Luhut Binsar: SWAP LNG dari Singapura Masih Kajian

Oleh : Herry Barus | Kamis, 14 September 2017 - 09:08 WIB

Ilustrasi instalasi gas. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi instalasi gas. (Foto: Istimewa)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan "swap" (pertukaran) gas alam cair (LNG) antara PT PLN (Persero) dan dua perusahaan asal Singapura, Pavilion dan Keppel, masih berupa kajian.

"Kontraknya bukan perjanjian jual beli gas (PJBG). Tidak ada 'deal' (kesepakatan) soal gas di situ," katanya di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu (13/9/2017)

Luhut mengemukakan hal itu menampik isu impor LNG dari Singapura yang belakangan banyak diperbincangkan publik dan media. Luhut menyebut bisnis yang dimaksud dengan skema pertukaran, bukan impor.

Mantan Menko Polhukam itu menjelaskan Singapura memiliki infrastruktur kapal mini yang bisa membawa LNG ke pembangkit listrik kecil.

Ada tiga titik wilayah yang sedang dilihat peluangnya untuk proyek tersebut. Adapun LNG yang didistribusikan nanti, menurut Luhut, tetap berasal dari Indonesia.

"Tapi ini masih dalam kajian, kalau kita lihat dalam enam bulan ini ternyata biayanya tidak masuk, ya tidak jadi," katanya.

Luhut menegaskan dalam pokok-pokok perjanjian (Head of Agreement/HoA) yang ditandatangani PLN dan dua perusahaan Singapura itu tidak ada pelanggaran yang dilakukan, terlebih terkait isu impor LNG.

"Jangan komentar dulu sebelum dapat data lengkap. Kami juga tidak ingin melacurkan diri kami untuk melakukan itu," katanya.

Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman Ridwan Djamaluddin mengatakan sudah ada hitungan mengenai biaya transportasi gas ke pembangkit-pembangkit listrik yang memerlukan.

Ia menjelaskan Indonesia memiliki pasokan gas yang besar di kawasan timur. Singapura, di sisi lain, juga memiliki fasilitas gas yang dekat dengan kawasan barat Indonesia.

"Jadi, kalau mau untuk pembangkit listrik di barat, tentu jadi lebih murah kalau mengangkut dari daerah yang lebih dekat," katanya.

April lalu, lanjut Ridwan, telah dilakukan studi kelayakan awal antara PLN dan kedua perusahaan Singapura itu. Meski telah menemukan hasil perhitungan, hingga kini belum ada kesepakatan lebih lanjut mengenai rencana proyek tersebut.

"HoA yang ditandatangani kemarin judulnya adalah studi kelayakan yang lebih dalam. Jadi, belum ada cerita kami mau beli gas, Anda mau jual gas. Kalau dari studi itu tidak 'feasible' (layak) ya enggak jadi," ujarnya seperti dilansir Antara.

Sebelumnya, PLN dan dua perusahaan asal Singapura, yakni Pavilion dan Keppel, menandatangani pokok-pokok perjanjian (HoA) kerja sama studi logistik dan penyiapan fasilitas gas alam cair (LNG) skala kecil di Tanjung Pinang dan Natuna, Kepulauan Riau.

Penandatanganan HoA dilakukan di Singapura pekan lalu saat pertemuan bilateral pemimpin negara dalam rangka memperingati kerja sama Indonesia-Singapura ke-50 tahun.

Fasilitas penampungan LNG skala kecil tersebut direncanakan mendapat pasokan gas dari terminal di Singapura.

Selain itu, juga dijajaki kemungkinan memanfaatkan terminal LNG di Singapura untuk memasok gas ke pembangkit di Sumatera bagian utara.

Dengan upaya-upaya tersebut, PLN berharap mampu menurunkan biaya produksi listriknya.

"HOA ini bukan kontrak transaksi jual beli LNG, melainkan studi penyiapan infrastruktur mini LNG dengan tujuan mendapatkan solusi logistik yang paling andal dan efisien. Jika nantinya dari hasil studi diperoleh biaya lebih tinggi maka studi akan berakhir tanpa tindak lanjut implementasi," kata Direktur PLN Amir Rosidin dalam rilisnya

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Utama Asuransi Jasindo, Andy Samuel

Jumat, 03 Mei 2024 - 06:51 WIB

Jasindo Kembangkan Risk Management Partnership di 2024

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo membuat strategi khusus untuk memenangkan pasar asuransi umum, khususnya yang menjadi bisnis inti perusahaan. Menurut Direktur Utama Asuransi…

Hutama Karya Perkuat Infrastruktur Kesehatan di Yokyakarta

Jumat, 03 Mei 2024 - 06:41 WIB

Hutama Karya Perkuat Infrastruktur Kesehatan di Yokyakarta

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) tengah menyelesaikan proyek pembangunan Gedung Ibu dan Anak RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Yogyakarta senilai Rp 267 Miliar, dengan progres pengerjaan saat…

Tim Warsik Laksanakan Audit Kinerja di Mako Resimen Artileri Marinir

Jumat, 03 Mei 2024 - 05:18 WIB

Tim Warsik Laksanakan Audit Kinerja di Mako Resimen Artileri Marinir

Tim Pengawasan dan Pemeriksaan (Wasrik) dari Inspektorat Korps Marinir (Itkormar) yang dipimpin Inspektur Korps Marinir (Irkormar) Kolonel Marinir Tri Subandiyana, S.H. melaksanakan Audit Kinerja…

Korps Marinir TNI AL Merayakan Hari Paskah 2024

Jumat, 03 Mei 2024 - 05:01 WIB

Korps Marinir TNI AL Merayakan Hari Paskah 2024

Dalam Perayaan Hari Paskah Tahun 2024 Korps Marinir ditunjuk sebagai panitia penyelenggara mengelar ibadah bersama prajurit dan PNS TNI Angkatan Laut yang beragama Nasrani dari beberapa Komando…

Kasum TNI Hadiri Rapat Koordinasi Penyelesaian Masalah Lahan TNI AL

Jumat, 03 Mei 2024 - 04:53 WIB

Kasum TNI Hadiri Rapat Koordinasi Penyelesaian Masalah Lahan TNI AL

Kasum TNI Letjen TNI Bambang Ismawan mewakili Panglima TNI menghadiri Rapat Koordinasi Tentang Penyelesaian Masalah Lahan antara Masyarakat Dengan TNI AL di Kota Tarakan Kalimantan Utara yang…