Produksi Benih Sawit Diperkirakan 118,8 Juta Butir

Oleh : Herry Barus | Senin, 14 Agustus 2017 - 05:15 WIB

kelapa sawit
kelapa sawit

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kementerian Pertanian memperkirakan produksi benih kelapa sawit nasional pada tahun ini sebanyak 118,8 juta butir yang dipersiapkan untuk program peremajaan (replanting) perkebunan kelapa sawit seluas 633.000 hektare.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang, di Jakarta, Jumat (11/8/2017) menyatakan, tahun ini Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menargetkan peremajaan kelapa sawit 20.780 ha, sedangkan permintaan yang masuk ke Ditjebun 34.321 ha.

"Mulai sekarang harus dipersiapkan kebutuhan benih untuk tahun depan," katanya di Jakarta kepada awak media.

Menurut dia, dari 4,7 juta ha kebun kelapa sawit rakyat saat ini ada 2,4 juta ha wajib direplanting, bila target BPDPKS hanya 20.000 ha/tahun maka akan lama sekali selesainya.

"Karena itu saya minta ke depan dana BPDPKS tahun depan ditargetkan 100.000 - 300.000 ha sehingga cepat selesai," ucapnya.

Saat ini alokasi dana untuk BPDPKS masih kecil dan dikesankan seolah-olah tidak mampu dicapai. BPDPKS masih fokus pada biodiesel. Saat ini harga CPO cenderung membaik sehingga alokasi untuk replanting diharapkan semakin meningkat.

Tahun depan diharapkan alokasi dana replanting mencapai 50 persen dari alokasi dana yang dipungut BPDPKS.

Dirjen menyatakan, perkembangan perbenihan kelapa sawit di Indonesia saat ini luar biasa dengan hadirnya 15 industri perbenihan kelapa sawit berkapasitas 270 juta butir/tahun, belum lagi ada beberapa perusahaan swasta yang memproduksi sendiri yang dari sisi aturan tidak boleh diperdagangkan.

Kerja sama yang baik antara penangkar benih dan industri benih sawit yang selama ini sudah berjalan baik, lanjutnya, diharapkan dapat diteruskan dalam rangka peremajaan kelapa sawit rakyat yang mendapat dana dari BPDPK.

Sementara itu maraknya penggunaan benih ilegal yang membuat seolah-olah terjadi ketidakadilan pada industri kelapa sawit karena TBS dari kebun rakyat dihargai rendah, Bambang meminta perusahaan juga harus menghitung untuk ruginya sehingga tidak bisa menyamakan harga TBS yang berasal dari bibit yang legal dan ilegal.

"Kedepan kita sudah tetapkan jangan ada pengembangan kebun kelapa sawit baru kalau tidak ada benih yang bermutu," ujarnya.

Bambang membantah maraknya penggunaan benih ilegal pada masa lalu karena unsur kesengajaan oleh pemerintah.

"Pengembangan kebun kelapa sawit diawali dengan program PIR. Setelah swasta terlibat maka pengembangan sangat cepat. Melihat petani plasma kesejahteraanya meningkat, maka masyarakat sekitar perkebunan yang tidak ikut menjadi plasma ikut-ikutan menanam sawit. Mereka menggunakan bibit dari kebun tetangga dan membeli dari sumber yang tidak jelas," tuturnya.

Masyarakat menanam kelapa sawit di mana-mana tanpa sepengetahuan bupati, gubernur dan aparat Ditjenbun.

Menurut dia, dari 2,4 juta ha kebun kelapa sawit rakyat saat ini ada 300.000 ha yang mendesak direplanting karena sudah tua, karena itu program peremajaan menyasar kebun rakyat yang menggunakan benih tidak jelas baik pada fase TBM maupun TM sepanjang petaninya mau.

Bambang juga minta supaya produsen dan penangkar benih mempersiapkan diri untuk program replanting tahun depan. Selain itu, BPDPKS diminta segera mengeluarkan target peremajaan tahun depan sehingga kebutuhan benihnya bisa dipersiakan.

"Benih kelapa sawit berbeda dengan benih padi dan jagung. Pemenuhan kebutuhan tidak bisa dilakukan mendadak. Perlu waktu satu tahun untuk mempersiapkan benih, persiapkan sekarang untuk ditanam tahun depan," katanya.

Target tahun ini sebesar 20.780 terlalu kecil dan yakin bisa diselesaikan. Penanaman akan dimulai pada saat musim hujan bulan September dan Oktober. "Kita akan realisasikan secepatnya," katanya pada peluncuran buku "I am Proud to be an Palm Oil Breeder" karya Razak Purba.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim Bank Mandiri Singapura

Jumat, 03 Mei 2024 - 20:48 WIB

BMSG Lanjutkan Komitmen Keberlanjutan Bank Mandiri di Mancanegara

Bank Mandiri Singapura (BMSG) baru-baru ini menyelenggarakan acara bertajuk “BMSG on Preference“ mengusung tema “Elevating ESG Impact,“ acara perdana ini bertujuan meningkatkan kesadaran,…

Stok Beras di Pasar Induk Beras Cipinang Dipastikan Aman Memasuki Panen Raya 2024

Jumat, 03 Mei 2024 - 20:36 WIB

Alhamdulilah! Stok Beras di Pasar Induk Beras Cipinang Dipastikan Aman

Jakarta - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda) memastikan stok beras di Jakarta dinyatakan aman memasuki panen raya.

(kiri ke kanan) Direktur Network & IT Solution Herlan Wijanarko, Direktur Wholesale & International Service Bogi Witjaksono, Direktur Strategic Portfolio Budi Setyawan Wijaya, Direktur Digital Busines Muhamad Fajrin Rasyid, Direktur Utama Ririek Adriansyah, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Heri Supriadi, Direktur Human Capital Management Afriwandi, Direktur Group Business Development Honesti Basyir, dan Direktur Enterprise & Business Service FM Venusiana R

Jumat, 03 Mei 2024 - 20:12 WIB

Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5% YoY

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2023 di Jakarta pada Jumat (3/5). Rapat menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp17,68 triliun…

56% Perempuan Pemilik UKM di Indonesia Mengalami Peningkatan Pendapatan Sejak Menerima Pembayaran Digital

Jumat, 03 Mei 2024 - 17:35 WIB

56% Perempuan Pemilik UKM di Indonesia Mengalami Peningkatan Pendapatan Sejak Menerima Pembayaran Digital

Visa, pemimpin global dalam pembayaran digital, melakukan survei terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia . Temuan menunjukkan bahwa 54% UKM yang dipimpin oleh perempuan dan 48%…

Reboisasi lahan kritis merupakan upaya Telkom dalam pencegahan terjadinya erosi tanah

Jumat, 03 Mei 2024 - 16:48 WIB

Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Ha Lahan Kritis melalui Reboisasi 33.800 Bibit Pohon

Data Kementerian Kemaritiman & Investasi tahun 2022 menyebut luas lahan kritis nasional sebesar 12.744.925 Ha. Hal ini terjadi dikarenakan tidak seimbangnya penebangan pohon dengan penanaman…