Orasi Ilmiah di UMMI, Menteri Teten Tekankan Pentingnya Bangun Industri UMKM Berbasis Keunggulan Domestik

Oleh : Ridwan | Kamis, 13 Juni 2024 - 17:13 WIB

MenKopUKM Teten Masduki
MenKopUKM Teten Masduki

INDUSTRY.co.id - Sukabumi - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya membangun industri UMKM berbasis keunggulan domestik, serta mengolah sumber daya alam hasil perkebunan dan pertanian sebagai fondasi industri nasional ke depan.

"Kita harus membangun pabrik-pabrik skala kecil dan menengah berbasis bahan baku dan keunggulan domestik yang dimiliki," kata MenKopUKM, Teten Masduki, saat Orasi Ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dalam agenda Milad ke-21 di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (13/6).

Tujuannya adalah untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas. Karena menurut Menteri Teten, saat ini tidak lagi mungkin untuk mengundang manufaktur dari luar yang padat karya, di mana keunggulan komparatif antar negara sudah relatif hampir sama.

"Dan ini juga sudah menjadi sunset industry," ungkapnya.

Contoh konkret, kata Menteri Teten, Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia tapi ekspornya masih sebatas CPO dan minyak goreng. Sementara perusahaan besar seperti Unilever bisa memanfaatkan sawit ini menjadi bahan baku bagi puluhan produknya.

Menteri Teten merujuk program industri parfum di Prancis, dimana 95 persen bahan bakunya berasal dari Indonedia. Begitu juga dengan industri kecantikan Korsel.

"Yang paling banyak dicari anak-anak muda seluruh dunia adalah skincare. Salah satu produsen terbesar skincare dunia adalah Korsel," kata MenKopUKM.

Di Korsel, kata Menteri Teten, pabrik cenderung kecil dan semua bahan bakunya (36 jenis) ada di Indonesia. Misalnya, ekstrak lidah buaya, ekstrak buah alpukat, dan ekstrak-ekstrak herbal lainnya.

"Kita kaya. Tapi, kenapa tidak kita olah sendiri sumber daya alam kita ini, minimal menjadi bahan setengah jadi sehingga bisa mensuplai industri nasional dan global," ucapnya.

Untuk itu, kata Menteri Teten, KemenKopUKM mempunyai program strategis membangun banyak Factory Sharing dengan biaya Rp10 miliar hingga Rp20 miliar untuk mengolah aneka sumber daya yang dimiliki Indonesia.

"Kita di ASEAN sangat kuat di sektor agriculture dan aquaculture. Kita kaya udang, ikan, dan lobster. Fokus saja kesitu," kata MenKopUKM.

Dicontohkan lagi, pendapatan utama Norwegia kini bukan lagi dari sektor migas, melainkan dari budidaya ikan salmon. 

"Mereka melakukan riset ikan salmon dengan sangat serius. Mereka studi pakan, hingga jaring terapung yang cocok dengan wilayah laut Norwegia. Dan itu sudah ditiru Vietnam untuk mengembangkan ikan baramundi (kakap putih)," tutur MenKopUKM.

"Sukabumi kaya akan ikan kakap putih. Kenapa Vietnam kembangkan itu, karena baramundi bakal menjadi pengganti salmon di tengah iklim global warming," tambahnya.

Meski harus memiliki ekonomi baru, namun Menteri Teten tidak melihat itu di sektor ekonomi digital (e-commerce). Dicontohkan di China, ekonomi digital sudah menjadi ekonomi baru mengalahkan Amerika dengan kontribusi 41% terhadap GDP. Tak heran bila ekonomi digital mereka banyak masuk ke Indonesia.

Bahkan, MenKopUKM mewanti-wanti adanya platform e-commerce baru bernama Temu, yang terhubung langsung dari ratusan pabrik ke konsumen.

"Bakal banyak lapangan kerja di sektor distribusi akan hilang. Dan pasti produknya sangat murah, kita tidak mungkin bisa bersaing," tegasnya.

Menteri Teten mengaku, pihaknya sedang melirik anak-anak muda dari berbagai kampus, untuk dikembangkan inkubator-inkubator bisnis dengan menyiapkan anak-anak muda yang mempunyai ide agar dierami, ditetaskan, dan dibesarkan. "Dengan begitu, kita bisa menciptakan enterpreneur baru," imbuh Menteri Teten.

Di Indonesia, terdapat sekitar 2600 startup, yang juga menjadi negara dengan jumlah startup terbesar keenam di dunia.

"Dulu tidak terarah, semua berkerumun ke e-commerce, tapi tidak menggunakan AI dan IoT di sektor produksi. Contoh Korea, sudah menggunakan IoT (mesin otomatis yang terkoneksi ke semua proses industri) dengan tenaga kerja minimalis," ujar MenkopUKM.

Menteri Teten mengatakan, para startup ini akan diinkubasi dan diarahkan ke sektor produksi dengan aplikasi digital. 

"Kami juga melakukan business matching untuk mereka. Kami perkuat di sektor agriculture dan aquaculture," kata MenkopUKM.

Dirinya berharap, di kampus harus sudah fokus mencetak sarjana yang mampu mengolah sumber daya alam, hasil perkebunan dan pertanian, untuk kemudian menjadi industri yang sangat potensial.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UMMI Dr Reny Sukmawani menjelaskan bahwa UMMI telah mencapai usia yang matang dan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat Sukabumi. 

"Kami bangga dengan pencapaian yang telah diraih dan kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di kampus ini," kata Reny.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, UMMI optimistis dapat terus berinovasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat Sukabumi, serta menjadi kampus yang unggul dan bereputasi.

"Kami juga sudah meluncurkan program Satu Desa Satu Sarjana, salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam UKM dan pendampingan koperasi," ujar Reny.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

BRI menjadi Official Mobile Banking Partner pada ajang tahunan Urban Sneaker Society (USS) 2024

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 12:39 WIB

USS 2024 presented by BRImo: Kolaborasi Fashion dan Lifestyle, Dukungan BRI Dorong Kreativitas Generasi Muda

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat komitmennya dalam mendukung perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Terbaru, BRI menjadi Official Mobile Banking Partner pada…

Penerima bantuan Gerobak Kuliner SIG pada acara Serah Terima Bantuan di Desa Rejosari, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada Jumat (18/10/2024).

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 09:28 WIB

Dorong Peningkatan Ekonomi Pedesaan, SIG Bantu Pengembangan Usaha Mikro dan Infrastruktur Pertanian di Kabupaten Gresik dan Lamongan

Jakarta– PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui program TJSL kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan melalui…

Koordinator Pengawasan Kawasan Industri dan Perumahan BPKP Joko Sutrisno selaku Ketua Tim Assessment (paling kiri), SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza (kedua dari kiri), VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto (kedua dari kanan), dan PGS SVP Risk Management Telkom Rini Fitriani (paling kanan)

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 09:04 WIB

Telkom Perkuat Praktik Keberlanjutan, Skor ESG Meningkat Signifikan hingga Raih Predikat Sangat Baik

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil mencapai peningkatan signifikan dalam penilaian ESG (Environmental, Social, and Governance) yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan…

Hewan ternak

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 06:39 WIB

Wabah SE di Bengkulu, Kementan Tingkatkan Upaya Pengendalian dan Pencegahan

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengintensifkan langkah pengendalian terhadap kasus penyakit Septicaemia Epizootica (SE), yang juga dikenal sebagai penyakit sapi ngorok, di Provinsi Bengkulu.…

LPPNU bersama BPDPKS serta GAPKI dan Ketua Umum PBNU resmikan Sawit masuk Pesantren

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 06:21 WIB

LPPNU Luncurkan Program Sawit Goes to Pesantren

Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) menyelenggarakan kegiatan Launching Program Sawit Goes to Pesantren untuk mengedukasi santri dan warga Nahdliyin terkait manfaat serta…