Prof Dwi Andreas Santosa: Petani Kecil di Lahan Gambut Potensial Jaga Ketahanan Pangan Indonesia

Oleh : Krishna Anindyo | Kamis, 11 Juni 2020 - 11:45 WIB

Pertanian Pangan di Lahan Gambut
Pertanian Pangan di Lahan Gambut

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Area lahan gambut terdegradasi, terbuka, terlantar yang dialihfungsikan menjadi lahan produktif untuk pertanian, perikanan dan peternakan oleh para petani kecil. mereka memainkan peran penting terhadap masa depan ketahanan pangan Indonesia. Pandemi COVID-19 membuka diskursus tentang ketahanan pangan Indonesia, terutama beras, di masa krisis pandemi maupun di masa yang akan datang.

“Sejak dua tahun terakhir, provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat yang merupakan provinsi produsen utama beras secara nasional mengalami penurunan jumlah produksi,” ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dwi Andreas Santosa melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Industry.co.id pada Kamis (11/6/2020).

Produksi beras di Indonesia pada 2019 lebih rendah dibanding 2018, penurunan ini juga diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini saat Indonesia juga menghadapi pandemi COVID-19.

Pada Mei 2020, Pemerintah mencetuskan gagasan intesifikasi dan revitalisasi sawah di lahan gambut dan lahan basah Kalimantan Tengah untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.

Dalam diskusi online yang dilaksanakan oleh Badan Restorasi Gambut bertajuk “Pertanian Pangan di Lahan Gambut: Menjawab Tantangan Krisis Ekologi Ketahanan Pangan dan Kesehatan” pada 20 April 2020, Prof. Dwi Andreas Santosa menyatakan tantangan dalam mewujudkan pelaksanaan agroindustri untuk memperkuat  ketahanan pangan Indonesia tidak hanya semata pada isu lingkungan, namun juga keterbatasan para petani dalam memasok produk dalam kuantitas besar.

“Kedaulatan petani kecil atas pangan atau food sovereignty merupakan komponen penting karena ketahanan pangan jangka panjang tergantung pada mereka yang memproduksi bahan pangan. Kedaulatan Pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal,” tutur Prof. Dwi Andreas.

Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Artinya, kedaulatan pangan sangat menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada.

Badan Restorasi Gambut, sejak awal berdiri, melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan potensi petani di lahan gambut. BRG mengajak petani memanfaatkan lahan gambut terdegradasi, terbuka, terlantar menjadi lahan produktif. Selain bisa meningkatkan fungsi ekonomis, pemanfaatan lahan gambut yang sudah terbuka ini bisa mengurangi resiko kebakaran di musim kemarau.

Bekerja erat dengan petani lokal, BRG mempraktekkan budidaya di lahan gambut tipis ini di lebih dari 300 desa di Sumatera dan Kalimantan dengan menanam padi, nanas, talas, sagu, serta juga peternakan, dan perikanan. Masyarakat pun sudah terbiasa mengkonsumsi hasil budidaya di lahan gambut tersebut. Berdasarkan kajian yang dilakukan Kementerian Pertanian dan BRG, setidaknya ada 14 komoditas untuk bisa ditanami di gambut.

Pertanian yang dilaksanakan di lahan gambut mengikuti sistem climate smart agriculture, yang meminimalisir dampak negatif pada tanah gambut. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah dengan memberikan edukasi Sekolah Lapang kepada petani untuk pemanfaatan lahan tanpa bakar dan penggunaan pupuk alami di tanah gambut yang asam dan peningkatan unsur hara alami tanah agar siap dimanfaatkan.

BRG juga terus mempopulerkan paludiculture, atau pertanian di lahan gambut atau lahan dengan air tergenang, kepada para petani lokal di lahan gambut menggunakan dua prinsip yaitu: a) mempertahankan dan memfasilitasi pembentukan gambut dengan tidak mengkonversi lahan gambut yang fungsi lindung dan; b) penggunaan spesies asli dengan lebih produktif untuk peningkatan ekonomi penduduk dan cadangan karbon.

Paludiculture yang dilaksanakan menghasilkan beberapa komoditas khas lahan gambut seperti padi rawa; ternak; perikanan “beje”; sagu; eco-tourism dan industry turunan. Paludiculture dinilai sebagai sistem pertanian yang sesuai dengan pemeliharaan ekosistem lahan gambut serta dapat memanfaatkan diversifikasi pangan menggunakan spesies asli lahan gambut.

Paludiculture juga memberikan kontribusi untuk sumber penghasilan petani dan menekan kerusakan gambut dari kebakaran.

“Upaya pelatihan petani krusial dalam proses restorasi ekosistem gambut Indonesia, dengan harapan petani memiliki kecukupan informasi untuk peningkatan produktivitas sambil menjaga ekosistem gambut tetap baik. Dengan pelatihan petani diharapkan pemanfaatan potensi ekosistem gambut menghasilkan berbagai macam sumber pangan yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa depan,” ujar Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead.

Namun sebelum sampai ke titik para petani kecil di lahan gambut memiliki kedaulatan untuk dapat memproduksi mandiri kebutuhan pangannya dan bahkan menjadikannya komoditas ekonomi potensial, terdapat berbagai tugas restorasi ekosistem gambut yang perlu dilaksanakan oleh seluruh pihak terkait.

Proses penggarapan lahan gambut secara berkelanjutan dinilai mahal sehingga petani yang tidak punya kekuatan modal dan tenaga yang cukup akan kesulitan untuk meningkatkan produktivitas. Karena itu dibutuhkan sinergi antara petani, pemerintah dan swasta dalam mengoptimalkan lahan gambut untuk kegiatan pertanian ini.

Dari faktor ekologis dan hidrologis, pihak terkait perlu menjaga tata kelola air gambut sehingga produktivitas pertanian dapat dipertahankan di musim kemarau. Ini tak terlepas dari fungsi kubah gambut sebagai penyimpan air.

Kebakaran hutan dan lahan yang disengaja juga perlu ditindak tegas oleh pihak berwenang agar kegiatan ini tidak berulang dan menghindari kerugian para petani terdampak.

“Pemerintah akan memastikan infrastruktur pertanian di lahan basah termasuk lahan gambut dikelola dengan baik, sehingga petani dapat menjalankan perannya sebagai motor penggerak kebutuhan pangan bangsa Indonesia di masa yang akan datang,” tutup Nazir.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…

Model Kecantikan

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:25 WIB

Penuhi Segala Persiapan Dalam Menyambut Hari Raya Kemenangan bersama Shopee Big Ramadan Sale

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Kemenangan, selain mempersiapkan aspek dari dalam diri, terdapat berbagai persiapan lain yang kerapdilakukan untuk merayakan…

Bank Danamon

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:19 WIB

Danamon Umumkan Jadwal Operasional dan Layanan Pendukung bagi Nasabah Menyambut Libur Panjang Idulfitri 1445 Hijriah

Menjelang periode libur Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) mengumumkan jadwal operasional sejumlah kantor cabang dan layanan pendukung bagi kebutuhan…