Tahan Kekeringan, Benih Inpara 2 Jadi Primadona Produksi Padi di Lahan Rawa

Oleh : Wiyanto | Sabtu, 04 Juli 2020 - 12:29 WIB

Petani sedang di persawahan (Doc: Kementan)
Petani sedang di persawahan (Doc: Kementan)

INDUSTRY.co.id - Barito Kuala -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung inovasi teknologi varietas unggul untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di daerah Rawa. Apapun cara yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian, akan ditempuh demi menjaga ketahan pangan terlebih di masa pandemi covid 19 ini.

Salah satu Balai Benih Induk (BBI) Padi Barabai milik Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Barambai Kolam Kanan, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala telah mengembangkan varietas Inpara 2 seluas 17 hektar (ha) yang cocok di tanam di lahan rawa.

Kepala BBI Padi Barabai, Sugeng menjelaskan pembatas utama budidaya padi di lahan rawa adalah kemasaman tinggi yang menyebabkan konsentrasi besi sangat tinggi, sehingga tanaman mudah keracunan. Selain itu, genangan air juga sering tinggi dan lama sehingga tanaman busuk dan mati.

"Padi Inpara sudah terbukti tahan masam, tahan keracunan besi, dan tahan genangan,” jelas Sugeng, Sabtu (4/7/2020).

"Harapannya, lahan ini disamping sebagai pusat percontohan teknik produksi padi irigasi lahan rawa di Kalimantan Selatan, petani dapat termotivasi untuk memproduksi benih padi di lahan rawa," sambungnya.

Sementara itu, Maryanto, Ketua Produsen Benih (PB) Bunga Karang, Desa Karang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan telah menggeluti kegiatan produksi benih padi di atas lahan rawa seluas 160 ha. Hal ini mendapatkan apresiasi oleh petani sekitarnya karena memproduksi benih padi di lahan rawa pasang surut sangat besar kendala yang dihadapi terutama masalah air dan kesuburan lahan didominasi tanah masam.

"Itu sebabnya sebagian besar petani masih melakukan tanam padi satu kali setahun dengan varietas lokal. Hal ini tidak menyurutkan saya untuk mengadopsi teknologi produksi benih varietas yang cocok di lahan rawa masam terlebih menghadapi kekeringan panjang," kata Maryanto.

Maryanto menyebutkan keunggulan varietas Inpara 2 yakni produktivitasnya mencapai 8 ton/ha atau setara dengan 6 ton/ha benih. Varietas ini adaptif terhadap kekeringan di lahan masam, toleran keracunan FE dan Al, tahan terhadap Wereng Batang Coklat (WBC), Blas, rasa nasi agak pera dan disukai masyarakat Kalimantan Selatan.

"Bahkan yang semula hanya tanam sekali, sekarang bisa tanam dua kali setahun. Saat ini varietas Inpara 2 menjadi primadona petani di Kab. Barito Kuala," jelasnya.

"Produksi benihnya satu musim tanam mencapai 960 ton, selain untuk memenuhi kebutuhan benih wilayah Kalsel, akhir tahun ini sudah ada permintaan benih untuk wilayah Kalimantan Tengah," pinta Maryanto.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan optimalisasi lahan rawa merupakan strategi yang akan ditempuh Kementan untuk amankan stok pangan nasional pada musim kemarau (MK) di tengah pandemi Corona tahun 2020. Pemanfaatan lahan rawa sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menjamin produksi pangan khususnya beras.

“Benih sebagai salah satu pengungkit keberhasilan budidaya tanaman, penggunaan varietas yang sesuai dengan kondisi alam akan meningkatkan produksi. Kami berharap bahwa perlu memberdayakan petani produsen yang mandiri, guna mempermudah akses memperoleh benih varietas unggul," tutur Suwandi.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Takdir Mulyadi menambahkan varietas Inpara sudah berkembang di lahan rawa seperti Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan beberapa lokasi yang terendam. Inovasi varietas unggul yang adaptif dan toleran rendaman, di lahan rawa tahan kekeringan yakni varietas Inpara 1, Inpara 2, dan Inpara 3.

"Selanjutnya Inpara 4, Inpara 5, Inpara 6, Inpara 7, Inpara 8, Inpara 9 Agritan, Inpara 10 BLB," sebut Takdir.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ini perlengkapan rumah tangga

Jumat, 26 April 2024 - 10:21 WIB

Penjualan 2023 Melesat, Panca Anugrah Wisesa Buka Showroom Baru di PIK 2

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebagai emiten yang bergerak di bidang perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga sepanjang tahun 2023 sukses meraih lonjakan penjualan hingga…

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Indonesia Jalin 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…

[Kiri ke kanan] Royke Tobing - Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Haliwela - Direktur R & D PT Spentera, Marie Muhammad - Direktur Operasional Eksternal PT Spentera, Thomas Gregory - Direktur Operasi Internal PT Spentera

Jumat, 26 April 2024 - 09:50 WIB

Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber Pada Infrastruktur Informasi Vital Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Siber

Kejahatan siber merupakan masalah serius yang dapat menyerang baik individu maupun institusi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan bahwa terjadi peningkatan…

ASABRI mengikuti edukasi keterbukaan informasi publik

Jumat, 26 April 2024 - 09:45 WIB

ASABRI Komitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik

ASABRI bersama 5 BUMN Lainnya yaitu Indonesia Re, Indonesia Financial Group (IFG), Perum Bulog, Danareksa, dan MIND.ID, hadir dalam penyelenggaraan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik…