Pakar: Transformasi Digital Meningkat Pesat, Keamanan Siber Jadi Kebutuhan Mendesak di Indonesia

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 09 September 2021 - 09:58 WIB

kegiatan Media Briefing Fortinet Indonesia, Rabu (8/9).
kegiatan Media Briefing Fortinet Indonesia, Rabu (8/9).

INDUSTRY.co.id, Jakarta- Pertumbuhan transformasi digital secara global dari tahun 2019 hingga 2021 mencapai angka 44 persen.  Pandemi Covid 19 yang melanda dunia memaksa orang untuk bekerja dari rumah (work from home) sehingga mempengaruhi adopsi digital. Bahkan perusahaan yang bergerak di bidang komputasi awan (cloud computing) pun secara massif masuk ke Indonesia dan mempersiapkan data center mereka sehingga pertumbuhan sektor ini mencapai double-digit 18 persen.

Menurut Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, transformasi digital memunculkan ekosistem-ekosistem baru yang semuanya memiliki potensi ancaman dari sisi keamanan digital.

“Contohnya work from home, bagaimana sistem keamanan karyawan yang bekerja dari rumah, yang tadinya menggunakan modem router biasa, kemudian harus terkoneksi dengan kantor yang menggunakan VPN. Lalu harus berbagi bandwidth dengan anak-anak di rumah yang melakukan sekolah online, main game, nonton film, ini semua membuka potensi ancaman,” tuturnya pada kegiatan Media Briefing Fortinet Indonesia, Rabu (8/9).

Edwin juga mengatakan, kesenjangan pengetahuan tentang keamanan siber berbeda antara level atas hingga bawah. Namun pada saat seluruh karyawan dirumahkan, kondisinya menjadi sama.

“Di sinilah kita harus mengantisipasi dan mempertimbangkan sisi keamanannya, seperti bagaimana arsitekturnya.”

Laporan terbaru dari FortiGuard Labs Global Threat Landscape Report semester pertama tahun 2021 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam volume dan kecanggihan serangan yang menargetkan individu, organisasi, dan infrastruktur yang semakin penting. Permukaan serangan yang meluas dari pekerja dan pelajar hibrida, masuk dan keluar dari jaringan tradisional, terus menjadi target.

Organisasi menghadapi risiko dan lanskap ancaman dengan serangan di semua lini. Namun, Asia/Pacific Digital Resilience Scorecard IDC mengungkapkan bahwa hanya 34% organisasi di Indonesia yang memiliki pendekatan kuat terhadap keamanan siber.

“Meski Indonesia sudah lebih baik, namun masih belum mencapai 50 persen. Tantangan para Chief Information Security Officer (CISO) saat ini adalah bagaimana mendapatkan sumber daya manusia yang tepat di bidang keamanan siber.”

Meski membangun sistem keamanan membutuhkan investasi yang besar,  Edwin menegaskan bahwa solusi tidak perlu diterapkan dalam sekali jalan.

“Kami punya variasi solusi dari bawah ke atas, jika kita ingin menerapkan satu solusi, kita lihat dulu dari sisi kritikalnya karena bisa jadi berbeda-beda. Misalnya, ada perusahaan yang menganggap email adalah kritikal karena untuk transaksi, artinya email yang harus kita amankan. Tapi ada juga yang menggunakan email sebatas korespondensi saja.”

Menurutnya, mahal itu relatif karena jika sistem perusahaan diserang maka kerugiannya tidak sebanding dengan investasi yang dilakukan di awal seperti kehilangan reputasi, bisnis menurun dan terpaksa membeli perangkat baru.

“Memang antara prioritas bisnis dan kebutuhan teknologi tidak selalu bisa beriringan. Bisnis ingin mengurangi biaya, sementara teknologi membutuhkan biaya. Terjadi ketidaksesuaian antara keduanya. Maka titik temunya adalah di mana kritikalnya. Bisnis kritikalnya apa, dan teknologi kritikalnya apa.”

Menurut penelitian IDC, CxOs menyebutkan membangun ketahanan/mengurangi risiko (61%) dan pengurangan/pengoptimalan biaya (63%) sebagai prioritas bisnis utama. Untuk tim teknologi, investasi keamanan TI dan peralihan ke model cloud hybrid telah terbukti mengatasi masalah risiko kontinuitas dan keamanan. Namun, IDC telah menemukan bahwa penerapan teknologi keamanan untuk mengurangi risiko (33%) adalah salah satu prioritas teknologi dengan peringkat terendah.

“Keamanan siber harus menjadi panggung di tengah, bukan penggembira. Bukan sekedar good to have, bukan must have, tapi keamanan adalah must must have,” tutupnya.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…