Pabrik CAP2 Bakal jadi Solusi Banjirnya Impor Produk Kimia di Tanah Air
Oleh : Ridwan | Senin, 04 September 2023 - 20:05 WIB
Ilustrasi pabrik CAP2
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Proyeksi rencana kompleks Chandra Asri Perkasa (CAP) 2, saat ini dihadapkan oleh gempuran produk impor dari negara-negara CEPA serta buruknya kondisi geopolitik global.
Peningkatan impor tersebut terjadi setelah Tiongkok membuka kembali perdagangannya pascapandemi Covid-19.
Sementara produk petrokimia lokal relatif susah bersaing dengan barang impor asal Tiongkok karena struktur industrinya yang belum terintegrasi menyeluruh dari hulu ke hilir.
"Impor produk kimia itu menyentuh angka 10 juta ton per tahun. Ini kan besar sekali," kata Edi Riva’I selaku Legal, External Affairs and Circular Economy Director PT Chandra Asri Petrochemical di Jakarta, Senin (4/9).
Oleh karena itu, lanjut Edi, pihaknya terus memastikan agar proyek pabrik petrokimia terintegrasi CAP2 ini dapat berjalan baik dan selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan. "Hadirnya CAP2 ini untuk mensubstitusi impor produk-produk industri kimia," jelasnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa CAP2 tengah melakukan upaya rekonfiguransi dalam memastikan tujuan pertumbuhan usaha strategis tetap terlaksana.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan, saat ini, Chandra Asri merupakan pemimpin pasar di sektor petrokimia di Indonesia dengan berbagai proyek ekspansi yang telah dilakukan diantaranya, Pembangunan Pabrik Butadiene, Syntetic Rubber, New Polyethylene, MTBE dan Butene-1.
"Selain itu, terdapat juga beberapa proyek yang saat ini dalam pipeline diantaranya Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride," terang Edy.
Chandra Asri sebagai Mitra Pertumbuhan (Growth Partner) berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan aktif mengarahkan bisnisnya dalam adaptasi terhadap perkembangan bisnis global yang selalu berubah.
Selama tahun 2023, Chandra Asri telah memperoleh capaian-capaian yang gemilang diantaranya, berhasil mengakuisisi 70% saham Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) di Krakatau Daya Listrik (KDL), dan 49% saham KSI di Krakatau Tirta Industri (KTI) pada 27 Februari 2023.
Selanjutnya, Chandra Asri bersama INA jajaki pendirian pabrik Chlor-Alkali berskala dunia melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA).
Chandra Asri juga secara resmi menunjuk Lisensor pabrik EDC dengan vinyl technology licensor dari Amerika Serikat.
Tak hanya itu, Chandra Asri juga sekses meraih penghargaan Kepatuhan Tertinggi Wajib Pajak dari KPP Wajib Pajak Besar Dua Padmamitra Award 2022 atas Prestasi Konservasi Lingkungan & Keanekaragaman Hayati.
Chandra Asri juga memiliki rencana pertumbuhan dengan 3 pilar "Big, Long and Diversify" hingga tahun 2030, yang mana terdapat beberapa proyek yang termasuk di dalamnya diantaranya, Proyek ekspansi pembangunan pabrik petrokimia terintegrasi ke-2 (BIG), Proyek hilirisasi produk petrokimia EDC dan kimia anorganik CA (LONG), Pengembangan bisnis ke sektor infrastruktur melalui akuisisi KDL dan KTI (Diversify).
Disisi lain, Chandra Asri senantiasa berkomitmen menjalankan bisnis dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan dan aspek-aspek environment, social, and good governance (ESG).
"Chandra Asri sebagai mitra pertumbuhan (growth partner) senantiasa berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan sejalan dengan prinsip Circular Economy dan ESG dengan pilar RESPONSIBLE," kata Phuping Taweesarp - ESG and Sustainability Director PT Chandra Asri Petrochemical.
Adapun, salah satu hal yang menjadi fokus perusahaan ialah mengatasi permasalahan sampah plastik dengan memberikan nilai tambah (added value) pada produk dan memberi manfaat bagi masyarakat yang terlibat.
Sebagai indikator pencapaian, Chandra Asri menggunakan sejumlah peringkat ESG dan parameter pengakuan di dalam negeri. Di internasional, Morningstar Sustainalytics telah memberikan Chandra Asri peringkat risiko ESG rendah dalam 1% teratas industri kimia komoditas, dan menetapkan sebagai Top-Rated Industry Performer.
Selain itu, Chandra Asri juga menerima peringkat BBB dari MSCI ESG Rating pada posisi kuartil pertama dalam industri.
Di dalam negeri, Chandra Asri menerima penghargaan PROPER hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahun ke-2 secara berturut-turut, sebagai pengakuan lingkungan dan sosial 'melebihi kepatuhan' yang hanya sedikit yang berhasil dicapai.
Bursa saham Indonesia juga telah memasukkan saham Chandra Asri dalam Indeks ESG Leader, 30 teratas performa ESG dari anggota IDX.
"Hal tersebut adalah bukti kerja keras tim kami, yang telah fokus dan berdedikasi untuk menjalin ESG ke dalam strategi kami sehari-hari, jangka menengah, dan jangka panjang. Ini jelas menunjukkan bahwa Chandra Asri berada di jalur yang benar dalam perjalanan perbaikan berkelanjutan kami untuk keunggulan operasional kelas dunia," jelas Phuping.
Komentar Berita