Kasihan! Anak Buruh Kelapa Sawit Ini Tak Jadi Sekolah karena Gagal Naik Pesawat

Oleh : Kormen Barus | Senin, 20 Juli 2020 - 06:01 WIB

Karolus Ombang bersama ayahnya Pice saat ditemui awak media disebuah warung kopi di Palangka Raya, Minggu (19/7). sumber: kumparan.com
Karolus Ombang bersama ayahnya Pice saat ditemui awak media disebuah warung kopi di Palangka Raya, Minggu (19/7). sumber: kumparan.com

INDUSTRY.co.id, Palangkaraya-Karolus Ombang, Remaja lulusan Sekolah Dasar di Kota Palangka Raya ini batal berangkat dari Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya menuju Labuan Bajo karena ditolak oleh pihak Maskapai Lion Air, Sabtu (18/7).

Ikhwal, Karolus Ombang berencana  untuk mengenyam pendidikan di kampung halaman ayahnya di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), namun saat menuju pihak maskapai Lion Air, anak itu menunjukkan hasil Rapid Test dalam bentuk dokumen foto yang tidak di-printout.

"Ceritanya begini anak saya ini mau saya sekolahkan di kampung halaman saya bersama pamannya di Manggarai. Kami sudah beli tiket di agen dan juga urus Rapid Test di RS Pambelum," kisah Pice yang adalah ayah dari Karlos sambil menangis di sebuah warung kopi di Palangka Raya, seperti melansir dari laman kumparan.com, Minggu (19/7).

Ketika menuju Bandara, Karlos lupa membawa serta hasil Rapid Test yang sudah diurusnya. Pihak Maskapai meminta untuk dikirim lewat WhatsApp. Permintaan tersebut dituruti oleh Karlos.

"Setelah suratnya dikirim dalam bentuk foto dan ditunjukkan kepada petugas, malah petugas dari Maskapai Lion Air bilang tidak punya printer untuk mencetak surat tersebut," kisah Pice penuh tatap kosong sambil sesekali mengusap air mata.

Seperti yang ditulis Kumparan.com, alasan pihak Lion Air tidak ada printer sama sekali tidak menyurutkan niat Karlos untuk ke Manggarai. Melalui ayahnya, Karlos meminta saran terbaik dari pihak Lion Air untuk persoalan yang dialami.

"Setelah bilang tidak ada printer untuk print surat Rapid Test itu, kami minta saran dari mereka. Akhirnya petugas suruh pulang ambil di rumah yang terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 10 Palangka Raya. Saran itu saya turuti," ujarnya.

Usai mengambil surat Rapid Test yang ketinggalan, ayah Karlos kembali ke Bandara. Surat tes cepat diserahkan ke pihak Lion Air. Akan tetapi kali ini pihak Lion Air kembali beralasan bahwa pesawat mau berangkat dan tiket Karlos dinyatakan hangus.

"Pas saya sudah kasi tunjuk surat Rapid Test katanya tiketnya sudah hangus dan hanya mendapat komplain 10 persen dari harga tiket," ujar ayah Karlos tanpa henti menangis.

Perdebatan pihak Lion Air dengan ayah Karlos pun terjadi. Saking kesal, buruh kelapa sawit ini merobek surat Rapid Test di depan petugas Maskapai.

"Saya karena kecewa akhirnya robek surat Rapid Test di depan petugas," kisahnya.

Sambil meneguk kopi hitam yang diberikan oleh pemilik warung tanpa dipesan, ayah Karlos mengakui kekesalannya atas peristiwa tersebut bukan hanya karena anaknya gagal berangkat untuk mengenyam pendidikan di NTT, tetapi juga kerugian materi yang dialaminya berupa hangusnya uang tiket.

"Untuk dapat uang tiket itu saya kerja 1 bulan panen sawit. Masa saya hanya dikembalikan 10 persen dari harga tiket. Tolonglah kami orang miskin ini yang susah cari uang untuk beli tiket dan bayar uang sekolah," ujarnya geram.

Berkaitan dengan kasus ini, awak media menghubungi pihak Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya pada Minggu (19/7). Melalui pesan WhatsApp, Kepala Bandara Tjilik Riwut Siswanto mengatakan surat Rapid Test harus dibawa yang asli agar bisa diparaf oleh pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan.

"Kami sudah melakukan cek ke pihak KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) selaku otoritas yang bertugas melakukan verifikasi hasil rapid tes, bahwa untuk hasil tes cepat memang mesti dibawa yang asli karena harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter KKP," ujar Siswanto.

Sementara itu berkaitan dengan hasil pengecekannya ke pihak Maskapai, Siswanto mengatakan bahwa penumpang dinyatakan terlambat dan dikenakan aturan pengembalian 10 persen.

"Keterangan dari pihak Lion Air bahwa penumpang terlambat sampai bandara sehingga terkena aturan pengembalian 10%," terang Siswanto seraya meminta awak media menghubungi langsung pihak Lion Air. (sumber kumparan.com)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…