Varian Covid-19 Terbaru: Masa Inkubasi, Jarak Penyebaran, Jenis Masker yang Tepat, Hingga Faktor Kondisi Udara Penyebab Virus Bertahan
Oleh : Hariyanto | Senin, 05 Juli 2021 - 10:34 WIB

Ilustrasi Virus
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Saat ini, banyak varian baru Covid-19 yang menyebabkan lonjakan pasien dalam beberapa minggu belakangan ini. Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, dr. Wita Prominensa, MARS., SpPK mengatakan bahwa WHO mengklasifikasikan varian Covid-19 sebagai Varian on concern (VOCs) dan Varian of interest (VOIs) dimana VOCs meliputi Varian Alpha (UK), Beta (Afrika Selatan), Gamma (Brazil), dan Delta (India). Sedangkan VOIs meliputi Varian Epsilon, Iota (USA), Zeta (Brazil), Theta (Philipina), Kappa (India).
dr. Wita Prominensa, MARS., SpPK., Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis menambahkan bahwa varian yang sedang menjadi perhatian saat ini adalah 2 varian diketahui berasal dari India yakni: B.1.617.2. (Delta) dan B.1.617.1 (Kappa).
"Awalnya varian Alpha merupakan yang terbanyak 86% dengan fatality rate 1.9%, dilanjutkan Delta 12.9%, lalu Beta 0.4% dengan fatality rate 1.4%. Walaupun fatality rate Delta menetap 0.1% dalam 28 hari, namun pada kasus traveller yang riwayat perjalanannya tidak terdeteksi ternyata lebih cepat menyebar yaitu sebesar 11.3% dibandingkan Kappa 10.8% dan Alpha 8%," kata dr. Wita yang dikutip INDUSTRY.co.id, Senin (5/7/2021).
Adapun perbedaan varian-varian tersebut menurut dr. Nafiandi, Sp.PK, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara adalah terletak pada lokasi mutasi asam amino dari virus Covid-19 dan berat ringan gejala klinis yang akan ditimbulkan.
“Daya infeksius virusnya juga akan bertambah serta usia orang yang akan terinfeksi akan berbeda karena ada kecendrungan menginfeksi golongan usia tertentu. Varian Alpha lebih banyak mengenai anak muda. Sedangkan, Varian Delta gejala klinisnya lebih berat dan cepat menularnya ke orang lain, sama dengan Varian Beta,” ujar dr. Nafiandi.
Kemudian, bagaimana cara penularannya? Menurut dr. Wita Prominensa, MARS., SpPK., Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, transmisi penularan SarsCov-2 dapat terjadi melalui 3 jalur yaitu:
1. Inhalasi dimana droplet dan partikel aerosol yang terhirup mengandung virus (airborne).
2. Deposisi yaitu melalui droplet dan partikel yang dikeluarkan melalui percikan seperti batuk, bersin, dan berbicara.
3. Kontak yaitu sentuhan melalui tangan yang terkontaminasi dari cairan respirasi yang dikeluarkan (ekshalasi).
dr. Nafiandi mengatakan bahwa varian baru Covid-19 terjadi sangat cepat karena telah bermutasi sehingga daya infeksiusnya meningkat. Lama kontaknya hanya 5-10 detik terutama Varian Delta dari India.
Kemudian, berapa jarak aman agar seseorang tidak tertular Covid-19 varian terbaru ini? dr. Wita mengatakan bahwa sebuah studi retrospektif mengemukakan bahwa salah satu transmisi airborne terjadi di dalam pesawat dengan jarak 7 seats.
Hal tersebut mengindikasikan penularan SarsCov-2 dapat terjadi lebih dari jarak 1 meter. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan jarak interaksi yang dapat meminimalisir transmisi adalah 6 feet (1.8 meter).
dr. Nafiandi juga menekankan bahwa Varian Delta dengan daya penularan cukup tinggi bisa menular ketika berpapasan karena adanya aerosol pernapasan yang terakumulasi dari orang terinfeksi, terutama pada ruangan tertutup dengan ventilasi yang jelek sehingga menyebabkan virusnya akan tetap bertahan di udara.
“SarsCov-2 akan mati saat terekspos ultraviolet pada siang hari dalam beberapa jam dan dapat bertahan lebih lama bila kelembapan rendah < 50%. Kontak jarak dekat dalam 1 meter saat bernapas maupun proses inokulasi (pemindahan media) berisiko untuk terjadinya transmisi virus melalui mulut, hidung, maupun mata,” ujar dr. Wita.
Masyarakat juga perlu waspada bahwa penularan bisa terjadi melalui mata karena virus masuk bisa melaui udara atau tangan yang disentuhkan ke mata (menggosok mata). Bagian luar mata yang terdiri atas sel epitel kornea dan konjungtiva berkontak langsung dengan lingkungan luar sehingga dapat terkontaminasi melalui droplet dan aerosol dari individu yang terinfeksi virus Sars Cov-2
Empat (4) peranan yang menjadi perhatian dalam varian baru ini yakni transmisi virus, derajat keparahan, peluang re-infeksi, dan efektivitas vaksin. Kemampuan transmisi varian ini menjadi 20% lebih progresif menular lebih cepat.
“Median interval untuk transmisi/penularan varian Delta dan Alpha adalah 4 hari. Masa inkubasi SarsCov-2 (antara eksposur virus hingga terjadi simptom/gejala) rata – rata adalah 5 – 6 hari namun dapat juga selama 14 hari tergantung dari faktor tubuh merespon virulensi. Pemeriksaan RT-PCR dapat mendeteksi virus 1 – 3 hari sebelum gejala,” ujar dr. Wita
dr. Wita juga menambahkan bahwa kelompok usia anak sangat rentan dengan varian baru dibandingkan dewasa. Hal tersebut terkait dengan mekanisme perlindungan kekebalan silang yang disebabkan coronavirus dimana yang awalnya kategori anak lebih terlindung justru menjadi kini menjadi kurang terproteksi terhadap varian baru (increased susceptibility in children).
dr. Nafiandi menjelaskan bahwa masih ada kemungkinan tertular Covid-19 walaupun menggunakan masker karena kemampuan masker tidak 100% memfiltrasi partikel. Sedangkan, face shield atau kaca mata juga masih memiliki celah atau rongga untuk virus masuk ke area mata.
“CDC tidak merekomendasikan penggunaan face shield maupun goggles sebagai pengganti masker. Face shield dirancang untuk melindungi mata dari percikan cairan biologis (partikel dari sekresi respirasi), agen kimia, serta debu. Perlu ditekankan bahwa face shield memiliki gap yang lebar sehingga tidak mampu memproteksi dari transmisi droplet maupun aerosol, sama halnya dengan goggles hanya diperuntukan untuk melindungi area mata buat pemakainya namun tidak efektif memproteksi area mulut dan hidung dari droplet,” ujar dr. Wita
Maka dari itu, dr. Nafiandi menghimbau untuk memperhatikan penggunaan masker oleh masyarakat. “Seseorang sangat riskan terpapar Covid-19 jika jenis masker yang digunakan salah, cara memakai dan membuka masker salah, sering memegang masker waktu dipakai terutama bagian depan, serta tidak menjaga jarak karena tetap berisiko terinfeksi walaupun sudah memakai masker,” ujarnya.
dr. Nafiandi menambahkan terkait cara penggunaan masker yang benar untuk terhindar dari varian baru Covid-19 ini adalah masker harus menutupi hidung dan mulut, pastikan tangan bersih waktu memakai masker, jangan menyentuh masker yang digunakan, hindari menyentuh bagian depan masker ketika membuka masker dan buka masker dari belakang. Setelah mebuka masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
“Dianjurkan untuk menggunakan masker bedah di dalam dan masker kain di luar karena pemakaian seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan dapat memblokir 80% partikel,” ujar dr. Nafiandi.
dr. Wita mengatakan bahwa masker medis dianjurkan berdasarkan standarisasi CDC’s NIOSH yang bertujuan untuk keseimbangan filtrasi tinggi, kemampuan bernapas secara adekuat dan optimal, serta resisten terhadap penetrasi cairan. Pemakaian double mask direkomendasikan CDC dengan tujuan agar menutupi area wajah lebih ketat sehingga mengurangi transmisi sebesar 85 - 95%. Masker kain sebagai lapisan luar sendiri dapat memberikan penambahan perlindungan sekitar 50 – 70%. Namun demikian, pada anak–anak sementara ini belum direkomendasikan double mask karena dapat membuat anak sulit bernapas.
Masker medis terbuat dari 3 lapisan dapat memfiltrasi droplet berukuran 3 m serta mampu menyaring 80 – 85% partikel yang dihirup, sedangkan respirator seperti KN95/N95 mampu memfiltrasi 95% partikel dengan ukuran < 0.3 m. Masker N95 atau respirator sejenis terbukti mampu menurunkan transmisi dibandingkan dengan 12-16 lapis masker kain.
WHO dan Kemenkes RI menganjurkan double mask untuk antisipasi transmisi varian baru yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih masker yang memiliki beberapa lapisan untuk mencegah droplet.
2. Masker medis digunakan secara proper harus menutupi area hidung hingga dagu tanpa gap di bagian kedua sisi wajah.
3. Bagian nose wire diperketat untuk mencegah kebocoran transmisi.
4. Masker medis dilapisi dengan masker kain katun yang breathable (berlaku bagi individu yang berjenggot dianjurkan untuk mencukur jenggotnya).
5. Masker medis dilapisi dengan mask fitter untuk mencegah kebocoran dari sisi samping.
Tidak dianjurkan bagi masyarakat untuk menggunakan masker kombinasi double disposable masks. “Pemakaian masker bedah double dengan jenis yang sama tidak direkomendasikan karena tidak akan memberikan perlindungan yang lebih baik. Masker bedah masih memiliki area open face pada sisi samping dan berpotensi terjadi kebocoran (leaking structure),” ujar dr. Wita
Dengan kata lain, penggunaan masker bedah secara berlapis atau double tidak akan meningkatkan kemampuan filtrasi dan kesesuaian masker.
Menurut ujar dr. Wita Prominensa, MARS., SpPK., Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, masyarakat juga tidak disarankan untuk menggunakan kombinasi KN95/N95 dengan masker lainnya (cukup hanya salah satu respirator KN95/N95).
Pemakaian masker direkomendasikan diganti setiap 4 jam; terutama harus diganti baru bila basah, rusak, sudah sempat dilepas saat makan/minum, atau kotor.
Menurut dr. Wita dan dr. Nafiandi berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan oleh seseorang untuk terhindar dari varian Covid-19 baru ini:
1. Lindungi diri dengan menggunakan pelidung (masker, face shield, desinfeksi, dan lain sebagainya)
2. Memastikan berhubungan dengan orang yang dikenal saja
3. Menjaga jarak atau membatasi kontak termasuk menghindari kerumunan
4. Pengaturan kerja (bisa dengan work from home) dan mengurangi pertemuan di ruangan tertutup atau melakukan pertemuan secara online
5. Memperhatikan penggunaan masker yang benar
6. Pemakaian dobel masker (yang bukan sejenis)
7. Sering-sering mencuci tangan
8. Lakukan vaksinasi
9. Membangun imunitas tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih serta rutin olah raga minimal 30 menit setiap hari serta istirahat cukup
10. Percepat langkah tracing bila terjadi riwayat kontak dengan yang terkonfirmasi positif Covid-19
11. Perbanyak informasi terbaru dan tidak mudah percaya hoax
12. Segera berobat bila terdapat keluhan
13. Batasi akses keluar – masuk wilayah
14. Meningkatkan kewaspadaan bagi yang rencana bepergian ke luar negeri
dr. Wita mengatakan bahwa sejak ditemukan varian baru SarsCov-2, pemberian vaksin yang aman dan efektif telah berhasil menekan simptom/gejala sebesar 17%. Pada varian Alpha, dosis pertama pemberian vaksin efektif sebesar 50.2% dan dosis kedua 88.4%. Untuk varian Delta, pemberian vaksin dosis pertama efektif 33.2% dan dosis kedua 80.8%.
Baca Juga
Merck Perkuat Akses dan Empati dalam Perawatan Fertilitas di Indonesia,…
WISH Rayakan 23 Tahun di CFD Jakarta: Serukan Hidup Sehat dan Edukasi…
Benih IVF Center Resmi Hadir sebagai Transformasi Layanan Fertilitas…
Siloam Hospitals Sukses Lakukan Operasi Robotik Pertama untuk Kasus…
LKC Dompet Dhuafa bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Luncurkan…
Industri Hari Ini

Selasa, 05 Agustus 2025 - 23:21 WIB
Praktek Kerja ke Luar Negeri Bukan Hal Mustahil di Poltekpar Prima Internasional Cirebon
Cirebon-Bisa mendapatkan kesempatan magang kerja di luar negeri memang jadi impian banyak mahasiswa di Indonesia. Selain mendapatkan pengalaman kerja yang berharga, banyak perusahaan di luar…

Selasa, 05 Agustus 2025 - 23:20 WIB
Polytron Resmi Luncurkan Laptop Pertama, Luxia
Polytron luncurkan laptop pertamanya, Luxia, dalam tiga varian: Pro Ultra 5, Pro i5, dan i3. Desain ringan, performa tinggi, serta promo menarik.

Selasa, 05 Agustus 2025 - 22:27 WIB
Inti Omega Teknikindo Luncurkan Inovasi Audio Terkini dari Sennheiser dan Questyle di Indonesia
Inti Omega Teknikindo resmi luncurkan produk audio terbaru dari Sennheiser dan Questyle di Indonesia. Temukan fitur unggulan Accentum Open, BTD 700, QCC Dongle, hingga Sigma Pro.

Selasa, 05 Agustus 2025 - 21:59 WIB
Bee Hype Indonesia Siap Menjadi Pemain Global di Industri Kreatif Digital
Bee Hype Indonesia, agensi kreatif dan production house asal Jakarta, siap merambah pasar Asia dengan strategi digital cerdas, storytelling kuat, dan produksi konten kelas dunia.

Selasa, 05 Agustus 2025 - 19:24 WIB
Mahasiswa UNM Jajaki Dunia Global Lewat Edutrip ke Singapura
Komitmen Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis kembali ditunjukkan melalui penyelenggaraan program unggulan Edutrip Internasional: Dive Into Culture yang berlangsung mulai…
Komentar Berita