Jorong Borneo Integrated City Proyek Strategis Nasional di Pusat Indonesia

Oleh : Ridwan | Minggu, 09 Desember 2018 - 14:05 WIB

Direktur Utama PT Jorong Port Decelopment Wisnu Soehardjo (Foto: Dok. Jorongpost)
Direktur Utama PT Jorong Port Decelopment Wisnu Soehardjo (Foto: Dok. Jorongpost)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, PT Jorong Port Developmment (JPD) mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan di Jorong lewat proyek Jorong Borneo Integrated City. Lewat proyek ini perusahaan pun diberikan kepercayaan oleh pemerintah yang menetapkan proyek ini sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional.

Upaya menggelar pembangunan secara merata di seluruh wilayah, termasuk membuat persebaran investasi tak melulu bertumpuk di Pulau Jawa, tentu tak bisa menafikan peran dari kawasan industri. Dengan hadirnya kawasan industri di luar Pulau Jawa, setidaknya investasi ikut mengalir ke kawasan industri tersebut, yang pada ujungnya akan ikut menumbuhkan perekonomian di sekitar kawasan tersebut.

Para investor sejatinya membutuhkan  kawasan yang established untuk menggelar investasi mereka, sehingga mereka butuh kawasan yang dilengkapi segala infrastruktur, yang bisa mendukung  pengembangan bisnis mereka.

Bicara soal kawasan industri di luar Jawa yang layak diulas, bolehlah disebut nama PT Jorong Port Developmment (JPD). Perusahaan yang satu ini tengah mengembangkan Jorong Borneo Integrated City, yang merupakan pelabuhan dan kawasan industri terintegrasi yang dikembangkan di atas lahan sekitar 1088 hektare (ha), di desa Swarangan dan Muara Asam-Asam, Kabupaten Jorong dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Jorong Bornoe Integrated City mendapatkan keistimewaan dari pemerintah, karena  kawasan industri tersebut dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) lewat Keputusan Presiden No 58 Tahun 2017. 

Jika melihat paparan yang disampaikan manajemen beberapa waktu lalu, dari luas lahan 1088 ha, JBIC akan dikembangkan menjadi dua proyek. Pertama adalah kawasan industri seluas 968 ha yang 70% dari lahan tersebut merupakan lahan komersial yang siap dijual. Sisanya seluas 290,40 ha ditetapkan sebagai lahan non saleable area, yang akan diperuntukkan bagi pengembangan infrastruktur, drainase dan jalan, serta kawasan hijau. 

Sedangkan di saleable area akan dikembangkan proyek-proyek industri seluas 338,8 ha, komersial seluas 135,52 ha, dan residensial seluas 203,28 ha. Adapun penetapan komposisi area yang dapat dijual dan yang tak dapat dijual tersebut didasarkan pada Keputusan Menteri Perindustrian tahun 2016 tentang Panduan Teknis Pengembangan Kawasan Industri. Proyek kedua yang akan dikembangkan di JBIC ini adalah pembangunan pelabuhan laut yang akan berdiri di atas lahan seluas 120 ha.

Perihal potensi bagi pengembangan kawasan industri, khususnya  di luar Jawa, menurut Disampaikan Direktur Utama PT Jorong Port Development, Wisnu Soehardjo masih sangat menarik, khususnya jika melihat  permintaan yang meningkat, ditambah lagi dengan perkembangan infrastruktur dan pengurusan perizinan yang dipermudah, kawasan industri di luar Jawa menurutnya sekarang makin dilirik.

Dikatakan Wisnu Soehardjo, Jorong Bornoe Integrated City memiliki sejumlah keistimewaan dan kelebihan dibandingkan kawasan industri lainnya di Kalimantan. Pertama adalah lokasinya yang sangat strategis, karena benar-benar berada di tengah Indonesia.

“Lokasi kami bukanlah  daerah gempa, dan kondisi tanah di JBIC merupakan tanah  keras dan bukan tanah gambut,” kata Wisnu kepada Majalah Industry.

Kelebihan lainnya adalah ketersediaan moda transportasi terpadu Jalan Trans Kalimantan yang akan menghubungkan kawasan ini dengan kota-kota besar lainnya seperti Banjarmasin, Palanglaraya, Pontianak, Balikpapan dan Tarakan, bahkan ke kawasan perbatasan Malaysia. Berikutnya adalah aksesibilitas kawasan ini yang juga akan dipermudah dengan bakal beroperasinya jaringan kereta api yang akan rampung tahun 2025.

“Lokasi kami juga  hanya satu 1,5-2 jam dari Bandara Syamsudin Noor, dan didukung oleh ketersediaan jaringan listrik daerah dari PLTU Asam-Asam dengan kapasitas 460 megawatt. JBIC juga  dekat dengan resources, sehingga  sangat cocok untuk industri pertambangan, manufaktur dan industri perkebunan,” kata Wisnu.

Terkait upaya penyediaan infrastruktur pendukung demi memenuhi kebutuhan para tenant, baru-baru ini PT Jorong Port Development menjalin kerja sama dengan PT Pertagas Niaga, anak perusahaan PT Pertamina yang khusus bergerak dalam gas alam dan produk turunannya. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak yang diselenggarakan di Jakarta medio Februari lalu (28/02/2018).

Dikatakan Wisnu,  penyediaan gas sangat dibutuhkan di kawasan industri, disamping utilitas lain seperti listrik, air dan telekomunikasi. “Kenapa kita melakukan kerjasama, karena JPD ini kan bergerak di kawasan industri, pastinya memerlukan sumber daya energi yang reliable, antara lain gas. Untuk itu, kita jalin kerjasama dengan PT Pertagas Niaga,” ujarnya. 

Kerja sama ini juga dijalin agar bisa diperoleh manfaat 'take and balances' antara Pertagas sebagai penyedia gas dan JPD sebagai pengguna. Ke depan, kata Wisnu, perusahaan  juga bisa menggunakan gas dari PT Pertagas Niaga, termasuk juga bisa ikut memasarkan Pertagas baik kepada Industri di kawasan JBIC maupun Industri sekitar.

Masih terkait penyediaan infrastruktur, sebelumnya PT Jorong Port Development (JPD) juga menjalin kerja a sama dengan  PT SkyWay Technologies Indonesia untuk penyediaan infrastruktur transportasi cargo di kawasan industri. Lewat kerja sama ini PT SkyWay di Indonesia akan membangun jalur transportasi berupa kereta layang sepanjang 10 kilometer.

Denan segala fasilitas yang tersedia, dan yang tengah diupayakan Jorong Port Development, tak heran sejumlah tenant merasa nyaman untuk mengembangkan bisnisnya di JBIC. Sebut saja Delta Steel yang mengoperasikan smelter biji besi, dan ke depan Gunung Garuda Group juga akan memproduksi carbonizer di kawasan ini.

Wisnu juga menyebutkan bahwa PT Tanahlaut Terminal Energi juga bakal membangun oil and gas storage di JBIC. Luas lahan 1088 hektare yang telah dikembangkan perusahaan saat ini sebenarnya baru merupakan fase pertama pengembangan dari luas lahan yang tersedia seluas 6370 hektare.

“Dan saat ini kami tengah mengembangkan sekitar 300 hektare dari land bank yang telah kami kuasai,” ujarnya.

Di tahun 2018 ini, perusahaan menetapkan target penjualan minimal 100 hektare, menyusul telah disepakatinya sejumlah perjanjian awal dengan beberapa calon tenant.  

Mengenai rencana pengembangan fasilitas baru di JBIC  baik berupa residensial atau proyek recurring income lainnya, saat ini Jorong Port Development tengah dalam proses perencanaan dalam master plan untuk dikerjakan begitu pembangunan infrastruktur dasar dan kawasan Logistik selesai.

“Investasi yang direncanakan kira-kira sepertiga dari total investasi sebesar Rp33 triliun,” imbuh Wisnu.

Terkait pembiayaan infrastruktur di JBIC, sebagai proyek strategis nasional perusahaan telah cukup dibantu pemerintah dengan pembangunan infrastruktur di luar kawasan. “Untuk infrastruktur di dalam kawasan, kami masih menggunakan modal sendiri. Namun masih terbuka untuk masuknya strategic investors maupun pembiayaan melalui structured financing,” tandas Wisnu. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Gedung BNI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:53 WIB

BNI Exporters Forum Bantu UMKM Tembus Pasar Amerika

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mendorong UMKM Go Global dan meningkatkan devisa negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:47 WIB

Menko Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Selesai pada Tahun 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 41 Proyek Strategis…

Kemenkeu dan Kejaksaan Agung Bersinergi Tangani Kredit Bermasalah di LPEI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:36 WIB

Tangani Kredit Bermasalah di LPEI, Kemenkeu Bersinergi Dengan Kejaksaan Agung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menemui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyerahkan dan melaporkan indikasi terjadinya tindak pidana fraud pada pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan…

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:42 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di OCBC Tower, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Bank memperoleh persetujuan atas seluruh mata acara…