Resmi Dibuka Menko Airlangga, IBF 2023 Wujudkan Kemandirian Industri Baja Nasional
Oleh : Ridwan | Kamis, 09 November 2023 - 17:37 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat membuka gelaran IBF 2023 (Foto: Ridwan/Industry.co.id)
INDUSTRY.co.id - Tangerang - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto secara resmi membuka gelaran IISIA Business Forum (IBF) 2023 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (9/11).
IBF 2023 diselenggarakan oleh The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menyebut bahwa nilai ekspor besi baja meningkat menjadi USD 28,48 miliar dari sebelumnya sekitar USD 8 miliar di 2019. Sedangkan konsumsi baja nasional yang sebesar 16 juta ton baru terpenuhi sebesar 12 juta ton. Hal tersebut nenunjukkan bahwa peluang industri baja untuk tumbuh masih sangat besar.
“Dengan pengembangan Green steel dan Blast furnace hilirisasi batu bara, Indonesia sebagai salah satu dari “The Largest Steel Producer” memiliki peluang yang besar untuk masuk ke pasar global," jelas Menko Airlangga.
Menko Airlangga mengatakan, permintaan baja dan besi di industri otomotif naik 1,5 juta ton. Saat ini, kata dia, baru 900.000 ton yang bisa dipenuhi dari dalam negeri.
"Masih ada demand yang cukup besar di sektor otomotif yang dapat dimanfaatkan. Dengan begitu, diharapkan industri baja dapat ‘terbang’ untuk menghasilkan lebih banyak lagi devisa untuk negara,” tambahnya.
Dikesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa industri baja adalah sektor yang memainkan peran utama dalam memasok bahan baku vital untuk pembangunan di bidang infrastruktur, produksi barang modal, alat transportasi maupun persenjataan. Sehingga dibutuhkan sinergi dan kolaborasi antara asosiasi, pemerintah dan pelaku usaha.
“Neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren surplus dengan nilai USD27,75 miliar untuk periode hingga Triwulan III 2023. Hal ini termasuk diantaranya ada kontribusi dari perdagangan besi dan baja. Sehingga dalam meningkatkan ekonomi nasional salah satunya dengan peningkatan ekspor dan pengendalian impor di sektor industri besi dan baja,” tegas Zulkifli.
Dikatakan Mendag, pihaknyabterus mendukung kemajuan industri besi dsn baja nasional ditengah gempuran produk-produk impor yang masuk ke pasar dalam negeri.
"Kami mendukung industri strategis seperti besi dan baja. Oleh karena itu langkah yang kami ambil berdasarkan arahan Bapak Presiden yaitu pengetatan impor dalam hal ini diatur atau ditata, kemarin post border sekarang border. Kami juga lihat dan cek satu per satu tidak hanya survei di luar negerinya saja tetapi juga di kepabeannya diperiksa. Pascanya juga kami periksa, barang-barang yang beredar kami periksa apakah sesuai dengan SNI atau tidak. Ini terus kami lakukan sehingga industri dalam negeri tidak dibanjiri produk impor," papar Mendag.
Adapun langkah berikutnya yang dilakukan yaitu dengan mempermudah ekspor. Menurut Mendag, pihaknya juga telah melakukan perjanjian-perjanjian dagang tidak hanya dengan mitra tradisional tetapi juga negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Afrika.
"Tujuannya agar industri kalau ekspor punta 'toll way' atau jalan jalan yang mudah yang kita haraokan sudah bebas tarif, kalau negara tersebut masih mengenakan tarif ya pasti kita kalah bersaing," katanya.
Sementara itu, Plh. Ketua Umum KADIN Indonesia, Yukki N. Hanafi memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara IISIA Business Forum 2023 ini dan mendorong IISIA untuk terus memberikan kontribusi positifnya bagi kemajuan industri baja nasional.
"Kami berharap kegiatan ini akan terus berkelanjutan. Industri besi dan baja sangat penting dalam penguatan ekonomi nasional. Industri apapu pasti akan selalu menggunakan baja, jadi ini akan sangat mendorong kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi," jelas Yukki.
Chairman IISIA Purwono Widodo mengatakan, IISIA Business Forum (IBF) diharapkan dapat tercipta sinergi antara para pelaku dan pemangku kepentingan dalam ekosistem industri baja nasional yang semakin baik.
"IBF 2023 ini juga diharapkan menjadi sarana yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja guna bersinergi dan mencari solusi permasalahan, serta memperoleh masukan atas kebijakan pengembangan industri baja nasional dalam rangka menciptakan kemandirian bangsa," papar Purwono.
IBF 2023 dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 9-11 November 2023 di ICE BSD, Tangerang. Rangkaian acara IBF 2023 ini diikuti oleh industri terkait ekosistem industri baja yaitu 110 peserta pameran yang terdiri dari 76 perusahaan, 4 kementerian, 16 asosiasi, 4 perguruan tinggi, dan 15 UMKM.
Jumlah sponsor yang mendukung acara ini mencapai 51 sponsor, baik dari perusahaan nasional maupun perusahaan asing.
IBF 2023 juga turut menghadirkan 30 narasumber dengan 11 pembicara dari kementerian, 6 pembicara dari perusahaan, 5 pembicara internasional, dan 2 pembicara akademisi.
Komentar Berita