Pemerintah Perlu Mewaspadai Potensi Krisis Pangan Akibat Shifting Pola Konsumsi Dampak Gejolak Ukraina

Oleh : Kormen Barus | Selasa, 19 Juli 2022 - 23:35 WIB

Pemerintah Perlu Mewaspadai Potensi Krisis Pangan Akibat Shifting Pola Konsumsi Dampak Gejolak Ukraina
Pemerintah Perlu Mewaspadai Potensi Krisis Pangan Akibat Shifting Pola Konsumsi Dampak Gejolak Ukraina

INDUSTRY.co.id, Jakarta -  Bergejolaknya hubungan antara Rusia dengan Ukraina yang berdampak kepada ancaman krisis pangan di dunia. Salah satu kawasan yang merasakan dampak signifikan adalah kawasan Afrika, mengingat ketergantungan negara-negara Afrika pada Ukraina sebagai pemasok bahan pangan di negaranya.

Ancaman krisis pangan tersebut menjadi pembahasan dalam Pertemuan Ketiga Finance Minister and Central Bank Governor (FMCBG) di Bali. Dalam pertemuan tersebut pembahasan krisis pangan juga dilakukan Menteri Sri Mulyani saat bertemu dengan Kanselir Zahawi. Dia menilai perlu ada solusi nyata untuk semua lapisan masyarakat dan pelaku bisnis yang saat ini terancam dampak inflasi tinggi, kenaikan harga pangan dan energi.

Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan perang Rusia dan Ukraina juga berkontribusi dalam memicu krisis pasokan pangan, sehingga harga soft comodities (gandum, CPO, kopi, keju, kedelai, kakao dan susu) berpotensi meningkat.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data bahwa produksi Gabah Kering Giling (GKG) tahun 2021 turun sekitar 0,45% bila di konversi menjadi meras dari 31,5 juta ton menjadi 31,3 juta ton. Sementara populasi penduduk naik dengan ratio 1,25% (2020), 1,22% (2021) dan 1,17% di 2022.

Adapun Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjelaskan harga gandum sepanjang Mei 2022 telah mengalami kenaikan sebesar 5,6%. Belum lagi kebijakan larangan ekspor bahan baku makanan yang dilakukan oleh beberapa negara seperti India menjadi penyebab naiknya harga pangan.

Dalam acara Bimtek dan Sosialisasi Propaktani Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Senin, 18 Juli 2022, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S mengatakan saat ini terjadi peningkatan konsumsi beras per kapita per tahun dari 98 kg/tahun menjadi > 100 kg per tahun. Karena itu perlu dikaji lebih jauh mengenai peningkatan konsumsi ini.

Dalam acara yang sama, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengatakan salah satu dampak gejolak di Ukraina yang perlu diantisipasi oleh Indonesia adalah peralihan (shifting) konsumsi dari bread atau noodle ke beras (nasi) sehingga perkirakan permintaan (demand) beras akan meningkat dan harga gabah dan beras berpotensi akan naik.

“Terjadinya kelangkaan gandum di Eropa dapat mengakibatkan terjadinya shifting konsumsi bahan pangan pokok ke beras. Sehingga permintaan beras kepada negara-negara penghasil beras akan meningkat” ujarnya dalam diskusi Webinar dengan topik Upaya mewujudkan ketersediaan beras berkelanjutan melalui pelaku perberasan nasional, 18/7. 

Pamrihadi menjelaskan, Food Station selaku BUMD DKI Jakarta berkomitmen dan terus berupaya untuk berinovasi dalam ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan melalui program intensifikasi dengan melakukan budidaya menggunakan teknologi yang dapat meningkatkan produktifitas panen, yaitu dengan pupuk komsah (Kompos dan Seresah) dan teknologi pupuk organik cair ExtraGen.

Menurutnya budidaya dengan metode tersebut, dapat menekan penggunaan pupuk kimia, serta pada saat yang sama juga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dengan ratio 20-25% per hektarnya.

Selain itu hingga kini, kami sudah melakukan kerjasama contract farming dan budidaya dengan banyak Gapoktan dan Koperasi di beberapa kota dan kabupaten dengan luas lahan mencapai 8180 hektar. Adapun dari luas lahan kerjasama terebut diproyeksikan Food Station akan menyerap GKP sebanyak 46.626 ton. 

“Ini adalah aksi korporasi yang kami lakukan untuk menjaga ketahanan pangan di DKI Jakarta sekaligus juga untuk mengantipasi lonjakan peningakatan kebutuhan beras yang diakibatkan oleh shifting pola konsumsi”tandasnya. 

 

 

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…

Model Kecantikan

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:25 WIB

Penuhi Segala Persiapan Dalam Menyambut Hari Raya Kemenangan bersama Shopee Big Ramadan Sale

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Kemenangan, selain mempersiapkan aspek dari dalam diri, terdapat berbagai persiapan lain yang kerapdilakukan untuk merayakan…

Bank Danamon

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:19 WIB

Danamon Umumkan Jadwal Operasional dan Layanan Pendukung bagi Nasabah Menyambut Libur Panjang Idulfitri 1445 Hijriah

Menjelang periode libur Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) mengumumkan jadwal operasional sejumlah kantor cabang dan layanan pendukung bagi kebutuhan…