ILUNI UI Minta Pemerintah Dorong BUMN Segera Produksi Serum Vaksin Sendiri

Oleh : Herry Barus | Senin, 18 Desember 2017 - 19:04 WIB

Pengurus ILUNI UI pimpinan Arief Budhy Hardono (Foto Ist)
Pengurus ILUNI UI pimpinan Arief Budhy Hardono (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), meminta pemerintah untuk segera mendorong badan-badan usaha milik negara (BUMN) dan daerah (BUMD) ,  memproduksi berbagai serum vaksin termasuk serum anti  Difteri.

Selama ini serum dan vaksin yang digunakan untuk vaksinasi lebih banyak import dari berbagai negara, yang ke halalannya masih diragukan. Selain itu, jika kita masih mengandalkan import, ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat dan ketahanan bangsa.  

“Salah satu penyebab munculnya penyakit difteri adalah belum tuntasnya status halal program imunisasi.  Pemerintah  perlu memastikan kepada industri farmasi agar melakukan sertifikasi halal produk serun dan  vaksin. Jika saat ini belum sempat dilakukan, kemungkinan masih bisa dianggap darurat untuk menyetop perluasan penyebaran bakteri Corynebacterium Diptheriae. Akan tetapi untuk memberikan jaminan keyakinan akan halalnya vaksin,perlu dilakukan sertifikasi halal, bahkan untuk semua produk farmasi. Sulitnya melakukan sertifikasi halal bagi vaksin-vaksi karena serum atau Vaksin yang kita gunakan untuk imunisasi sebagian besar masih import dari negara-negara non Muslim.  Karena itu, salah satu Solusi mengatasi mewabahnya penyakit difteri di masyarakaat saat ini, kami mengusulkan agar pemerintah segera mendorong badan-badan usaha milik negara dan daerah yang bergerak di bidang farmasi memproduksi serum atau vaksin dan produk farmasi lainnya. Sehingga kita bisa mandiri di bidang kesehatan. Tidak bergantung produk vaksin import,” papar Ketua ILUNI UI yang membidangi masalah kesehatan masyarakat, Dr drg Wahyu Sulistiadi Mars, dalam acara diskusi “Tujuh  Solusi  Pencegahan Difteri” yang diadakan di Sekretariat ILUNI UI, Kampus UI Salemba Jakarta Senin (18/12/2017 ). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum  ILUNI UI Arief Budhi Hardono, didampingi para ketua ILUNI UI antara lain  Taufik Jamaan  dan  Eman Sulaeman Nasim serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) ILUNI UI Andre Rahadian.   

Solusi lainnya yang tidak kalah pentingn adalah mengalokasi dana yang lebih besar untuk kesehatan masyarakat. Sudah saatnya sektor kesehatan masyarakat diberikan anggaran yang memadai untuk menginvestasi manusia sehat Indonesia dengan  mencegah penyakit,”kata Wahyu Sulistiadi.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini menilai,  penyebab lain semakin meluasnya wabah difteri ini adalah karena masyarakat juga   panik menghadapi penyakit ini. Masyarakat panik  ketika secara sepihak Badan Penyelanggara Jaminan Kesehatan (BPJS Kesehatan)  menyatakan tidak menanggung biaya perawatan dan penyembuhan anggota masyarakat yang terkena wabah penyakit ini.

Salah satu solusi agar wabah penyakit ini tidak meluas, masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi sekaligus menghentikannya tidak usah panik. Karena itu, ketika BPJS Kesehatan menyatakan tidak menanggung biaya pengobatan dan pewatannya, maka Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus segera mengambil alih biaya pengobatan dan perawatan anggota masyarakat yang menjadi korban dari wabah penyakit ini

Bio Teroris Dahsyat

Lebih lanjut, Wahyu Sulistiadi menyebutkan, penyakit infeksi yang dikomandoi   bakteri Corynebacterium Diptheriae  atau biasa dikenal dengan penyakit Dipteri   bisa menyebabkan kematian pada umat manusia yang mengidapnya. Penyakit  ini  bisa menjadi bio teroris yang  lebih dahsyat dari teroris yang selama ini dikenal.  Bio teroris  ini siap menyerang kapan saja, terutama ketika kondisi lengah.  Jika teroris yang biasa dapat dengan cepat dan tanggap diselesaikan oleh jajaran kepolisian.  Dipteri tidak  mudah diselesaikan berbagai lembaga dan kementrian jika akar permasalahannya tidak diberikan solusi dengan segera.

 “ Penyakit Dipteri ini dalam jangka waktu lama sudah tidak muncul. bahkan hampir dikatakan musnah dari permukaan bumi Indonesia. Akan tetapi  ketika  bangsa  ini  tidak lagi mempedulikan  kesehatan masyarakatnya, penyakit Dipteri ini bisa menghimpun dan menyerang begitu cepat anggota masyarakat kita.  Hingga akhir November 2017 menurut   Kementerian Kesehatan terdapat 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi telah kemasukan bakteri Corynebacterium Diptheriae menjadi kasus difteri. Secara keseluruhan telah  terjadi 622 kasus wabah Dipteri.  32 orang yang menderita Dipteri diantaranya meninggal dunia,” papar Wahyu Sulistiadi.

Menurut Wahyu Sulistiadi,  wabah penyakit dipteri ini telah menusuk ke 11 ibukota propinsi yang ramai penduduknya. Bahkan karena banyaknya anggota masyarakart yang terkena wabah ini, pemerintah dari berbagai propinsi (Pemprop)  telah menyatakannya sebagai kejadian luar biasa. Adapun Pemprop yang yang telah menyatakan daerahnya sebagai kejadian luar biasa penyait dipteri antara lain Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Di tempat yang sama, Ketua Umum ILUNI UI Arief Budhy Hardono menambahkan, sebagai bagian dari komponen bangsa, ILUNI UI  diminta ataupun tanpa diminta akan memberikan beberapa pemikiran masukan kepada pemerintah untuk mengatasi wadah penyakit dipteri agar segera teratasi dan tidak berulang kembali.  Pemikiran tersebut dikemas dalam 7 (tujuh) SOLUSI ILUNI UI mengatasi mewabahnya difteri. Adapun 7 (tujuh) solusi tersebut selain yang sudah dipaparkan Dr Wahyu Sulistiadi adalah   Public Health Emergency . Yakni, Pemerintah perlu cepat dan tanggap mengatasi  darurat kesehatan masyarakat, melalui darurat Difteri. Solusi lainnya adalah Health Promotion and Prevention Disease yakni program kesehatan masyarakat berupa promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:42 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di OCBC Tower, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Bank memperoleh persetujuan atas seluruh mata acara…

Petugas Bank Mandiri mengecek keuangan yang akan ditukarkan ke masyarakat

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:39 WIB

Antisipasi Kebutuhan Nasabah pada Ramadhan & Idul Fitri, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Secara Net sebesar Rp 31,3 Triliun

Bank Mandiri menyiapkan net kebutuhan uang tunai sekitar Rp 31,3 triliun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat selama 30 hari ke depan, yaitu pada 18 Maret –…

Gelar Safari Ramadan, Jamkrindo Lakukan Kegiatan Sosial di Tarakan

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:27 WIB

Gelar Safari Ramadan, Jamkrindo Lakukan Kegiatan Sosial di Tarakan

Dalam rangka Ramadan, sekaligus sebagai rangkaian peringatan HUT ke-54 pada tanggal 1 Juli 2024 mendatang, PT Jamkrindo melakukan kegiatan Safari Ramadan di beberapa daerah. Dalam kegiatan Safari…

Danamon dan Central Park Mall Berkolaborasi Perkuat Ekosistem Finansial

Selasa, 19 Maret 2024 - 07:15 WIB

Danamon dan Central Park Mall Berkolaborasi Perkuat Ekosistem Finansial

Sebagai bagian dari komitmen untuk mengembangkan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) menjadi grup keuangan terkemuka, dengan profitabilitas yang berkelanjutan, Danamon terus melakukan berbagai…

Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Biaya Kuliah Tinggi, Pinjaman Pendidikan Jadi Solusi?', Senin (18/3).

Selasa, 19 Maret 2024 - 07:15 WIB

Wow! Kabar Baik bagi Mahasiswa yang tidak mendapatkan KIP, Pemerintah Bakal Siapkan Pinjaman Lunak Tanpa Bunga

Jakarta, FMB9 - Pemerintah tengah mengkaji pinjaman sangat lunak untuk mahasiswa sebagai solusi pendanaan pendidikan di perguruan tinggi. Masih belum terjangkaunya biaya pendidikan tinggi bagi…