Indonesia Diusulkan Keluar dari WTO, Ini Alasannya!

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 28 Desember 2017 - 15:00 WIB

Ilustrasi Ekspor (ist)
Ilustrasi Ekspor (ist)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Hingga saat ini Indonesia belum dapat mewujudkan kedaulatan pangan 100 persen. Beberapa komoditas untuk kebutuhan dalam negeri masih berasal dari keran impor.

Ketua Departemen Luar Negeri Badan Pelaksana Pusat (BPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) Zainal Arifin Fuad mengatakan, impor tersebut terjadi bukan hanya karena Kementerian Pertanian gagal menjamin produksi pertanian lokal meningkat. Akan tatpi, menurut dia, juga dampak dari kebijakan pemerintah masih bertahan menjadi anggota World Trade Organization (WTO).

"Pemerintah harus mengoreksi kebijakan WTO atau bahkan keluar dari keanggotaan WTO," ujar dia.

Pasar bebas mengharuskan suatu negara tidak boleh menerapkan kebijakan proteksi terhadap barang yang diimpor. Proteksi tersebut biasanya diterapkan melalui adanya bea masuk, pajak, keamanan pangan dan lain sebagainya. Namun, karena Indonesia telah menjadi anggota WTO, maka otomatis semua halangan tersebut ditiadakan.

"Ini membuat negara banjir impor. Hal ini jelas akan mengakibatkan harga di petani anjlok yang berdampak pada kemiskinan," ujar dia.

WTO merupakan organisasi perdagangan dunia yang hanya membicarakan berbagai kepentingan negara maju, salah satunya melalui kesepakatan Agreement on Agriculture (AoA). Petani menjadi pihak yang paling dirugikan karena memiliki sumber kapital yang minim. Perannya tergantikan dan tergerus oleh korporasi-korporasi yang memiliki sumber kapital besar, yang perlahan-lahan membentuk skema monopoli.

Ia menambahkan, salah satu dampak buruk WTO terhadap Indonesia yang baru saja terjadi pada 22 Desember 2016 yaitu WTO telah memenangkan gugatan Amerika Serikat dan Selandia Baru terkait kebijakan perlindungan Indonesia atas produk hortikultura, hewan, dan produk-produknya. Kekalahan dalam kasus gugatan ini akan memengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Jumat, 26 April 2024 - 15:10 WIB

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Sebagai bagian dari ekspansinya di Asia Tenggara, Sports Direct Malaysia, Sdn Bhd ("Frasers Group Asia") – afiliasi dari grup ritel internasional terkemuka Frasers Group plc ("Frasers Group",…

Pengamat hukum Dr. (Cand.) Hardjuno Wiwoho

Jumat, 26 April 2024 - 14:47 WIB

UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran

Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka harus melanjutkan agenda pemberantasan korupsi yang sudah dicanangkan pemerintahan sebelumnya sebagai…

Momentum Hari Bumi, PGE Meneguhkan Komitmen pada Keberlanjutan untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Jumat, 26 April 2024 - 14:30 WIB

Momentum Hari Bumi, PGE Meneguhkan Komitmen pada Keberlanjutan untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Pengembangan energi ramah lingkungan temasuk energy panas bumi tak bisa dipisahkan dari upaya menjaga keberlanjutan di semua aspek bisnis. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi…