Jerman Sarankan Indonesia Hindari Nuklir dan Maksimalkan Panas Bumi

Oleh : Hariyanto | Minggu, 11 Juni 2017 - 11:11 WIB

ITS dan Jerman Bahas Energi Terbarukan (Ist)
ITS dan Jerman Bahas Energi Terbarukan (Ist)

INDUSTRY.co.id , Surabaya - Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg sarankan Indonesia agar tidak​ mengembangkan energi baru terbarukan berjenis nuklir. Hal tersebut, karena di Indonesia masih banyak potensi lain yang bisa diolah.

"Banyak sekali jalan yang bisa dilakukan untuk membuat energi terbarukan selain dari energi nuklir. Semuanya tergantung dari wilayahnya. Seperti Indonesia ini bisa mengandalkan energi panas bumi, jika diteliti dan dimanfaatkan bisa membawa pengaruh besar selama kurun waktu yang lama,” tutur Dubes Michael Freiherr von Ungern-Sternberg, saat melakukan kunjungan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (9/6/2017).

Menurutnya pemerintah Indonesia harus lebih mempertimbangkan aspek keuntungan dan kerugian akibat dampak yang akan timbul saat mengalami kegagalan, sepeti peristiwa di Fukushima akibat kegagalan pengembangannya. Karena, hal tersebut bisa mengubah banyak sekali aspek seperti adanya risiko medis dan kecelakaan.

“Jerman memang sempat mempertimbangkan penggunaan nuklir sebagai energi terbarukan, namun melihat peristiwa Fukushima yang memiliki dampak sangat besar akibat adanya kegagalan dari energi nuklir. Jerman menjadi khawatir. Sehingga dibuat keputusan politik untuk memberhentikan penggunaan nuklir sebagai energi terbarukan,” ujar Michael.

Pria yang juga pernah menjabat sebagai Dubes Jerman untuk Iran ini, melontarkan pernyataan tersebut pada diskusi bersama para pimpinan dan peneliti asal kampus setempat, di ruang rektorat ITS.

Selain itu, dalam lawatannya ke kampus yang baru mengemban status perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) itu, juga membahas sejumlah proyek kerjasama penelitian yang telah dijalinnya​ dengan beberapa universitas di Jerman.

“Orang-orang seringkali berkata terlalu banyak dampak yang akan ditimbulkan, dan sangat butuh banyak waktu untuk memperbaiki suatu negara akibat kegagalan nuklir,” lanjut Michael .

Seperti diketahui, bahwa Indonesia sendiri memiliki 40 persen potensi sumber panas bumi dunia dan merupakan produsen listrik panas bumi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Filipina. "Ini merupakan potensi besar yang bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber energi terbarukan. Karena EBT berbasis nuklir tersbut bisa mengubah banyak aspek. Ditambah lagi adanya risiko medis dan kecelakaan," tandasnya.

Sementara itu, Dr Ing Wolfgang Busse, selaku perwakilan Wismar University di Surabaya, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah melakukan kerjasama penelitian dengan ITS untuk pemberdayaan potensi pulau-pulau terpencil di Indonesia dalam proyek yang bernama Sustainable Island Development Initiatives (SIDI).

“Saat ini yang sudah kami tuju untuk proyek penelitian adalah Pulau Poteran di Madura dan Pulau Maratua, Kalimantan Timur,” paparnya.

Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc, Wakil Rektor ITS Bidang Penelitian, Inovasi dan Kerja Sama, menambahkan bahwa Pulau Poteran dikembangkan untuk memberdayakan sumber daya alam berupa daun kelor yang bisa diekstrak sebagai obat atau pun kebutuhan lainnya, dan Pulau Maratua akan dikembangkan potensinya sebagai tujuan wisata bahari baik untuk wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

"Ke depannya, penelitian untuk pengembangan potensi EBT akan ditujukan ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Dan perencanaan pengembangannya masih akan kami diskusikan lebih lanjut dengan pihak Kementerian Luar Negeri,” jelas Prof Ketut.

Ia berharap, dari hasil kerjasama yang dikembangkan ITS dengan Wismar University maupun pemerintah Jerman ke depannya bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat dan bangsa Indonesia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bekali Diri di Prodi Digital Entrepreneur Cyber University Sekarang!

Jumat, 26 April 2024 - 09:41 WIB

Ingin Sukses Jadi Digitalpreneur, Bekali Diri di Prodi Digital Entrepreneur Cyber University Sekarang!

Cyber University atau Universitas Siber Indonesia dikenal sebagai kampus fintech pertama di Indonesia dengan fokus pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan memiliki kurikulum CLP (Company…

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Jumat, 26 April 2024 - 06:47 WIB

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Grup RS Siloam, National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin School of Medicine, dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menjalin kerjasama strategis untuk memajukan penelitian…

Halalbihalal HPJI, Menteri Basuki Ingatkan untuk Terus Tingkatkan Kualitas Jalan

Jumat, 26 April 2024 - 06:39 WIB

Halalbihalal HPJI, Menteri Basuki Ingatkan untuk Terus Tingkatkan Kualitas Jalan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri agenda halalbihalal Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI) di Jakarta, Kamis (25/4). Hadir mendampingi Menteri…

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Jumat, 26 April 2024 - 05:21 WIB

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla., berkunjung ke Provinsi Bengkulu dalam rangka mengisi Orasi Ilmiah Dies Natalis Universitas Bengkulu ke-42. Kegiatan berlangsung…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Jumat, 26 April 2024 - 05:16 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri acara Silaturrahim Halal Bihalal 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlangsung di Gedung Cendekia Lantai dasar, auditorium KH. A. Azhar Basyir,…