Enam Tanda-Tanda Anak Menderita Gejala Diabetas

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 03 November 2018 - 12:40 WIB

DR dr Aman Bhakti Pulungan Sp(A(K) Ketum IDAI (Foto Industry.co.id)
DR dr Aman Bhakti Pulungan Sp(A(K) Ketum IDAI (Foto Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.

Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Pada umumnya, DM dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. DM tipe-1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, sementara DM tipe-2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.

Seringkali DM dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Namun demikian, DM juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe-1. Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun. Jumlah kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.

Sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1213 kasus DM tipe-1, paling banyak didapatkan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Pengumpulan data jumlah kasus DM tipe-2 pada anak masih belum secara luas dilakukan. Jumlah pasien dengan DM tipe-2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tercatat 5 pasien sejak tahun 2014 sampai 2018.

Penyebab DM tipe-1 adalah interaksi dari banyak faktor antara lain, kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel β pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses DM tipe-1 belum diketahui. Berbeda dengan DM tipe-1, DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat/tidak seimbang, serta merokok. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 yaitu sebesar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8% menderita obesitas.

DR dr Aman Bhakti Pulungan Sp(A(K) Ketum IDAI, belum lama ini mengungkapan  mengungkapkan  gejala-gejala yang perlu diwaspadai jika anak menderita DM :

  1. Banyak makan

Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi;

  1. Banyak minum

Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi;

  1. Banyak kencing dan mengompol

Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

  1. Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis

Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut;

  1. Kelelahan dan mudah marah

Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa lelah. Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung;

  1. Tanda kedaruratan lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau keton.

DM tipe-1 tidak dapat dicegah dan siapapun dapat mengalaminya. Di Indonesia, DM tipe-1 pertama kali didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan 403 kasus, kemudian kelompok usia 5-9 tahun dengan 275 kasus, kelompok usia kurang dari 5 tahun dengan 146 kasus, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun dengan 25 kasus.

Berbeda halnya dengan DM tipe-1, DM tipe-2 pada anak biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih tua. Pada DM tipe-2, sering disertai dengan adanya kulit menjadi lebih gelap. Resistensi insulin atau gangguan pada kerja insulin dapat menyebabkan beberapa area kulit anak berubah menjadi lebih gelap, seperti ketiak dan leher.

Karena peningkatan DM tipe-2 diketahui dipengaruhi oleh obesitas, pencegahan dilakukan dengan dengan menerapkan gaya hidup sehat sebagai berikut :

  • Mempertahankan berat badan ideal. Jika anak memiliki berat badan berlebih, maka upayakan untuk menguranginya sekitar 5-10% untuk mengurangi risiko. Diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe-2.
  • Perbanyak makan buah dan sayur. Dengan mengonsumsi berbagai macam buah dan sayur setiap hari, maka risiko DM tipe-2 dapat berkurang.
  • Kurangi minum minuman manis dan bersoda.
  • Aktif berolahraga. Upayakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit dalam sehari untuk mencapai berat badan ideal dan menekan tingginya risiko DM tipe-2. Selain itu berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.
  • Batasi waktu penggunaan gadget.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 - 21:55 WIB

Peringatan Hari Kartini: Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Kartini Srikandi BUMN Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Smart Investment 2024 Year of The Dragon”. Acara yang digelar secara daring, akhir…

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

Serah terima program beasiswa anak perusahaan MMSGI, MHU kepada mahasiswa Universitas Kutai Kertanegara Tenggarong.

Kamis, 02 Mei 2024 - 18:50 WIB

Hari Pendidikan Nasional, MMSGI Terus Tunjukkan Komitmennya Ciptakan Pendidikan Inklusif di Indonesia

MMSGI tunjukkan komitmennya pada dunia pendidikan Indonesia lewat serangkaian program CSR untuk pendidikan tinggi maupun pendidikan dasar menuju Indonesia Emas 2045.