Ekspor Furnitur dan Kerajinan Loyo, HIMKI Desak pemerintah Benahi Regulasi

Oleh : Ridwan | Kamis, 31 Oktober 2019 - 07:05 WIB

Ilustrasi Produk Furniture (ist)
Ilustrasi Produk Furniture (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendesak pemerintah untuk segera membenahi regulasi yang menghambat ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia. 

"Setidaknya saat ini kurang lebih ada 48 ribu regulasi yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Ini yang harus segera dibenahi," kata Sekretaris Jenderal HIMKI Abdul Sobur di Jakarta (30/10).

Dijelaskan Sobur, sebenarnya sudah ada program deregulasi yang digagas oleh Bapak Darmin Nasution yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kordinator Bidang Perekonomian. Namun, implementasinya di lapangan masih belum terasa. "Kami dilapangan masih merasakan banyak hambatan, salah satu contohnya yaitu kebijakan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)," jelasnya.

Menurut Sobur, kebijakan SVLK tidak perlu dilakukan di industri hilirnya, jika di industri hulunya sudah legal. "Kebijakan SVLK itu cukup di hulunya saja, bahwa industri furnitur membeli kayu dari pihak yang legal, itu sudah cukup. Jadi di hilir tidak perlu lagi kebijakan SVLK," ungkap Sobur.

Lebih lanjut, Sobur mnegatakan, dalam Rapat Terbatas (Ratas) kemarin yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo telah menyetujui bahwa kebijakan SVLK tidak berlaku di industri hilir. "kalau Presiden yang perintahkan seharusnya dilaksanakan, karena Presiden merupakan otoritas tertinggi di negara kita (Indonesia)," terangnya.

Dikatakan Sobur, jika pemerintah ingin mengurangi defisit neraca perdagangan harus segera membenahi regulasi yang dapat menghambat ekspor produk industri nasional. 

Seperti diketahui, ekspor Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Vietnam. Pada tahun 2018, ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia hanya USD 13 miliar, masih kalah jauh dibandingkan dengan Vietnam yang mencapai USD 38 miliar. Untuk tahun yang sama, ekspor furnitur Vietnam mencapai USD 8,5 miliar, sedangkan Indonesia hanya USD 1,7 miliar. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ditjen PKH Kementan kordinasi cegah virus dampak kematian Kerbau

Sabtu, 20 April 2024 - 15:46 WIB

Kementan Sigap Tangani Kasus Kematian Ternak Kerbau Pampangan di Sumsel

Beberapa waktu lalu telah terjadi kasus kematian ternak kerbau pampangan di sejumlah wilayah Sumatera Selatan. Kasus ini tercatat mulai tanggal 15 Maret hingga 6 April 2024, terutama di Desa…

BNI apresiasi Thomas dan Uber Cup

Sabtu, 20 April 2024 - 13:52 WIB

Indonesia Juara di All England dan BAC, BNI Apresiasi dan Dukung Tim Thomas & Uber Cup

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi gemilang para atlet bulu tangkis Indonesia dalam dua turnamen bergengsi, All England 2024…

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…