'Gladak Perak' Misteri Jembatan Kuno Peninggalan Belanda di Lumajang

Oleh : Chodijah Febriyani | Jumat, 14 April 2017 - 07:00 WIB

Jembatan Gladak Perak Merupakan Bangunan Saat Pemerintahan Kolonial Belanda (Chodijah Febriyani/INDUSTRY.co.id)
Jembatan Gladak Perak Merupakan Bangunan Saat Pemerintahan Kolonial Belanda (Chodijah Febriyani/INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id, Lumajang - Jika Anda berkunjung ke Lumajang, sempatkanlah diri Anda untuk menelusuri Jembatan Perak atau yang disebut oleh warga setempat Gladak Perak. Jembatan ini terletak di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

Selintas, tidak ada yang aneh dengan Jembatan Gladak perak ini, ternyata Jembatan ini merupakan bangunan kuno pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dan sampai sekarang terkenal akan sejarahnya.

Jembatan dengan panjang sekitar 100 meter tersebut membentang di di atas permukaan Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Menurut Amir Faisol selaku Pemandu wisata Familiarzation Trip Lumajang, mengatakan "Zaman PKI dulu, jembatan ini dsebut tempat pembuangan orang, caranya dilempar ke bawah karena dianggap berseberangan degan penguasa, itu sekitar tahun 65-an, dan zaman Petrus (Penembak Misterius) tahun 80-an," ungkapnya kepada Industry.co.id, Lumajang, Minggu (9/4/2017)

"Dari segi spiritualnya makanya banyak orang juga suka denger yang aneh-aneh, di Jembatan kalau malam-malam kadang dengar ada yang suka menjerit atau minta tolong," kata Amir.

Banyak terjadi kecelakaan tiap tahunnya karena tikungan yang menikuk itu, ujar Amir.

"Akibat banyaknya korban, akhrnya Jembatan bangunan Belanda ini ditutup dan digantikan dan dibangun dengan Jembatan Gladak Perak Baru," lanjutnya.

Jembatan Gladak Perak baru dibangun pada tahun 1998 pada saat pemerintahan Presiden RI kedua, Soeharto.

"Sejak dibangunnya Jembatan Gladak Perak Baru, berdirilah warung-warung sampai malam, tempat orang-orang istirahat dan santai-santai sambil lihat pemandangan bahkan ada yang berselfie ria," sambung Amir.

Jembatan Gladak Perak memiliki lebar tak kurang dari empat meter. Di sisi jembatan hanya ada pengaman dari bambu.

"Jembatan ini akses transportasi dari Lumajang ke Malang. Kalau aliran di bawah jembatan adalah untuk lahar dingin Gunung Semeru, tapi bagi masyarakat bermanfaat untuk pasir," pungkas Amir.

Uniknya, untuk menarik wisatawan, terdapat wisata Jembatan Gembok Cinta yang terdapat di ujung Jembatan. Di Jembatan Gembok Cinta itu, para muda-mudi yang dimabuk asmara, bisa menamai nama mereka masing-masing lalu digembok dan dikunci di pagar yang telah disediakan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pegadaian Raih Penghargaan Performance Excellence Award 2025

Senin, 04 Agustus 2025 - 15:22 WIB

Pegadaian Raih Penghargaan Performance Excellence Award 2025

PT Pegadaian berhasil meraih penghargaan prestisius “Performance Excellence Award” dalam kategori “Excellence in Microfinance and Financial Inclusion” pada ajang The Best Investortrust…

Gedung Bank Mandiri

Senin, 04 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Bank Mandiri Perkuat Komitmen ESG Melalui KPR Hijau

Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, semangat untuk membangun masa depan yang lebih hijau dan inklusif semakin menguat. Sebagai bank nasional yang secara konsisten mendorong…

Dealer Caroline

Senin, 04 Agustus 2025 - 15:13 WIB

Pendapatan ASLC Tumbuh Sebesar 17,11% YoY di Kuartal II-2025

Strategi PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) terus perkuat dan percepat digitalisasi unit bisnis Caroline.id melalui integrasi layanan Online-to-Offline (O2O) yang mempermudah konsumen dalam…

Caption: Dompet Dhuafa Sulsel berhasil meraih Gold Award dalam ajang Innovation Technology for Social and Environmental Awards (InTechSEA) 2025, untuk kategori Ekonomi Inklusif.

Senin, 04 Agustus 2025 - 14:42 WIB

Dukung Ekonomi Inklusif, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Raih Gold Award di INTECHSEA 2025

Dompet Dhuafa Sulsel berhasil meraih Gold Award dalam ajang Innovation Technology for Social and Environmental Awards (InTechSEA) 2025, untuk kategori Ekonomi Inklusif. Bermodal dengan menerapkan…

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Bersama Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Lucia Rizka Andalusia saat mengunjungi Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di SMPK Penabur Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Senin (4/8/2025). Menkomdigi menegaskan Kemkomdigi terus melakukan monitoring terhadap kualitas koneksi internet di berbagai daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan CKG Sekolah. Foto: Agus Siswanto/InfoPublik/KPM

Senin, 04 Agustus 2025 - 14:35 WIB

Digitalisasi Cek Kesehatan Anak Dimulai, Komdigi Pastikan Konektivitas di 282 Ribu Sekolah

Jakarta– Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah kini memasuki era digital. Kementerian Komunikasi dan Digital memastikan infrastruktur konektivitas menjadi fondasi utama pelaksanaan program…