Industri Fintech Jadi Solusi Pendanaan Alternatif Modal Usaha

Oleh : Kormen Barus | Minggu, 17 Desember 2017 - 21:15 WIB

Industri Fintech (images: illusionqueststudios.com)
Industri Fintech (images: illusionqueststudios.com)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Baru 19 persen penduduk Indonesia yang menggunakan bank. Masih ada 81 persennya yang belum bersentuhan dengan bank.

Hadirnya fintech menjadi solusi pendanaan alternatif dalam mendapatkan modal usaha. Jembatan yang mempertemukan pendana dan peminjam secara online ini, biayanya lebih rendah dengan proses lebih cepat.

Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi kemajuan masyarakat, industri maupun pemerintah.

Apalagi dengan kehadiran smartphone yang memudahkan setiap orang untuk mengakses internet secara mobile. Tak mengenal batasan usia, pendidikan, status sosial dan lainnya.

Sejurus dengan perjalanan waktu, internet semakin mudah dijangkau semua kalangan. Tak hanya dinikmati kaum perkotaan, tapi masyarakat desa terpencil sekalipun, sudah mulai terbiasa dengan membaca berita lewat ponsel, pasang status di media sosial face book dan berkicau lewat twiter, istagram.

Teknologi internet telah menjadi kebudayaan dan kebutuhan masyarakat modern saat ini. Menjadi kian ramai dengan hadirnya aktivitas lain yang lebih produktif. Mempromosikan dan menjual produk secara online atau dikenal dengan e-commerce.

Mudah, murah dan cepat memang menjadi pertimbangan utama. Inilah era dimana konsumen kian praktis disuguhi berbagai penawaran saat membuka pintu dunia maya.

Model bisnis e-commerce telah berkembang signifikan. Tidak hanya di sektor ritel atau pasar untuk produk, tetapi juga layanan transportasi, seperti Go-Jek, Uber, Grab, juga layanan keuangan seperti modalku, UangTeman, pinjam, TCASH, Crowde, dan ragam pemain lainnya.

Layanan keuangan ini yang sekarang dikenal dengan istilah Fintech (Financial Technology) dan memang sedang booming.

Salah satu faktor semakin tumbuhnya penggunaan layanan e-money, ialah, ramainya para operator atau penyedia fasilitas ini. Apalagi penggunaannya yang memakai metode sederhana membuat pengguna layanan operator bisa langsung memanfaatkannya.

Hadirnya berbagai start-up fintech di pasar Indonesia memiliki fokus yang berbeda. Seperti Landing platform (peminjaman), payment gateway (alat pembayaran), Peer to Peer Landing, platform perbandingan layanan bank dan asuransi, merupakan beberapa layanan start-up fintech yang sedang tren di Indonesia.

Untuk start-up fintech yang telah berdiri dan menjalankan bisnisnya di Indonesia, antara lain UangTeman, Crowde, Modalku, TCASH, Crowdo, Pinjam, dan sebagainya.

Konsep aplikasi yang mempertemukan pendana dan peminjam secara daring melalui sistem peminjaman, ini, disebut-sebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem perbankan tradisional dengan konsep peer-to-peer (P2P) lending dan urun dana (crowdfunding).

Apalagi di Indonesia, disebut sebut baru 19 persen penduduk yang menggunakan bank. Artinya, masih ada 81 persen dari penduduk Indonesia yang belum menggunakan bank, dan ini dapat menjadi pasar potensial untuk bisnis fintech.

Peneliti Indef, Bhima Yudistria, menyebutkan, transaksi Fintech Indonesia pada 2017, ditaksir mencapai US$ 18,6 miliar atau setara Rp 247,65 triliun. Angka tersebut meningkat 24 persen dari perkiraan tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 15 miliar.

Menurut data statistik, transaksi Fintech Indonesia akan mencapai US$ 37,15 miliar atau setara Rp 494 triliun pada 2021. Total kebutuhan pembiayaan di Indonesia sebesar Rp 1,65 triliun.

Sedangkan yang bisa dikucurkan oleh perbankan hanya Rp 660 triliun. Sehingga masih ada kekurangan pembiayaan sebesar Rp 990 triliun dapat diberikan oleh fintech.

Saat ini terdapat 11 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bankable (mendapat pembiayaan perbankan). Sementara terdpat 49 juta UMKM masih unbankable (belum bisa mendapat pembiayaan dari perbankan).

Banyaknya UMKM yang belum tersentuh perbankan serta geografi wilayah yang berbentuk kepulauan membuat potensi fintech Indonesia masih akan tumbuh.

Survei Bank Indonesia mengungkapkan, kebanyakan modal usaha atau pinjaman UMKM berasal dari modal pribadi atau kerabat karena kendala mengakses dana perbankan.

Tentu sangat disayangkan jika para pelaku UMKM yang masih muda tidak dapat mewujudkan mimpi-mimpinya, hanya karena kendala mengakses dana untuk modal ataupun pengembangan usaha.

Menyadari hal itu, hadirnya fintech sebagai solusi pendanaan alternatif untuk mendapatkan modal usaha dengan biaya yang lebih rendah dan tentunya proses yang lebih sederhana dengan mempertemukan pendana dan peminjam secara online.

Dari sisi keamanan, antara penyedia layanan, pendana, peminjam saling membantu. Keduanya tidak perlu kuatir karena semua peminjam dianalisa, terutama pengukuran tingkat resiko sebelum akhirnya 'lulus' sebagai peminjam.

Memang masih ada sejumlah pertanyaan, seputar kerjasama bisnis fintech dengan industri asuransi, sehingga bisa meminimalisir segala risiko yang akan terjadi, jika suatu saat terjadi gagal bayar.

Memang pemain utama dan besar selalu menjadi pilihan konsumen. Apalagi kalau pelaku fintech besar banyak menawarkan nilai lebih bagi para pendana dan peminjam dengan menyediakan sistem penilaian pinjaman, sistem pembayaran dan teknologi yang mengurangi biaya serta inefisiensi perbankan tradisional.

Semua dilakukan secara daring, jelas dan transparan.

Namun, masih ada yang menjadi batu kerikir bagi pelaku fintech di Indonesia, hingga saat ini belum memiliki peraturan yang secara khusus mengatur pinjaman peer-to-peer.

Tercatat baru 22 fintech telah resmi terdaftar dan mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun baru delapan fintech yang telah melaporkan transaksinya kepada OJK dengan nilai mencapai Rp1 triliun.

Sejauh ini untuk jumlah nasabah yang menerima pinjaman sendiri telah menembus angka 200.000 orang dengan konsentrasi terbesar di Pulau Jawa.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

- PT Energasindo Heksa Karya ("EHK"), Perusahaan distribusi gas Indonesia

Sabtu, 27 April 2024 - 06:46 WIB

Dukung Energi Hijau, Energasindo Heksa Karya, Tripatra, dan Pasir Tengah Berkolaborasi Kembangkan Compressed Bio Methane (“CBM”)

PT Energasindo Heksa Karya ("EHK"), Perusahaan distribusi gas Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh PT. Rukun Raharja, Tbk dan Tokyo Gas, PT Tripatra Engineering ("Tripatra"), anak perusahaan…

Siloam Hospitals

Sabtu, 27 April 2024 - 06:37 WIB

Siloam Hospitals Mempertahankan Pertumbuhan dan Melayani Lebih dari 1 Juta Pasien di Kuartal Pertama 2024

Siloam mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal pertama tahun 2024. Perseroan mengawali tahun 2024 dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan telah melayani lebih dari 1 juta…

Viya Arsa Wireja Head of Communication Panasonic Gobel Indonesia bersama terdampak Gempa Cianjur

Sabtu, 27 April 2024 - 06:36 WIB

Hadirkan Solusi Bagi Masyarakat Terdampak Gempa, Panasonic GOBEL Donasikan Ratusan Solar Lantern

PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) kembali merealisasikan program globalnya untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan, perkembangan dan kesejahteraan masyarakat melalui operasional bisnisnya…

RUPS-LB Transpower

Sabtu, 27 April 2024 - 06:13 WIB

PT Trans Power Marine Bagikan Dividen 63 Persen

Selama tahun 2023, kondisi perekonomian global masih menghadapi tekanan yang cukup signifikan, dihadapkan oleh tingginya tingkat inflasi dan era suku bunga tinggi, yang menyebabkan ketidakpastian…

Ketua MPR RI Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

Sabtu, 27 April 2024 - 04:40 WIB

Ketua MPR RI Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi terselenggaranya Art Jakarta Gardens 2024 di Hutan Kota, Plataran mulai 23-28 April 2028. Menghadirkan berbagai…