Manfaatkan Satelit dan IoT, Anak Muda Indonesia Gagas SlumDunk Solusi Tingkatkan Kelayakan Permukiman Kumuh di ASEAN
Oleh : Nina Karlita | Senin, 29 Januari 2024 - 11:24 WIB
Tim JKaLgOLithm dari Indonesia sebagai Juara Ketiga di ASEAN Data Science Explorers Regional Finals 2023 dengan program SlumDunk 'Meningkatkan Kelayakan Huni Permukiman Kumuh melalui Pemantauan dan Kesukarelawanan yang Kuat'
INDUSTRY.co.id - Jakarta - persoalan permukiman kumuh yang masih menjadi persoalan besar di kawasan ASEAN, dipotret oleh Kay Eugenia Purnama dan Jessen Wiryawan, yang tergabung dalam tim JKaLgOLithm.
Potret ini diungkap saat Kay Eugenia Purnama dan Jessen Wiryawan mengikuti program ASEAN Data Science Explorers 2023 (ASEAN DSE), program unggulan dari ASEAN Foundation bekerjasama dengan SAP.
Keduanya berhasil keluar sebagai juara ketiga dengan usulan “SlumDunk”. Usulan ini dirancang untuk memonitor permukiman kumuh dan menggerakkan relawan untuk meningkatkan kelayakan hidup dan memberdayakan masyarakat di sana.
Kay Eugenia Purnama dan Jessen Wiryawan mengatakan negara-negara ASEAN rata-rata memiliki kesulitan yang sama dalam mengatasi masalah permukiman kumuh, yaitu kurangnya sumber daya keuangan dan tenaga kerja untuk meningkatkan infrastruktur kumuh, serta meningkatkan keterampilan individu yang tinggal di daerah-daerah tersebut.
Selain itu, laporan mengenai permukiman kumuh yang tidak lengkap karena keterbatasan informasi juga menimbulkan kesulitan bagi pemerintah dalam melaksanakan intervensi dan inisiatif komprehensif.
“Pada saat yang sama, masyarakat luas cenderung kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya mendukung komunitas ini dan membangun masyarakat yang inklusif,” kata Kay Eugenia Purnama dan Jessen Wiryawan.
Usulan yang diajukan SlumDunk bertumpu pada dua pendekatan yaitu memantau daerah kumuh dan menghubungkan sukarelawan ke daerah kumuh yang membutuhkan.
Solusi ini akan menerapkan pencitraan satelit dan sensor Internet of Things (IoT) untuk menemukan daerah kumuh dan kondisinya secara akurat, serta Volunteered Geographic Information (VGI) untuk membuat, mengumpulkan, dan menyebarkan data geografis yang disediakan secara sukarela oleh individu, sehingga masyarakat bisa ikut berperan aktif.
Melalui program ASEAN DSE, tim JKaLgOLithm menjalani pelatihan untuk mempelajari platform SAP Analytic Cloud (SAC). Dengan platform ini, tim dapat meningkatkan strategi berbasis data.
Kay dan Jessen mendapat informasi berwawasan yang didapat dari kumpulan data, memungkinkan keduanya mengajukan solusi dan membuat keputusan dengan menganalisa pola, tren, dan indikator utama mengenai tantangan yang dialami oleh masyarakat di daerah kumuh saat ini.
SlumDunk juga mengusulkan untuk mengumpulkan komunitas sukarelawan untuk melakukan pelatihan bagi masyarakat di permukiman kumuh, membangun fasilitas sanitasi, dan pendanaan. Strategi ini tidak hanya penting tetapi juga sangat bermanfaat dalam menumbuhkan rasa inklusivitas dalam komunitas.
Untuk keberlanjutannya, SlumDunk akan menjalin kemitraan dengan LSM lokal serta pemerintahan kota atau daerah, dan dalam jangka panjang akan memperluas jaringan kemitraan sampai ke perguruan tinggi.
Pencapaian Kay Eugenia Purnama dan Jessen Wiryawan sejalan dengan semangat ASEAN DSE “Today's Youth for Tomorrow World” dan mengajak generasi muda ASEAN untuk mengoptimalkan peran mereka dalam mengatasi permasalahan sosial-ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat di kawasan ini.
Komentar Berita