Fintech Lending Gradana Resmi Kantongi Izin Dari OJK

Oleh : Hariyanto | Selasa, 09 Januari 2018 - 12:16 WIB

Fintech Gradana (Hariyanto/INDUSTRY.co.id)
Fintech Gradana (Hariyanto/INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY co.id -Jakarta - Perusahaan financial technologi ( fintech), PT Gradana Teknoruci Indonesia, resmi mengantongi izin terdaftar sebagai penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Surat tanda bukti terdaftar Nomor S-6297/NB. 111/2017 tertanggal 27 Desember 2017 diberikan oleh Plt. Dewan Komisioner Kelembagaan dan Produk IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Asep Iskandar

Gradana merupakan perusahaan fintech lending yang memberikan pinjaman untuk kebutuhan cicilan uang muka (down payment/DP) rumah. 

Seiring dengan pergerakan harga properti yang setiap tahun semakin tidak terjangkau, Gradana bekerjasama dengan developer properti terpilih untuk menawarkan solusi uang muka rumah yang dapat dicicil.

Melalui Gradana, pinjaman cicilan uang muka akan dibiayai oleh pembeli perorangan atau institusi yang telah terdaftar di Gradana. Sebagai informasi, Gradana menyediakan cicilan uang muka dengan tenor 24 bulan dan 36 bulan.

Sebelumnya, terdapat terdapat 26 perusahaan fintech pinjaman langsung tunai atau peer-to-peer (P2P) lending yang telah terdaftar OJK, dan 31 perusahaan mengantri mengajukan pendaftaran. Sementara, OJK menargetkan pendanaan fintech lending dapat menembus lebih dari Rp5 triliun pada 2018.

Direktur Pengaturan Perijinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi mengatakan, saat ini OJK terus berupaya untuk melengkapi infrastruktur regulasi fintech lending untuk menciptakan kepastian, ketertiban, kenyamanan, dan keamanan bagi masyarakat dan industri.

Ia mengakui, sebelumnya pihaknya menargetkan pendanaan fintechdapat menembus Rp10 triliun hingga akhir 2017. Namun, hingga 11 Desember, katanya, data realisasi pendanaan fintech menunjukan baru mencapai Rp2,2 triliun.

“Target untuk mencapai Rp5 triliun-Rp10 triliun pada 2017 masih terhalang dengan kesiapan infrastruktur pendukung, seperti akses E-KTP dan perpajakan. 2018, targetnya lebih dari Rp5 triliun,” kata Hendrikus.

Oleh karena itu, lanjutnya, beberapa pelaku fintech masih menahan diri untuk melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa. Pelaku masih menunggu kesiapan pendukung infratruktur tersebut.

Saat ini, OJK bersama pelaku industri pun tengah mengejar penyelesaian regulasi turunan dari Peraturan OJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi guna mendorong lebih banyak jumlah pelakufintech lending.

“Dengan ketersediaan infrastruktur regulasi yang semakin lengkap dan baik, jumlah pengguna layanan jasa dasa pendanaan gotong royong online akan semakin meningkat,” pungkas Hendrikus.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Indonesia Jalin 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…

ASABRI mengikuti edukasi keterbukaan informasi publik

Jumat, 26 April 2024 - 09:45 WIB

ASABRI Komitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik

ASABRI bersama 5 BUMN Lainnya yaitu Indonesia Re, Indonesia Financial Group (IFG), Perum Bulog, Danareksa, dan MIND.ID, hadir dalam penyelenggaraan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik…

Bekali Diri di Prodi Digital Entrepreneur Cyber University Sekarang!

Jumat, 26 April 2024 - 09:41 WIB

Ingin Sukses Jadi Digitalpreneur, Bekali Diri di Prodi Digital Entrepreneur Cyber University Sekarang!

Cyber University atau Universitas Siber Indonesia dikenal sebagai kampus fintech pertama di Indonesia dengan fokus pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan memiliki kurikulum CLP (Company…

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Jumat, 26 April 2024 - 06:47 WIB

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Grup RS Siloam, National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin School of Medicine, dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menjalin kerjasama strategis untuk memajukan penelitian…