Harga CPO Diprediksi Masih Tertekan Penguatan Kurs Ringgit

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 18 Januari 2018 - 12:22 WIB

Kebun Kelapa Sawit (Ist)
Kebun Kelapa Sawit (Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berpotensi tertekan pada perdagangan Kamis (18/01/2018) menyusul penguatan kurs ringgit Malaysia (RM) serta penurunan permintaan CPO.

Harga CPO untuk pengiriman April 2018 di Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 1,2% ke posisi RM2.487 per ton. Sebelumnya harga CPO Malaysia tersebut sempat anjlok ke level terendah RM2.471 per ton pada 26 Desember 2017.

Harga CPO mengalami penurunan pada perdagangan hari ini karena penurunan permintaan. Kondisi itu mengakibatkan cadangan CPO Malaysia hingga kini tetap tinggi.

Menurut Faisyal, analis pasar derivatif PT Monex Investindo Futures, penurunan harga CPO saat ini diupayakan agar tidak menyentuh level RM2.450 per ton. Pasalnya, jika level tersebut sudah tertembus, maka harga CPO akan terus meluncur turun ke posisi RM2.410 per ton.

“Akan tetapi, jika harga CPO dapat bergerak setahap-demi setahap hingga mencapai RM2.500 per ton, maka harga CPO selanjutnya diperkirakan dapat menyentuh RM2.535 per ton,” papar Faisyal di Jakarta, Kamis (18/01/18).

Faisyal juga berpendapat, penguatan Ringgit berpotensi memangkas permintaan sehingga kondisi itu memposisikan CPO menjadi tidak berada di level yang kompetitif lagi. Penguatan Ringgit tersebut mengakibatkan harga minyak nabati tersebut menjadi mahal bagi pemilik mata uang lainnya.

Pada pukul 11:35 WIB, kurs ringgit Malaysia menguat 0,1% ke posisi 3.958 per dolar AS..

Sementara itu, cadangan CPO Malaysia naik menjadi 2,7 juta ton per akhir Desember 2017, naik 7% dibandingkan bulan sebelumnya seiring dengan melemahnya permintaan. Itu adalah total cadangan CPO tertinggi Malaysia sepanjang lebih dari dua tahun terakhir.

Perusahaan kargo Intertek Testing Services melaporkan bahwa ekspor Malaysia terpangkas 7,4% pada pertengahan Januari 2018 ini dibandingkan pertengahan bulan sebelumnya. Sementara itu, Generale de Surveillance juga melaporkan terjadinya penurunan tersebut sebesar 2,8%.

“Sementara itu, sentimen negatif lainnya yang membebani harga CPO adalah munculnya kecemasan di pasar menjelasng voting pembatasan impor minyak sawit yang dilakukan Uni Eropa,” pungkas Faisyal. (Abraham Sihombing)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

56% Perempuan Pemilik UKM di Indonesia Mengalami Peningkatan Pendapatan Sejak Menerima Pembayaran Digital

Jumat, 03 Mei 2024 - 17:35 WIB

56% Perempuan Pemilik UKM di Indonesia Mengalami Peningkatan Pendapatan Sejak Menerima Pembayaran Digital

Visa, pemimpin global dalam pembayaran digital, melakukan survei terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia . Temuan menunjukkan bahwa 54% UKM yang dipimpin oleh perempuan dan 48%…

Alfarisi Arifin, Direktur Utama Karubi Maru dan Enomoto Okuto, Kepala Koki Karubi Maru pada Pembukaan Gerai Kedua Karubi Maru Di Botani Square Mall Bogor

Jumat, 03 Mei 2024 - 14:15 WIB

Gandeng Koki Asli Jepang Karubi Maru Berikan Pengalaman Menyantap Yakiniku Dalam Jyubako

Hadirkan pengalaman baru dalam menyantap yakiniku di dalam kemasan Jyubako atau yang lebih dikenal dengan bento box Karubi Maru buka gerai keduanya di Botani Square Mall Bogor.

HINT Metaverse Eau de Perfume

Jumat, 03 Mei 2024 - 14:02 WIB

Kolaborasi HINT Dengan AI Technology Ciptakan Parfum Aroma Futuristik

HINT, brand parfum lokal yang menghadirkan inovasi parfum yang unik dan diinfus dengan teknologinya, kembali hadir dengan mengembangkan teknologi teranyar dengan menciptakan varian parfum terbaru, …

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 03 Mei 2024 - 13:32 WIB

Perjuangkan HGBT untuk Seluruh Sektor Industri, Menperin Agus Kirimi Kementerian ESDM Surat Evaluasi

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan, pihaknya bertekad untuk terus memperjuangkan agar kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dapat dinikmati oleh seluruh sektor…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 03 Mei 2024 - 13:28 WIB

Ekspansif Selama 32 Bulan, Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat Dan Solid

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…