Laporan Kearney Ungkap Indonesia Siap untuk Peningkatan Pesat 5G dengan Merilis Spektrum sebagai Kunci Pembuka Potensi Industri
Oleh : Candra Mata | Rabu, 26 Maret 2025 - 17:44 WIB

Ilustrasi, Grafik skor index
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Riset dari konsultan global Kearney mengungkapkan bahwa 5G akan memasuki 'Impact Era,' di mana operator akhirnya dapat mulai memanfaatkan investasi dan meraih pertumbuhan secara komersial.
Laporan 2025 5G Success Index oleh Kearney menunjukkan bahwa penetrasi 5G terus meningkat, dengan lebih dari 30% populasi di 10 negara kini sudah menggunakan 5G. Uni Emirat Arab dan Malaysia memimpin dengan penetrasi lebih dari 50%. Adopsi 5G secara signifikan mengungguli 4G, yang hanya mencapai 30% penetrasi di enam negara dalam lima tahun peluncurannya.
Namun, optimisme ini dihadapkan dengan ketidakpastian yang berkelanjutan mengenai cara terbaik untuk memonetisasi teknologi 5G sehingga dapat menuai manfaatnya. Lebih dari separuh (53%) negara dalam Indeks telah mengalami penurunan skor keberhasilan 5G pada tahun 2024, bahkan Indonesia tetap stagnan.
Untuk sepenuhnya memanfaatkan Impact Era, para operator kini berinvestasi dalam peluncuran API sebagai aliran pendapatan baru. Dari 115 operator dalam Indeks, 71 operator saat ini telah memiliki situs API publik. Namun, fungsionalitasnya bervariasi – hanya 15 yang menawarkan API konektivitas lanjutan, sementara 46 menyediakan API konektivitas dasar.
Sementara itu, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur . Keterbatasan ketersediaan spektrum semakin menghambat kemampuan Indonesia untuk memperluas layanan 5G dan mencapai adopsi yang luas.
Carlos Oliver Mosquera, Partner di Kearney Singapura dan Head Kearney Technology Center of Excellence mengatakan, “Indonesia memiliki kesempatan untuk melampaui pasar lain dalam hal ketersediaan spektrum. Spektrum frekuensi yang kini tersedia untuk operator telekomunikasi belum ideal untuk 5G. Namun, sudah ada diskusi tentang pelepasan 700 MHz, 2,6 GHz, dan 3,5 GHz yang lebih relevan untuk 5G. Jika regulator dapat merilis spektrum ini secara bersih, hal ini akan menjadi perubahan besar. Hal ini memungkinkan karena semua spektrum tersebut merupakan alokasi greenfield. Dengan demikian, operator dapat memperoleh spekturum berkualitas tinggi yang akan meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan.”
Perbandingan Negara
Indeks tahun ini menunjukkan bahwa penetrasi 5G meningkat, tetapi komersialisasi melambat, dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Singapura yang menduduki lima besar dan penetrasi di Malaysia melebihi 50%.
Negara dengan Performa Terbaik (grafik 1)
1. Amerika Serikat (skor Indeks 8.3) mempertahankan posisi nomor satu berkat ketersediaan dan penetrasi 5G yang tinggi, penawaran komersial yang ambisius oleh operator termasuk sejumlah API canggih, dan munculnya ekosistem digital.
2. Australia (7.4) mempertahankan penetrasi tinggi meskipun komersialisasi melambat. Infrastruktur yang kuat dan fokus pada jaringan privat telah menjadikan Australia tetap kompetitif.
3. Spanyol (7.3) memiliki penetrasi 5G yang tinggi. Kemitraan strategis Spanyol dan investasi dalam API jaringan telah memungkinkan komersialisasi 5G yang sukses, sehingga menjadikan Spanyol sebagai pemimpin di Eropa.
4. Singapura (7.3) mendapat manfaat dari fokus strategis pada kesiapan digital dan penerapan low-band. Investasi Singapura dalam infrastruktur Kota Cerdas (Smart City) dan integrasi layanan digital telah mendorong adopsi 5G secara luas, dan menempatkannya sebagai pemimpin regional.
5. Finlandia (7.1) telah mencapai penetrasi yang baik dengan ekosistem digital yang matang dan cakupan 5G yang kuat.
Pasar 5G yang Dinamis di Asia Tenggara
Indeks tersebut juga menyoroti dinamika di Asia Tenggara, sebuah wilayah dengan pertumbuhan teknologi 5G yang beragam. Beberapa pasar kunci telah menunjukkan tren menarik:
• Indonesia: Adopsi 5G masih menjadi tantangan bagi Indonesia, dengan tingkat penetrasi hanya 2% sejak 5G diluncurkan pada 2021. Hal ini disebabkan oleh jumlah stasiun pemancar dan jaringan fiber optic yang tidak memadai serta ketersediaan frekuensi yang terbatas.
• Malaysia: Dengan jaringan grosir tunggalnya, Malaysia telah mencapai lebih dari 80% cakupan populasi dalam waktu hanya tiga tahun. Negara ini tengah mengupayakan jaringan kedua untuk memicu persaingan dan mempercepat adopsi 5G. Malaysia juga baru saja mengumumkan tingkat penetrasi yang mendekati 55%.
• Thailand: Operator-operator utama di Thailand telah meluncurkan tiga kelas spektrum dan terus berinovasi, dengan sebagian besar memperkenalkan API jaringan, termasuk konektivitas tingkat lanjut, yang menjadikannya sebagai negara menerima perhatian dalam segi inovasi.
Varun Arora, Managing Partner Kearney untuk Asia Tenggara mengatakan, Indonesia juga dapat melampau pasar lain dalam hal adopsi pelanggan. Harga perangkat kini jauh lebih rendah dibandingkan ketika negara-negara lain memulai perjalanan adopsi mereka. Konsumsi data per pelanggan di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan pasar yang sejenis; misalnya, GB/pelanggan di Indonesia saat ini 40% lebih rendah daripada di Thailand. Dengan dukungan 5G, konsumsi data per pelanggan bisa meningkat dari 13 Gb/pelanggan saat ini menjadi 42 Gb/pelanggan pada 2030, lebih dari tiga kali lipat.
“Jika kita menggabungkan peningkatan adopsi yang lebih tinggi dengan ketersediaan spektrum berkualitas, Total Cost of Ownership (TCO) dari jaringan 5G mungkin lebih baik daripada jaringan 4G. Hal ini juga menjadi penting karena sebagian besar operator global menghadapi tantangan untuk mendapatkan imbal hasil yang baik dari investasi mereka dalam spektrum 5G", pungkasnya.
Baca Juga
Samsung Galaxy Z Fold7 dan Flip7 Resmi Dirilis, Jadi HP Lipat Paling…
MediaTek Pimpin Inovasi 5G di Asia Tenggara, Hadirkan Konektivitas…
Motorola Turunkan Harga untuk Smartphone Stylish moto g45 5G
IMS Indonesia dan Harman International Luncurkan Experience Center…
Hotel Grand Cartenz Sentani Papua Sukses Lakukan Transformasi Digital…
Industri Hari Ini

Rabu, 30 Juli 2025 - 07:47 WIB
Stanley 1913 dan Messi Luncurkan Koleksi Striker Blue, Terinspirasi dari Semangat Juara dan Tanah Kelahiran Argentina
Kolaborasi terbaru Stanley 1913 x Messi kembali hadir lewat koleksi Striker Blue. Terinspirasi dari Argentina, warna biru elektrik dan desain premium hadirkan performa dan gaya.

Rabu, 30 Juli 2025 - 07:35 WIB
PERURI dan Kemendes PDT Jalin Kerja Sama Strategis untuk Percepat Digitalisasi Desa di Indonesia
PERURI dan Kemendes PDT sepakat percepat digitalisasi desa lewat MoU strategis. Kolaborasi ini wujudkan layanan publik desa yang efisien, transparan, dan berdaya saing di era digital.

Rabu, 30 Juli 2025 - 07:20 WIB
Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat ASEAN dan Kerjasama Bilateral
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 Juli 2025. Dalam pertemuan…

Rabu, 30 Juli 2025 - 00:15 WIB
Kementan Dorong Brigade Pangan Jadi Penggerak Pembangunan Pertanian Modern
Sebagai bagian konsolidasi program penguatan Brigade Pangan dan evaluasi terhadap efektivitas pendampingan SDM pertanian muda dalam mendukung ketahanan pangan, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian,…

Rabu, 30 Juli 2025 - 00:07 WIB
GIIAS 2025 Soroti Energi Terbarukan dan Masa Depan Otomotif Global
GIIAS 2025 hadirkan GIAC dan Daily Seminar bahas transisi energi, kendaraan hijau, dan masa depan industri otomotif yang berkelanjutan.
Komentar Berita