Pendekatan Serapan Berpikir di Era Covid-19: Open-book test dan Keleluasaan Berpikir
Oleh : Bintang Handayani, PhD | Minggu, 13 September 2020 - 11:14 WIB

Bintang Handayani, Ph.D, Dosen dan Peneliti Senior di President University, Cikarang (Foto Dok Industry.co.id)
INDUSTRY.co.id - Coffee shop tak pernah menjadi tempat minum kopi bagi saya, melainkan selalu menjadi tempat rehat untuk menikmati kue Red Velvet atau Black Forest dan minuman favorit teh hijau lemon dengan sesendok kecil madu, pemanis rasa atas tekanan Covid-19 #SelfIsolation #socialdistancing #SouthEastAsia #StayHome. Hari Rabu di Kota Baru yang dulunya mungkin adalah Kota Tua, entahlah. Saya duduk mencoba berpikir tentang desain berpikir dan konsep regenerasi, serta teknik penilaian akhir dan teknik penilaian berkelanjutan (continuous assessments) yang harus saya turunkan kepada para mahasiswa saya. Flashback, kerangka pengalaman ketika saya menjadi mahasiswa dahulu, saya ingat betul bagaimana saya lebih menikmati keleluasaan berpikir yang diberikan kepada saya. Keleluasaan berpikir dalam horizon pendidikan tinggi sepeti Universitas digalakkan bukan hanya oleh para Dosen dikelas, namun yang terpenting adalah lingkungan kondusif dirumah dan dikampus.
Universitas selalu diidentikan pada pendekatan serapan berpikir holistik dan terbuka, senada dengan desain cakrawala berpikir objektif sistemik. Desain cakrawala berpikir objektif sistemik ala pendidikan tinggi formal di Univervitas membawa setiap generasi menyerap pola horizon perkembangan invovasi berpikir, diharapkan mampu membawa kebaikan, keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa. Dewasa ini invovasi berpikir ala cendikiawan (baca: Dosen), tulang punggung dari Univervitas dituntut untuk mengolah catatan sejarah pendekanan pendidikan formal khas dunia masa kini dengan ideologi berpikir objektif sistemik, Pancasila-ish. Dalam konteks yang lebih khusus, invovasi berpikir ala cendikiawan runut khas pada teknik penilaian yang melekat sejati dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan filosofi berpikir bawaan Agama dan Sistem Kepercayaan nan Agung.
Balutan-balutan invovasi berpikir tak terlepas dari khas pedagogy dan school of thought kiblat tertentu dari Universitas. Dengan pedagogy dan school of thought kiblat tertentu dari Universitas, perubahan kearah yang lebih baik diharapkan mampu lahir, termaktub dalam cita-cita masa depan generasi bangsa, dan keberlangsungan negara. Menjadi lebih ajek, putaran sejarah siklus kehidupan masyarakat dunia saat ini telah memaksa para cerdik pandai, cendikiawan, para Dosen dan Profesor untuk memikirkan pedagogy paling baik dan betul dalam teknik penilaian akhir yang harus diturunkan kepada para mahasiswanya. Sejalan dengan waktu berjalan dan kelahiran generasi bangsa, adil dan halal selanjutnya menjadi tradisi intelektual dan school of thought Universitas yang membaur didalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Serapan berpikir paling terkini dan muktahir dalam dekade terakhir ini ditengarai terjadi sebelum Covid-19. Namun demikian, Covid-19 dengan gagahnya telah mempertanyakan hal-hal yang dianggap ajek dalam sistem penilaian akhir dan continuous assessment. Alhasil, tuntutan ulang-kaji pada sistem penilaian akhir dan continuous assessment dipandang perlu untuk menjadi adil dan halal. Konsep adil dan halal dapat dikatakan melekat secara implisit dalam tradisi intelektual dan school of thought Universitas. Adil diartikan kesamaan penilaian akhir yang diberikan kepada perserta didik berdasarkan standarisasi desain penilaian, dan halal dijadikan rujukan berpikir untuk pemutusan penilain akhir dari Dosen dan/atau Profesor kepada mahasiswanya.
Satu dari sekian banyak pendekatan serapan berpikir Covid-19 adalah manfaat baik dari open-book test. Open-book test bukan teknik penilaian baru di Indonesia. Open-book test dianggap sebagai teknik penilaian yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang karena menawarkan keleluasaan berpikir dalam menjawab soalan ujian. Open-book test memerlukan kemampuan khas know what dan know how, menjanjikan kualitas berpikir yang berlandaskan pada penilaian akhir adil dan halal. Open-book test yang pada era Covid-19 ini dilekatkan pada mediasi Internet berserta apps online seperti Google Forms dan lain sebagainya, memungkinkan mahasiswa mengakses materi seperti ringkasan, catatan, buku teks, dan ragam sumber nan kaya informasi dan data. Namun demikian, online open-book test dalam era Covid-19 (dan era pasca Covid-19 dikemudian hari) membuat semakin sulit untuk membedakan antara open-book test dan take-home test. Disisi lain, fenomena Covid-19 telah memberikan peluang untuk meningkatkan penilaian siswa melalui open-book test dan take-home test.
Open-book test dan take-home test merupakan salah satu cara untuk membantu memastikan integritas akademik dalam kuliah online. Open-book test khususnya online open-book test ini tidak hanya menguji kemampuan mahasiswa untuk mengingat informasi, namun yang terpenting dan krusial adalah kemampuan khas know what dan know how untuk mendapatkan nilai terbaik. Online open-book test juga dapat mempromosikan peluang belajar yang lebih realistis yang menekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan khas know what dan know how hanya didapat dari akar latihan berkesinambungan yang melekat dengan integritas. Dengan demikian open-book test adalah teknik penilaian yang baik untuk mengajukan pertanyaan konseptual, melatih keleluasaan berpikir, dan serapan berpikir. Senadi, penilaian kinerja online open-book test termasuk ujian, desain penilaian, format, penilaian, dan umpan balik, harus digunakan untuk memastikan kualitas dalam pengajaran online serta memastikan integritas akademik. Dengan demikian, open-book test dan/atau take-home test diyakini sebagai salah satu metode untuk memasukkan tugas yang realistis dan terbuka ke dalam pendidikan tinggi, sebagai pendekatan serapan berpikir Covid-19.
Kue dan teh hijau lemon telah dinikmati jelang petang hari ini, pendekatan serapan berpikir telah saya ceritakan. Semoga bermanfaat.
Bintang Handayani, PhD: Dosen dan Peneliti Senior di President University, Cikarang
Industri Hari Ini

Senin, 28 Juli 2025 - 17:20 WIB
Hadir dengan Nama Baru, Bank Jakarta Catatkan Kinerja Positif di Triwulan II 2025
Jakarta— Bank DKI, yang kini mengusung identitas baru sebagai Bank Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga akhir Triwulan II 2025. Capaian ini sejalan dengan strategi…

Senin, 28 Juli 2025 - 16:29 WIB
OCA AI dari Telkom Kenalkan Chatbot Builder Tanpa Coding
Omni Communication Assistant (OCA) dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menjadi solusi yang bisa diandalkan. Bukan sekadar menghadirkan solusi komunikasi saja, lebih dari itu OCA…

Senin, 28 Juli 2025 - 16:20 WIB
Keren! Diseksi Aorta Kompleks Berhasil Ditangani oleh Heartology
Tidak semua nyeri perut berasal dari masalah pencernaan. Dalam sejumlah kasus, nyeri hebat pada perut justru bisa menjadi pertanda kondisi yang mengancam jiwa. Salah satu contoh penyakitnya…

Senin, 28 Juli 2025 - 15:45 WIB
Budidaya Udang Bioflok: Jalan Mandiri Warga Wanayasa Berkat Zakat Produktif
Di Desa Wanayasa, Pontang, Serang, Bapak Mahyadi (56) setiap hari sibuk merawat tiga kolam tambak udang vaname. Bukan sekadar pekerjaan, tapi ladang harapan. Dari situ, ia bisa membiayai hidup…

Senin, 28 Juli 2025 - 15:20 WIB
LKC Dompet Dhuafa Salurkan Paket Nutrisi bagi Pasien TBC di Sukabumi
Sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung program eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jawa Barat menyalurkan bantuan paket nutrisi…
Komentar Berita