51 Persen Orang Tua Khawatir Keamanan Anak Bermain Internet Selama Pandemi

Oleh : Chodijah Febriyani | Rabu, 07 Juli 2021 - 13:15 WIB

Ilustrasi Anak Kecanduan Internet (Ist)
Ilustrasi Anak Kecanduan Internet (Ist)

INDUSTRY.co.id - Sebagai orangtua kita memiliki peran penting dalam perkembangan anak di era digital. Terlebih anak-anak yang lahir di masa sekarang merupakan generasi digital natives yang sudah diperkenalkan digital sejak dini. Di mana pemikirannya jauh berbeda, sehingga orangtua harus mengikuti perkembangan anak.

Sebuah laporan berjudul digital 2021 menyebutkan sebanyak 94 persen penduduk berusia antara 16 hingga 64 tahun mengaku menggunakan media sosial terbanyak berupa video YouTube, What’sApp, dan Instagram di tempat ketiga. 

"Sebagai orang tua kita perlu memerhatikan penggunaan internet karena memiliki berbagai dampak," kata Mardian R.L Vice Principal Kinderhouse Pre-School saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Dampak positif internet sendiri memiliki keebihan tak terbatas untuk belajar apapun sehingga menciptakan anak-anak yang inovatif dan kreatif dan akses untuk informasi tak terbatas. Sementara dampak negatifnya, internet bisa menyebabkan kecanduan terhadap gawai dan game. Anak-anak juga rentan terkena serangan siber, konten pornografi, kekerasan seksual, dan tindakan menyakiti.

Dari survei terbaru Google selama pandemi sebanyak 51 persen orang tua mengalami kekhawatiran terhadap keamanan online anak saat penggunaan internet. Pertama yang jadi kekhawatiran adalah keamanan informasi anak dan interaksinya di dunia maya seperti keluar kata-kata yang kotor dengan teman sebayanya. 

"Di media online bahasanya buruk dan itu setiap harinya diulang, itu jadi perhatian para pendidik dan orang tua dengan apa yang dikonsumsi anak di ruang maya. Orangtua perlu memastikan anak-anaknya bertanggung jawab saat menggunakan internet, karena hal tersebut akan merusak perkembangan dan masa depan mereka," kata Mardiana.

Oleh karena itu orangtua perlu mengajarkan aturan digital pada anak seperti membatasi screen time, di mana untuk anak usia 0-2 tahun sama sekali terpapar gawai. Usia 2-3 tahun hanya 30 menit per hari, sementara usia 3-5 tahun hanya 1 jam dengan games yang dipilih anak di bawah pengawasan orang tua dan di atas 5 tahun maksimal 2 jam sehari.

Dengan kondisi pandemi yang mengharuskan anak berada di rumah memang sulit bagi orang tua. Namun masih ada berbagai aktifitas yang bisa dilakukan anak seperti bermain musik, hingga memasak bersama orang tua. Selain itu awasi gawai yang digunakan anak, lewat aplikasi parental control misalnya Kids Places, Kakatu Parental Control, Screen Time Parental Control, hingga Google Family Link. 

Selanjutnya orang tua juga perlu menelusuri aktivitas anak di dunia maya, menggunakan piranti lunak penyaring. Kemudian informasikan keamanan penggunaan internet dan perilaku dunia maya yang bertanggung jawab. Seperti situs mana saja yang dapat dikunjungi dan mana perlu dihindari, termasuk memberi informasi pribadi tanpa seizin orang tua dan tidak membagi kata sandi dengan siapa pun termasuk sahabat mereka.

"Komunikasi antara orangtua dan anak di era digital ini semakin sulit, karena anak zaman sekarang lebih sibuk dengan gawai mereka dan dunianya," tuturnya.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Afif Farhan Wakil Redaktur Pelaksana Detik.com, dan Reza Hidayat CEO Oreima Films. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

UMKM binaan BRI

Senin, 28 Juli 2025 - 19:56 WIB

UMKM Binaan BRI Ini Buktikan Kekuatan Produk Lokal di Kancah Global

UMKM lokal Indonesia terus menunjukkan eksistensinya di pasar global. Dengan kualitas produk yang terus meningkat dan semangat inovasi yang tinggi, para pengusaha kecil menengah ini berhasil…

BRI membersihkan sungai

Senin, 28 Juli 2025 - 19:44 WIB

BRI Jaga Ekosistem Lewat Bersih-Bersih Sungai dan Kesadaran Pengelolaan Sampah

Dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional yang diperingati pada 27 Juli 2025, BRI Peduli melalui Program “Jaga Sungai, Jaga Kehidupan” melaksanakan aktivasi bersih-bersih sungai dan…

Hadir dengan Nama Baru, Bank Jakarta Catatkan Kinerja Positif di Triwulan II 2025

Senin, 28 Juli 2025 - 17:20 WIB

Hadir dengan Nama Baru, Bank Jakarta Catatkan Kinerja Positif di Triwulan II 2025

Jakarta— Bank DKI, yang kini mengusung identitas baru sebagai Bank Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga akhir Triwulan II 2025. Capaian ini sejalan dengan strategi…

Desain inklusif yang dihadirkan OCA lewat OCA AI diharapkan turut mendorong pemerataan peluang ekonomi

Senin, 28 Juli 2025 - 16:29 WIB

OCA AI dari Telkom Kenalkan Chatbot Builder Tanpa Coding

Omni Communication Assistant (OCA) dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menjadi solusi yang bisa diandalkan. Bukan sekadar menghadirkan solusi komunikasi saja, lebih dari itu OCA…

Diseksi Aorta Kompleks

Senin, 28 Juli 2025 - 16:20 WIB

Keren! Diseksi Aorta Kompleks Berhasil Ditangani oleh Heartology

Tidak semua nyeri perut berasal dari masalah pencernaan. Dalam sejumlah kasus, nyeri hebat pada perut justru bisa menjadi pertanda kondisi yang mengancam jiwa. Salah satu contoh penyakitnya…