Kartu Kuning FIFA untuk Indonesia: Erick Thohir Harus Memilih Jadi Ketua Umum PSSI atau Menteri BUMN!

Oleh : Abi Hasantoso | Jumat, 07 April 2023 - 11:05 WIB

Abi Hasantoso
Abi Hasantoso

INDUSTRY.co.id - Setelah pekan lalu gagal melobi FIFA di Doha (Qatar) terkait masalah pembatalan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U20 2023, pekan ini Ketua Umum PSSI dan Menteri BUMN Erick Thohir kembali melobi FIFA lagi di markas besarnya di Zurich (Swiss) terkait sanksi yang akan dijatuhkan FIFA.

Hasilnya Indonesia tidak mendapatkan sanksi berat atau “banned” dari FIFA. Indonesia masih bisa ikut berbagai kejuaraan internasional dan memutar kompetisi liga (lokal) nasional. Indonesia, kata Erick Thohir, cuma dapat “kartu kuning”. Cuma dihukum sanksi administrasi. Seperti yang tertulis dalam unggahan Instagram @erickthohir pada Kamis (6/4) malam.

Sanksi “Kartu Kuning FIFA” ini harus kita ingat bukan sebuah prestasi. Sekali lagi, “Kartu Kuning FIFA” ini bukan lah sebuah prestasi, apalagi Prestasi Tinggi Garuda Emas.

“Kartu Kuning FIFA” ini merupakan semacam permintaan keringanan hukuman dari FIFA. Kita berharap belas kasihan FIFA untuk tidak menyebut lobi itu sebagai bentuk mengemis kepada FIFA. Kita minta-minta kepada FIFA supaya tidak di-“banned” dari seluruh kegiatan sepakbola seperti yang sudah terjadi pada tahun 2015 lalu.

Seperti kita tahu ukuran prestasi tertinggi organisasi/federasi sepakbola di seluruh negara di dunia adalah: Juara Piala Dunia FIFA!

Apakah Indonesia sudah pernah jadi Juara Piala Dunia FIFA?

Jawabannya belum pernah sama sekali!

Apakah Indonesia (ketika sudah jadi negara merdeka) pernah lolos ke putaran final Piala Dunia FIFA?

Jawabannya sama: belum pernah sama sekali!

Kita semua tahu untuk level kawasan Asia (Piala Asia AFC) dan bahkan level terendah Asia Tenggara (Piala ASEAN AFF) saja sampai detik ini Tim Nasional Sepakbola Indonesia TIDAK PERNAH JUARA!

Prestasi Tertinggi Tim Nasional Sepakbola Indonesia terjadi sudah sangat lama sekali pada 32 (tigapuluh dua) tahun yang lalu. Itu pun bukan jadi juara untuk kejuaraan tunggal sepakbola melainkan pesta olahraga berbagai cabang olahraga di Asia Tenggara, SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Saat itu di bawah komando Tim Manajer I.G.K. Manila, seorang tentara yang menerapkan disiplin militer selama pemusatan latihan nasional, Tim Nasional Sepakbola Indonesia berhasil meraih juara di cabang olahraga sepakbola SEA Games 1991 dan mempersembahkan satu Medali Emas untuk Kontingen Indonesia.

Prestasi Medali Emas SEA Games 1991 tidak pernah bisa diulangi lagi oleh Tim Nasional Sepakbola Indonesia sampai saat ini!

Harus diakui sepakbola Indonesia cuma jalan di tempat. Tidak ada kemajuan yang berarti sama sekali. Tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan lagi untuk Tim Nasional Sepakbola Indonesia karena tak ada satu pun gelar juara yang dapat dipersembahkan. Untuk level terendah di kawasan Asia Tenggara, Piala ASEAN AFF atau SEA Games, Indonesia cuma mentok sampai babak perempatfinal, semifinal, dan final saja. Tidak pernah bisa jadi juara.

Saat ini level sepakbola Indonesia tiga level di bawah level sepakbola kelas dunia. Bahkan untuk di kawasan terendah Asia Tenggara sekarang Indonesia jauh di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Tim Nasional Sepakbola Indonesia hanya dapat bersaing dengan Filipina, Myanmmar, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.

Jadi - bila Erick Thohir ingin membawa kemajuan dan meraih pencapaian tertinggi untuk Tim Nasional Sepakbola Indonesia dengan menjadi Juara Piala ASEAN AFF dan SEA Games, Juara Piala Asia AFC, atau bahkan Juara Dunia FIFA - mau tidak mau dia harus fokus sebagai Ketua Umum PSSI.

Jabatan Ketua Umum PSSI tidak bisa lagi jadi pekerjaan sampingan untuk mewujudkan Program Garuda Emas. Tidak bisa lagi dianggap pekerjaan sambilan mengingat level sepakbola Indonesia saat ini masih kalah bersaing dengan negara-negara tetangga satu kawasan ASEAN. Apalagi kalau berambisi ingin pula menaikkan level sepakbola Indonesia ke tingkat Asia dan dunia. Jabatan Ketua Umum PSSI tak bisa diduakan, terlebih lagi dengan jabatan menteri yang sudah sangat menyita waktu dan perhatian.

Maka Erick Thohir harus memilih satu saja: Ketua Umum PSSI atau Menteri BUMN.

Kalau Erick Thohir tak mau memilih salah satu dari pilihan itu dapat dipastikan sepakbola Indonesia tetap akan seperti sebelum ia jadi Ketua Umum PSSI. Sepakbola Indonesia cuma akan jadi olahraga cari keringat dan permainan mafia judi saja. Dengan rangkap jabatan Ketua Umum PSSI dan Menteri BUMN semakin menguatkan dugaan banyak orang bahwa ia akan memanfaatkan sepakbola untuk kepentingan ambisi politiknya pada ajang pemilihan presiden tahun depan.

“Kartu Kuning FIFA” ini, sebetulnya, bukan cuma untuk sepakbola Indonesia saja.

“Kartu Kuning FIFA” ini, sejatinya, sebuah peringatan keras dari FIFA agar Erick Thohir fokus mengurus sepakbola Indonesia yang selama tigapuluh dua tahun tidak pernah punya prestasi tinggi yang membanggakan seluruh rakyat Indonesia!

Penulis,  Abi Hasantoso: Anggota Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia  2010-2011

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ini perlengkapan rumah tangga

Jumat, 26 April 2024 - 10:21 WIB

Penjualan 2023 Melesat, Panca Anugrah Wisesa Buka Showroom Baru di PIK 2

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebagai emiten yang bergerak di bidang perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga sepanjang tahun 2023 sukses meraih lonjakan penjualan hingga…

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Indonesia Jalin 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…

[Kiri ke kanan] Royke Tobing - Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Haliwela - Direktur R & D PT Spentera, Marie Muhammad - Direktur Operasional Eksternal PT Spentera, Thomas Gregory - Direktur Operasi Internal PT Spentera

Jumat, 26 April 2024 - 09:50 WIB

Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber Pada Infrastruktur Informasi Vital Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Siber

Kejahatan siber merupakan masalah serius yang dapat menyerang baik individu maupun institusi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan bahwa terjadi peningkatan…

ASABRI mengikuti edukasi keterbukaan informasi publik

Jumat, 26 April 2024 - 09:45 WIB

ASABRI Komitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik

ASABRI bersama 5 BUMN Lainnya yaitu Indonesia Re, Indonesia Financial Group (IFG), Perum Bulog, Danareksa, dan MIND.ID, hadir dalam penyelenggaraan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik…