Tirto dan Tempo Melaporkan Peretasan dan Perusakan Situsweb Kepada Polda Metro Jaya, Polisi Segera Ungkap Pelakunya!

Oleh : Kormen Barus | Sabtu, 29 Agustus 2020 - 09:10 WIB

Situs Tempo.co di retas
Situs Tempo.co di retas

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Tempo.co dan Tirto.id, dua media daring yang mengalami peretasan dan perusakan situsweb pada Jumat, 21 Agustus 2020, telah bersama-sama melapor ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada Selasa, 25 Agustus 2020 sekitar pukul 09.00 WIB. Pelaporan dilakukan di SPKT Polda Metro Jaya dan selesai sekitar pukul 11.30 WIB. Pada saat melaporkan, kedua media ini didampingi oleh LBH Pers, YLBHI, dan SAFEnet.

"Sebagaimana orang yang rumahnya dibobol oleh maling, saya merasa Tirto.id yang tercatat adalah milik saya, telah diobrak-abrik oleh maling dan sebagaimana warga negara yang baik, saya melaporkan ke kepolisian untuk segera mengusut dan menemukan siapa pelaku kriminal yang sudah masuk ke Tirto.id dan merusak artikel-artikel yang ada di dalamnya," ujar Atmaji Sapto Anggoro selaku pemimpin redaksi Tirto.id sebelum dipanggil oleh petugas SPKT PMJ.

Sapto Anggoro dipanggil pertama untuk didengar laporannya. Laporan Tirto.id telah terdaftar dengan Nomor Laporan LP/5.035/VIII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ Sapto Anggoro melaporkan kepada polisi bahwa ada yang meretas akun email editor Tirto.id, lalu masuk ke sistem manajemen konten dan menghapus 7 artikel Tirto.id, termasuk artikel yang kritis tentang klaim obat corona.

Sapto didampingi oleh penasihat hukum menduga bahwa pelaku telah melanggar aturan hukum yang telah diatur dalam Pasal 18 Ayat (1) UU Pers, yang tertulis orang yang menghambat dan menghalangi kerja wartawan dapat dipidana. Bunyi lengkap pasal tersebut sebagai berikut: "Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tabun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)."

Selain itu dalam laporan juga disebutkan ada dugaan pelanggaran pidana sesuai pasal 32 ayat 1 UU ITE yang berbunyi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik."

Adapun hukuman untuk pelanggar Pasal 32 ayat 1 dijelaskan pada Pasal 48. Bunyinya, "Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)".

Sedangkan pelaporan Tempo.co dilakukan oleh Setri Yasra selaku Chief Editor Tempo.co. Ia dipanggil tidak lama menyusul Tirto.id dan saat ini telah terdaftar dengan Nomor Laporan LP/5037/VIII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ

Dalam pengaduannya, Setri Yasra melaporkan bahwa situs Tempo.co tidak bisa diakses sejak 21 Agustus 2020 pull 00.00 WIB dan kemudian peretas merusak tampilan halaman Tempo.co dan muncul tulisan "Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Indonesia, Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok." Laporan disertai dengan keterangan kronologi yang dialami oleh Tempo. Atas kejadian ini, Tempo mengalami kerugian imaterial dan material dan karena itu melaporkan ke polisi atas dugaan adanya tindak pelanggaran hukum berdasar pasal 18 ayat 1 UU Pers dan pasal 32 ayat 1 UU ITE.

Pelaporan ke kepolisian berjalan lancar dan selesai sekitar pukul 11.30 WIB. Direktur LBH Pers Ade Wahyudin, SHI selaku salah satu penasihat hukum bagi kedua media menyatakan bahwa pelaporan ini adalah langkah awal dari upaya mengungkap siapa pelaku peretasan dan menegakkan hukum secara adil untuk melindungi kebebasan pers di Indonesia.

"Dengan pengaduan ke polisi harı ini, kami berharap kepolisian bisa bergerak cepat melakukan penyelidikan, menelusuri bukti-bukti untuk menemukan dan sekaligus memproses hukum pelaku kriminal yang telah meretas dan merusak media-media ini.

Sekalipun hari ini hanya ada dua media yang hadir melaporkan, tetapi sebenarnya yang mengalami peretasan dan perusakan lebih dari ini dan itu belum menghitung jumlah jurnalis, aktivis, yang karena kritis dan vokal harus mengalami peretasan, doxing, dan hingga ancaman yang merusak sendi-sendi demokrasi dan kebebasan pers. Oleh karena itu, kami ingin kepolisian serius menanggapi laporan klien kami untuk membuktikan bahwa Negara hadir melindungi hak-hak warganya!" pungkas Ade Wahyudin.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sharia Insurance Convention and Award

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:41 WIB

Prudential Syariah Borong 6 Penghargaan di SICA 2025

Tenaga pemasar Prudential Syariah raih prestasi membanggakan dengan memborong enam penghargaan bergengsi dalam ajang Sharia Insurance Convention and Awards (SICA) 2025 yang diselenggarakan oleh…

BRI Insurance Bayarkan Klaim Asuransi Kebakaran Rp.1 M di Manna, Bengkulu Selatan

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:36 WIB

BRI Insurance Bayarkan Klaim Asuransi Kebakaran Rp.1 M di Manna, Bengkulu Selatan

PT BRI Asuransi Indonesia atau yang dikenal dengan BRI Insurance (BRINS) membayarkan klaim asuransi kebakaran kepada tertanggung atas nama Tri Mulyono sebesar Rp 1.024.461.023 atas musibah kebakaran…

Talenta Muda BRI

Rabu, 13 Agustus 2025 - 14:45 WIB

BRI Buka Rekrutmen BFLP 2025: Level Up Karier Kamu, Sesuai Passion!

Pada bulan kemerdekaan ini, BRI memberikan kabar baik yaitu dibukanya kembali program BRILiaN Future Leader Program (BFLP) 2025, mulai tanggal 12 Agustus 2025. Ini bukan program rekrutmen biasa,…

Ilustrasi AI

Rabu, 13 Agustus 2025 - 12:46 WIB

Cloudera Data Services Hadirkan Private AI di Pusat Data

Cloudera, perusahaan yang menjalankan AI di data di mana pun, telah mengumumkan peluncuran versi terbaru Cloudera Data Services. Pembaruan ini membawa kemampuan Private AI ke lingkungan on…

Kawasan Jakarta

Rabu, 13 Agustus 2025 - 11:48 WIB

Sektor Perkantoran di CBD Jakarta Tunjukkan Ketahanan di Tengah Sikap Investasi yang Berhati-hati

Pandangan umum terhadap pasar masih bersifat hati-hati, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang moderat. Selama kondisi ekonomi belum sepenuhnya mendukung iklim investasi, banyak perusahaan…