Sasar Pasar Afrika Utara, Mendag Pimpin Langsung Misi Dagang ke Tunisia dan Maroko

Oleh : Ridwan | Senin, 25 Juni 2018 - 14:35 WIB

Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita
Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memimpin langsung rangkaian misi dagang ke Tunisia dan Maroko pada 24-28 Juni 2018. Pelaksanaan misi dagang ke Maroko bersinergi dengan ajang Fes Meknes Economic Forum (FMEF) di kota Fez.

Mendag Enggartiasto mengatakan misi dagang ini adalah bagian dari komitmen untuk terus memasarkan produk-produk Indonesia ke kawasan potensial, salah satunya Afrika Utara.

“Tunisia dan Maroko diharapkan dapat menjadi hub bagi produk Indonesia di kawasan Afrika, khususnya Afrika bagian Utara dan Uni Eropa,” jelas Menteri Enggar, dalam siarannya persnya di Jakarta, kemarin.

Tunisia, kata Menteri Enggar, telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan Uni Eropa sejak 2008 sehingga tarif bea masuk dari Tunisia ke Eropa menjadi 0 persen. Hal ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengekspor produknya ke Eropa melalui Tunisia.

“Dengan cara ini, produk Indonesia akan menjadi lebih kompetitif di pasar Eropa,” ujar politisi Partai NasDem ini.

Indonesia juga akan melanjutkan perundingan bilateral dengan Tunisia terkait kesepakatan tarif preferensi (Preferential Tariff Agreement/PTA). Perundingan ini cukup penting karena ekspor Indonesia ke negara ini terhalang tarif bea masuk yang masih relatif tinggi, padahal produk-produknya cukup diminati.

Misi dagang Indonesia ke Tunisia diikuti 21 pelaku bisnis dari 11 perusahaan dari berbagai sektor usaha. Indonesia menawarkan produk minyak kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, makanan dan minuman, rempah-rempah (pala, lada, cengkeh), peralatan medis, perhiasan, furnitur, bahan bangunan, produk-produk militer, ban, dan karet.

Perdagangan Indonesia-Tunisia selama ini terjadi pada hanya sektor nonmigas. Pada 2017, tercatat ekspor produk nonmigas Indonesia ke Tunisia sebesar USD55,19 juta. Sedangkan impor produk nonmigas dari Tunisia pada tahun yang sama mencapai USD 32,77 juta.

“Kita masih surplus USD 22,42 juta,” ujar Menteri Enggar.

Produk ekspor utama Indonesia ke Tunisia didominasi minyak kelapa sawit dan turunannya sebesar 58,2 persen ; minyak kelapa dan turunannya/kopra (5,3 persen); palm kernel (10,5 persen ); benang filamen sintetis (2,4 persen); serat benang sintetis (2,75 persen); lysine (3,34%).

Sedangkan impor Indonesia dari Tunisia antara lain kurma sebesar 59,47 persen ); calcium hydrogenorthophosphate (5,63 persen); calcium phosphates (9,83 persen); electrical switches (7,17 persen ); serta kulit domba (2,51 persen).

Sementara misi dagang ke Maroko berbarengan dengan ajang Fes Meknes Economic Forum (FMEF) di kota Fez. Misi ini diikuti 35 pelaku usaha dari 18 perusahaan dan pemerintah daerah Sumatra Barat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda menyampaikan bahwa masih belum cukup banyak produk Indonesia yang masuk ke pasar Tunisia, meskipun negara ini merupakan pasar tujuan ekspor yang potensial.

Menurut Arlinda, interaksi antar-pelaku usaha baik dari Tunisia maupun Maroko juga akan terus ditingkatkan. Salah satunya melalui kegiatan business matching.

Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Maroko pada periode Januari-Maret 2018 tercatat sebesar USD43,2 juta. Nilai ini meningkat 22 persen dibandingkan periode 2017 yang tercatat sebesar USD35,30 juta. Total perdagangan kedua negara pada 2017 sebesar USD 154 juta, atau turun 2 persen dibandingkan 2016 yang tercatat sebesar USD157 juta.

Ekspor Indonesia ke Maroko tercatat sebesar USD 85 juta. Sedangkan impor Indonesia dari Maroko tercatat sebesar USD 68 juta.

Produk-produk utama Indonesia yang diekspor ke Maroko yaitu benang serat stapel sintetik, kopi, kendaraan bermotor, minyak hewani dan nabati, serta lisina. Sementara produk impor utama Indonesia dari Maroko termasuk fosfat, pakaian, tembaga, transistor, dan alas kaki.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Jumat, 26 April 2024 - 06:47 WIB

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Grup RS Siloam, National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin School of Medicine, dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menjalin kerjasama strategis untuk memajukan penelitian…

Halalbihalal HPJI, Menteri Basuki Ingatkan untuk Terus Tingkatkan Kualitas Jalan

Jumat, 26 April 2024 - 06:39 WIB

Halalbihalal HPJI, Menteri Basuki Ingatkan untuk Terus Tingkatkan Kualitas Jalan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri agenda halalbihalal Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI) di Jakarta, Kamis (25/4). Hadir mendampingi Menteri…

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Jumat, 26 April 2024 - 05:21 WIB

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla., berkunjung ke Provinsi Bengkulu dalam rangka mengisi Orasi Ilmiah Dies Natalis Universitas Bengkulu ke-42. Kegiatan berlangsung…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Jumat, 26 April 2024 - 05:16 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri acara Silaturrahim Halal Bihalal 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlangsung di Gedung Cendekia Lantai dasar, auditorium KH. A. Azhar Basyir,…

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.