Neraca Perdagangan Indonesia Defisit US$116 Juta

Oleh : Herry Barus | Jumat, 16 Maret 2018 - 09:00 WIB

 Suhariyanto Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) (dok-INDUSTRY.co.id)
Suhariyanto Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) (dok-INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2018 neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit 116 juta dolar Amerika Serikat (AS), yang merupakan defisit selama tiga bulan berturut-turut sejak Desember 2017.

Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan pada Februari 2018 tersebut dipicu oleh defisit sektor migas sebesar 870 juta dolar AS, sementara sektor perdagangan nonmigas surplus sebesar 750 juta dolar AS.

"Defisit selama tiga bulan berturut-turut, ini harus menjadi perhatian kita. Ini tentunya menjadi peringatan buat kita semua, Januari-Februari 2018, defisit sebesar 872 juta dolar AS," kata Suhariyanto, di Jakarta, Kamis (15/3/3018)

Tercatat, pada Januari 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 760 juta dolar AS, atau lebih tinggi dari Februari 2018. Diharapkan, pada bulan berikutnya, neraca perdagangan Indonesia bisa kembali mengantongi surplus.

Dari sisi volume perdagangan, neraca perdagangan mengantongi surplus 32,12 juta ton, yang didorong surplus neraca nonmigas sebesar 32,57 juta ton dan neraca perdagangan migas defisit 0,46 juta ton.

Secara kumulatif, pada periode Januari-Februari 2018 neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 872 juta dolar AS. Defisit tersebut disebabkan neraca migas mengalami defisit senilai 1,8 miliar dolar AS, sementara sektor nonmigas mengalami surplus senilai 933,3 juta dolar AS.

Beberapa negara yang menyumbang surplus selama periode tersebut antara lain adalah Amerika Serikat sebesar 1,46 miliar dolar AS, India 1,33 miliar dolar AS, dan Belanda sebesar 439 juta dolar AS.

Sementara negara-negara yang menyumbang defisit adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 3,28 miliar dolar AS, Thailand 665 juta dolar AS, dan Australia sebesar 421,9 juta dolar AS.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim Thomas dan Uber ke Final

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:48 WIB

Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia melaju ke babak final Kejuaraan…

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:20 WIB

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Badung- PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali melanjutkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “BerSEAnergi untuk Laut” yang bertujuan salah satunya untuk menekan…

Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:10 WIB

Keren! Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Jakarta-Bantar Gebang, yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Setiap hari, Jakarta menghasilkan sekitar 15.000 ton sampah yang dibuang ke Tempat…

Menparekraf Sandiaga Uno (tengah)

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung penguatan peran perempuan dalam pengembangan dan kepemimpinan di sektor…

Ilustrasi sampah plastik

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:35 WIB

Riset Terbaru Sebut Produsen Makanan-Minuman Nasional Ini Masuk Daftar Pencemar Global

Produsen makanan dan minuman global, termasuk Coca-Cola, Nestle dan Danone, memuncaki daftar perusahaan penyumbang terbesar sampah plastik di dunia, menurut sebuah laporan riset anyar yang diterbitkan…