Mengetahui Asal Usul Bekasi Dari Dulu Sampai Sekarang Populer

Oleh : Hariyanto | Jumat, 07 Januari 2022 - 13:13 WIB

Kota Bekasi
Kota Bekasi

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Meski statusnya hanya kota satelit, nama Bekasi tak kalah populer dari Jakarta. Saat ini, Bekasi merupakan kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia, dan menjadi salah satu pilihan teratas area tempat tinggal bagi kaum urban. Hal ini terbukti dari besarnya pencarian topik rumah dijual di Bekasi dan terus meningkat setiap tahunnya.

Meski banyak meme yang menyebut jarak Bekasi - Jakarta bagaikan ke planet karena saking jauhnya, faktanya semakin banyak orang tertarik tinggal di kota yang berpredikat sebagai Kota Patriot ini.

Hal ini tak lepas dari perkembangan kota Bekasi yang semakin pesat, yang membuatnya semakin terintegrasi dengan Jakarta. Ditambah lagi dengan pilihan rumah dijual di Bekasi semakin banyak dan variatif, yang bisa Anda cari juga di DekorumaProperti.

Nah, sebelum Anda memutuskan untuk berburu rumah dijual di Bekasi, yuk, kenali dulu asal usul kota ini, yang keberadaannya sudah ada sejak sebelum masa penjajahan.

Asal Usul Nama Bekasi
Dalam prasasti tugu yang berasal dari era Kerajaan Tarumanegara, diketahui bahwa asal usul nama Bekasi berasal dari kata Chandrabhaga, yakni nama sungai yang melalui Bekasi.

Kata Chandrabhaga kemudian berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi. Kata Bhagasi ini dalam pelafalan bahasa Belanda seringkali ditulis Bacassie, yang kemudian berubah menjadi Bekasi hingga kini. Plang nama Bacassie ini pernah ditemukan di Stasiun Lemahabang.

Dikutip dari laman resmi Kota Bekasi, sebutan Bekasi tempo dulu adalah Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, yang dikenal sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor, hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu.

Menurut para ahli sejarah, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.

Sejarah Terbentuknya Kota Bekasi
Pada zaman penjajahan Hindia Belanda, Bekasi masih berupa distrik yang wilayahnya masih dikuasai para tuan tanah keturunan China. Hal itu terus berlanjut hingga masa penjajahan Jepang.

Pendudukan militer Jepang saat itu turut mengubah kondisi masyarakat saat itu, di mana Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan.

Selain mengganti nama Batavia dengan nama Jakarta, Regenschap Meester Cornelis juga diganti menjadi KEN (Kabupaten) Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun (Kewedanan) Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus.

Sejarah setelah tahun 1949 ditandai aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi di alun-alun Bekasi. Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada pemerintah pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi.

Kemudian berdasarkan Undang-undang No 14 tahun 1950, terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari empat kewedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Kota Bekasi awalnya merupakan sebuah kecamatan yang secara administrasi masuk dalam Kabupaten Bekasi. Seiring waktu, status kecamatan Bekasi dinaikkan menjadi Kota Administratif pada tahun 1982.

Saat itu, Kota Administratif Bekasi hanya terdiri dari empat kecamatan, 18 kelurahan, dan 8 desa. Lalu Kota Administratif Bekasi dinaikkan menjadi Kotamadya pada tahun 1996, dan hingga sekarang dikenal dengan sebutan Kota Bekasi, yang saat ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia.

Jadi, jika Anda saat ini tengah merencanakan untuk tinggal di Bekasi, segera tetapkan pilihan Anda. Pilihan rumah dijual di Bekasi sangatlah banyak, dan harga properti di kota Bekasi pun kian naik dari tahun ke tahun. Tak hanya karena fasilitas dan infrastrukturnya yang semakin lengkap dan memadai, tapi juga faktor lokasi strategis yang membuat kota Bekasi semakin populer.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Para Narasumber Sesi Talkshow Festival Gerakan Anti Ruam Baby Happy

Senin, 28 Juli 2025 - 23:39 WIB

Rayakan Hari Anak Nasional, Baby Happy Gencarkan Edukasi Cegah Ruam Popok Lewat Festival di Jakarta

Baby Happy rayakan Hari Anak Nasional 2025 dengan Festival Gerakan Anti Ruam di Jakarta. Kampanye cegah ruam popok ini hadirkan edukasi dan hiburan keluarga.

Direktur SDM, Teknologi, dan Informasi PERURI menerima penghargaan individu, bersama 4 penghargaan lain yang diraih PERURI dalam ajang ajang Human Capital on Resilience Excellence Award (HCREA) 2025.

Senin, 28 Juli 2025 - 23:14 WIB

PERURI Sabet 5 Penghargaan di HCREA 2025, Bukti Komitmen Transformasi Human Capital Berkelanjutan

PERURI meraih 5 penghargaan di HCREA 2025, termasuk kategori SDM berkelanjutan dan inklusif. Komitmen kuat PERURI dalam transformasi human capital menjadi fondasi menuju GovTech Indonesia.

Accor Hotels dan ATFAC Rayakan Hari Anak Nasional 2025 dengan 'Fun Bike For Kids'

Senin, 28 Juli 2025 - 23:06 WIB

Accor Hotels dan ATFAC Rayakan Hari Anak Nasional 2025 dengan 'Fun Bike For Kids' di Jakarta

Accor Hotels dan ATFAC rayakan Hari Anak Nasional 2025 dengan kegiatan Fun Bike For Kids di Grand Mercure Jakarta Kemayoran. Ada donasi sepeda, health talk, dan sarapan sehat!

BAIC tegaskan komitmen purna jual di tahun pertama

Senin, 28 Juli 2025 - 22:41 WIB

BAIC Indonesia Catat SLA 92% untuk Suku Cadang, Tegaskan Komitmen Purna Jual di Tahun Pertama

BAIC Indonesia capai SLA 92% dalam layanan purna jual selama setahun. Suku cadang tersedia cepat & merata untuk model X55 II, BJ40 Plus, hingga BJ30 Hybrid.

Swiss-Belresidences Kalibata Gelar Perayaan Hari Kebaya Nasional Bersama IWAPI DPC Jakarta Timur

Senin, 28 Juli 2025 - 22:18 WIB

Swiss-Belresidences Kalibata Gelar Perayaan Hari Kebaya Nasional 2025 Bersama IWAPI Jakarta Timur

Swiss-Belresidences Kalibata merayakan Hari Kebaya Nasional 2025 bersama IWAPI DPC Jakarta Timur dan DPD DKI Jakarta. Acara budaya ini menghadirkan fashion show, talkshow, dan dukungan pelestarian…