Hubble dan Bosscha

Oleh : Joni Welman Simatupang | Sabtu, 20 Mei 2017 - 10:45 WIB

 Joni Welman Simatupang
Joni Welman Simatupang

INDUSTRY.co.id - Pada tanggal 20 Juni 2015, Pusat Penerbangan Ruang Angkasa Amerika (NASA) merayakan 25 tahun keberadaan teleskop Hubble dengan melakukan berbagai kegiatan publik seperti stargazing (melihat planet Jupiter, bulan, dan beberapa objek ruang angkasa lainnya melalui teleskop), pameran gambar-gambar koleksi Hubble, dan mendengarkan beberapa presentasi yang disampaikan oleh beberapa ilmuwan astrofisika Goddard yang bekerja sebagai deputi proyek ilmuwan untuk pengoperasian teleskop ruang angkasa Hubble dan James Webb.

Hubble masih terus di berada garda terdepan dalam eksplorasi dan penemuan sains modern. Hubble telah membawa kemajuan luar biasa dalam segala hal, mulai dari pemahaman akan dinamika sistem tata surya sampai kepada struktur jagad raya. Diharapkan, Hubble dapat menyediakan data-data bernilai (valuable data) sampai tahun 2020, atau bahkan 2030, sebelum pada akhirnya dinyatakan tidak beroperasi lagi oleh NASA. 

Misi Hubble

Teleskop ruang angkasa Hubble memulai misinya setelah diluncurkan ke orbit rendah Bumi di pagi hari 24 April 1990, dan masih beroperasi sampai sekarang. Dalam peluncurannya, tinggi orbit 559 km dan kecepatan mengorbit 7,5 km/detik, daya yang dimiliki 2800 Watt dengan biaya sebesar 2,5 trilliyun dollar Amerika. Hubble memiliki ukuran cermin selebar 2,4 meter dan 4 instrumen utamanya bekerja pada spektrum warna atau panjang gelombang pelangi super: dekat ultraungu (near ultraviolet), cahaya tampak (visible light), dan dekat inframerah (near infrared). Gambar-gambar fantastis yang dihasilkannya telah menyingkapkan keindahan, selayaknya kita melewati sebuah permadani samudera kosmik yang tidak terbayangkan.

Sejak diluncurkan, teleskop ini telah empat kali dikunjungi oleh para astronot yang melakukan perbaikan dan pemeliharaan fasilitasnya. Selama pemakaian yang kontinu di antara tahun-tahun perbaikannya, Hubble telah menghasilkan data-data penting bagi ribuan tulisan ilmiah, dengan topik-topik yang meliputi penemuan-penemuan akan formasi sistem tata surya sampai ke pengukuran-pengukuran yang akurat akan umur alam semesta. Beberapa di antaranya adalah (1) kemampuan mendeteksi keberadaan supermassal lubang hitam (supermassive black holes) di pusat galaksi, (2) pengukuran akan tingkat ekspansi (expansion rate) dan umur alam semesta, dan bahkan pendeteksian terhadap akselerasi yang disebabkan oleh adanya “energi gelap misterius (mysterious dark energy) yang berusaha memisahkan alam semesta, dan (3) pengukuran akan komposisi kimiawi dari atmosfir planet-planet (exoplanets) yang mengitari bintang-bintang lain. Riset Hubble telah mencakup hampir semua area tentang astronomi ruang angkasa yang dalam: tingkat ekspansi dan akselerasi alam semesta, link yang nyata antara massa galaksi dan massa pusat lubang hitam, formasi galaksi awal setelah terjadinya dentuman besar (Big Bang), kejadian-kejadian singkat aneh di ruang angkasa, serta sifat kimiawi dan potensi kelayakhunian dari planet-planet yang mengorbit bintang-bintang lain selain matahari.

Namun, lebih dari sekedar sebagai alat bagi para ahli astronomi, Hubble telah menjadi teleskop publik. Ia telah menjadi salah satu dari instrumen ilmiah yang pernah dibangun, yang menyegarkan kembali dan membentuk ulang cara pandang dunia akan luar angkasa (outer space). Gambar-gambar dan penemuan-penemuannya telah menangkap imajinasi manusia di seluruh dunia, menyentuh segala sesuatu mulai dari budaya pop sampai ke fiksi ilmiah, dari bidang edukasi sampai ke bidang seni. Hubble telah secara substansial meningkatkan bidang-bidang Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics (STEAM). Bahkan, bahan-bahan edukasinya telah digunakan oleh setengah juta pengajar dan enam juta murid setiap tahun, khususnya di lima puluh negara bagian Amerika Serikat.

Harapan bagi Bosscha

Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, kita memiliki observatorium Bosscha (dulu bernama Bosscha Sterrenwacht), sebuah observatorium tertua di Indonesia, dan bahkan mungkin terbesar di Asia Tenggara. Observatorium ini didirikan pada tahun 1923 oleh Nederlandsche-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda atas prakarsa K.A.R. Bosscha. Pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan pengelolaan observatorium ini kepada pemerintah RI. Dan sebagai penghargaan atas jasanya, maka Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Bosscha adalah sebuah Lembaga Penelitian dengan program-program spesifik yang dikelola oleh ITB (Institut Teknologi Bandung). Misinya adalah menjadi pusat penelitian dan pendidikan formal serta pengembangan ilmu astronomi di Indonesia. Dalam program pengabdiannya kepada masyarakat, baik melalui ceramah, diskusi, dan kunjungan terpadu ke fasilitas teropong untuk melihat objek-objek langit, masyarakat (khususnya juga anak-anak) telah diperkenalkan kepada keindahan sekaligus deskripsi ilmiah alam semesta. Dengan demikian, observatorium ini berperan bukan hanya sebagai lembaga ilmiah yang menjadi tempat berpikir dan bekerja para astronom profesional, melainkan juga menjadi tempat bagi masyarakat (anak-anak) untuk mengenal dan menghargai sains sebagaimana dialami oleh masyarakat Amerika dan dunia melalui kehadiran teleskop ruang angkasa Hubble. Dalam terminologi ekonomi modern, Bosscha telah menjadi bagian dari public goods.

Observatorium ini memiliki beberapa teleskop besar yang fungsinya sedikit banyak mirip dengan teleskop Hubble. Sebagai contoh, teleskop Schmidt Bima Sakti. Sesuai dengan namanya, teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, menentukan terang dan komposisi kimiawi supernova, serta untuk memotret objek langit lainnya. Ada juga teleskop radio Bosscha 2,3 m (instrumen radio jenis SRT-Small Radio Telescope) yang didisain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation. Selain untuk pengamatan hidrogen netral dalam galaksi Bima Sakti, teleskop ini juga dapat digunakan untuk mengamati objek-objek yang lebih jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar* (*para ahli menamakannya sebagai sumber radio kuasi-stellar, disingkat kuasar. Kini hampir semua astronom percaya bahwa kuasar adalah inti galaktif aktif atau Active Galactic Nuclei, AGN yang sangat jauh. Sekitar satu persen dari bagian tengah galaksi dapat berupa AGN). Objek eksotik seperti pulsar (pulsating radio star) juga bisa menjadi target pengamatan dari teleskop radio ini.

Pada tahun 2004, observatorium ini tetapkan sebagai Benda Cagar Budaya oleh pemerintah dan dilindungi oleh UU No.2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya pada tahun 2008, pemerintah menetapkan Bosscha sebagai salah satu objek vital nasional yang harus diamankan. Kedua hal itu menunjukkan komitmen dan kesungguhan pemerintah dalam menjunjung tinggi sains dan teknologi. Namun seharusnya pemerintah tidak berhenti sampai di situ.

Jika kita amati kini, ternyata kondisi di sekitar observatorium Bosscha sepertinya dianggap sudah tidak layak oleh para ilmuwan astronomi untuk menjadi lokasi strategis dalam melakukan pengamatan karena perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan Bandung Utara yang bersifat massif dan cepat. Apa akibatnya? Semakin berkurangnya intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk mengadakan kegiatan penelitian atau peneropongan luar angkasa. Di sisi lain hal ini juga terjadi karena kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti dinas pertanahan dan agraria dalam hal perijinan. Mereka telah memberikan andil yang bersifat negatif dalam hal ini sehingga keberadaan dari observatorium ini bisa menjadi terancam. Seyogianya, pemerintah bersedia untuk turun tangan sehingga observatorium Bosscha bisa kembali berperan sebagai homebase bagi perkembangan ilmu astronomi di Indonesia.

Diharapkan, Bosscha dapat meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di bidang-bidang Teknologi, Rekayasa, Ilmu, Matematika, dan Seni (TRIMS) melalui penelitian yang bersifat multidisplin (optik dan spektrum cahaya, kontrol dan teknik instrumentasi, serta pengolahan dan pemrosesan sinyal dijital). Bukan tidak mungkin jika bahan-bahan penelitiannya bisa dipergunakan bukan hanya oleh jutaan mahasiswa program sarjana dan pascasarjana, melainkan juga murid-murid SMA di masa mendatang.

 

Joni Welman Simatupang

Staf Pengajar di Program Studi Teknik Elektro

Direktur Lembaga Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (LRPM)

Universitas Presiden, Cikarang-Jawa Barat

           

           

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…