi dan kondisi di asia pasifik seperti Jepang, Thailand, China, Hawaii dan pesisir barat Amerika, masyarakat di sana sudah sangat sadar akan bahaya rayap sehingga mereka sudah mempersiapkan dan berupaya melakukan pengendalian, ungkap dia.

Sulaeman juga mengatakan, kesadaran masyarakat di negara-negara tersebut sudah cukup terbangun, sehingga para pengusaha pengendalian hama menjadi mitra yang baik bagi masyarakat yang membutuhkan.

Dia memaparkan, PRTRG digelar untuk menumbuhkan dan memelihara kolaborasi antar universitas, institusi riset dan industri pengendalian hama.

Kami berharap melalui pelaksanaan PRTRG yang ke-12 ini dapat mengakselerasi pertumbuhan riset dasar dan terapan di bidang biologi rayap dan pengendaliannya, kata Sulaeman.

Seperti diketahui, PRTRG merupakan komunitas ilmiah penting di kawasan pasifik yang dibentuk pada tahun 2004. Kali ini Peserta PRTRG dihadiri dari 14 Negara, antara lain Indonesia, Thailand, Sri Lanka, Australia, Amerika Serikat, Jerman, Vietnam, Filipina, China, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Singapura.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

HINT Metaverse Eau de Perfume

Jumat, 03 Mei 2024 - 14:02 WIB

Kolaborasi HINT Dengan AI Technology Ciptakan Parfum Aroma Futuristik

HINT, brand parfum lokal yang menghadirkan inovasi parfum yang unik dan diinfus dengan teknologinya, kembali hadir dengan mengembangkan teknologi teranyar dengan menciptakan varian parfum terbaru, …

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 03 Mei 2024 - 13:32 WIB

Perjuangkan HGBT untuk Seluruh Sektor Industri, Menperin Agus Kirim Surat Evaluasi Kementrian ESDM

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan, pihaknya bertekad untuk terus memperjuangkan agar kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dapat dinikmati oleh seluruh sektor…

Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo

Jumat, 03 Mei 2024 - 12:55 WIB

Wamenparekraf Kisahkan Sosok R.A Kartini di Ajang The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism

The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific resmi dibuka oleh Director for Regional Asia and the Pacific, Director of the Regional Department for Asia…

Optimis Rampung 2024, Hutama Karya Komitmen Sambungkan Aceh dan Sumatera Utara

Jumat, 03 Mei 2024 - 11:31 WIB

Optimis Rampung 2024, Hutama Karya Komitmen Sambungkan Aceh dan Sumatera Utara

Jakarta– PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali memastikan penyelesaian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sesuai rencana, khususnya pengusahaan jalan tol yang akan menghubungkan 2…

Manajemen Linktown Indonesia saat peresmian kantor cabang Bandung

Jumat, 03 Mei 2024 - 10:12 WIB

Resmikan Kantor Cabang Baru, Linktown Siap Rebut Pasar Properti Bandung

Linktown Indonesia kembali melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka kantor cabang di Bandung, Jawa Barat pada Kamis (2/5). Peresmian kantor cabang Linktown Bandung dihadiri oleh para Founder Linktown, Head…