Terbukti! 90% Pembobolan Bank Libatkan Orang Dalam
Oleh : Herry Barus | Sabtu, 01 April 2017 - 17:16 WIB

Tersangka Tindak Pidana (Foto Dok Industry.co.id)
INDUSTRY.co.id - Bogor- Direktur Pengawasan Bank 2 Otoritas Jasa Keuangan Anung Herlianto mengatakan sebagian besar kasus penipuan (fraud) di sektor perbankan, terjadi karena adanya peran orang dalam yang mengetahui celah dalam sistem.
"Kasus pembobolan itu 90 persen selalu melibatkan orang dalam," kata Anung Herlianto dalam acara pelatihan wartawan di Bogor, Sabtu (1/4/2017)
Anung menambahkan kebanyakan kasus penipuan tersebut juga didukung oleh kurang pedulinya para nasabah dalam mengelola dana yang didepositokan dan terlalu percaya dengan pihak perbankan.
"Kelemahan itu diperparah dengan orang yang punya duit itu tidak ingin repot dalam melakukan administrasi dan meminta pihak bank yang datang, karena sudah terlanjur percaya," kata Anung.
Ia mengatakan pembenahan pengawasan internal sangat dibutuhkan agar kasus penipuan dalam sektor perbankan makin berkurang dan tidak ada lagi nasabah yang dirugikan.
Namun, Anung mengakui tindakan pelanggaran hukum seperti yang terjadi dalam kasus BTN masih bisa terjadi, meski regulasi pengawasan sudah memadai, karena hal itu juga tergantung dari kualitas sumber daya manusia.
"Regulasi kita sudah 'common practice', lebih bagus dibandingkan regulasi perbankan di Eropa, bahkan AS serta Jepang. Kita itu lebih rigid. Namun, intinya kita akan perkuat kontrol internal di seluruh bank," jelas Anung.
Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BTN) menyatakan dugaan pemalsuan bilyet deposito yang merugikan sejumlah nasabah sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan kasusnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaaan Tinggi DKI Jakarta.
Sekretaris Bank BTN Eko Waluyo mengatakan dari hasil investigasi, bilyet deposito perseroan itu dipalsukan oleh kelompok yang diduga sindikat kejahatan perbankan. Sindikat tersebut menggunakan nama BTN secara ilegal untuk menawarkan produk deposito dan beroperasi di luar sistem perseroan.
"Hingga kini, laporan pemalsuan bilyet deposito tersebut dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. BTN akan tunduk dan patuh terhadap hukum dan tidak akan melindungi pihak manapun yang terkait dengan tindakan penipuan tersebut," katanya.
BTN juga mengklaim telah menerapkan prinsip kehati-hatian dengan membentuk cadangan risiko operasional. Cadangan ini telah disampaikan dalam laporan keuangan audit tahun 2016.
Seperti dilansir Antara, kasus dugaan pemalsuan bilyet deposito bermula dari laporan tertanggal 16 November 2016. Laporan tersebut terkait dengan kegagalan pencairan deposito sebelum jangka waktu pencairan.
Menanggapi laporan itu, BTN memverifikasi dan melakukan investigasi. Hasilnya, perseroan menemukan pengajuan bilyet deposito palsu.
Dari investigasi yang dilakukan perseroan juga terlihat produk palsu itu ditawarkan oleh sindikat oknum yang mengaku-ngaku sebagai karyawan pemasaran BTN.
Selain menawarkan produk deposito dengan tingkat bunga jauh di atas tingkat yang ditawarkan BTN, sindikat ini juga memalsukan spesimen tanda tangan dan data korban untuk melancarkan aksinya.
Perbankan Perkuat Fraud Managemet Agar Tidak Merugikan Konsumen
Sementara itu dalam sebuah kesempatan belum lama ini, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad meminta bank-bank memperkuat manajemen pengelolaan tindak kejahatan perbankan (fraud management) agar tidak merugikan konsumen dan juga pihak bank itu sendiri.
"Fraud management itu harus diperkuat di bank. Karena itu ada penalti ada sanksi yang diberikan oleh pengawas. Jenis sanksinya dan sebagainya ya saya serahkan ke pengawas. Pengawas yang akan menentukan mana yang berisiko dan perlu mendapatkan perhatian," ujar Muliaman.
Baca Juga
Bank Mandiri Perkuat Prinsip ESG Lewat Aksi Nyata Penanganan Sampah…
Berkat Pembiayaan Subsidi BTN Syariah DA'I dan Guru Ngaji Bisa Punya…
BSI Pertegas Komitmen Global Terhadap ESG dan Keuangan Berkelanjutan
Peringati Hari Mangrove Sedunia, BRI Pertegas Komitmen Selamatkan…
Lebih Untung! Ajukan Kartu Kredit BRI Easy Card Lewat Website Resmi…
Industri Hari Ini

Senin, 28 Juli 2025 - 15:00 WIB
Wamen Irene Apresiasi Kolaborasi Indonesia-Prancis di Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) 2025
Acara bertema "La Nouvelle Ecriture" ini dinilai Wamen Irene sebagai sebuah manifestasi dari ekosistem fesyen Indonesia yang semakin matang dan siap untuk mendapatkan pengakuan dunia. Irene…

Senin, 28 Juli 2025 - 13:59 WIB
Infor dan BSI Tampilkan Masa Depan Industri Manufaktur Berbasis Cloud
Surabaya— PT Bisnis Sistem Indonesia (BSI) bersama mitra teknologinya, Infor, sukses menyelenggarakan Indonesia Manufacturing Symposium 2025 di The Westin Surabaya. Mengusung tema “Extraordinary…

Senin, 28 Juli 2025 - 13:35 WIB
Pegadaian Raih Penghargaan di Ajang Indonesia Regulatory Compliance Awards 2025
PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat global. Dalam ajang bergengsi The 20th Annual Next Generation Contact Center & CX Best Practices 2025, Pegadaian berhasil meraih…

Senin, 28 Juli 2025 - 13:20 WIB
Ajak Generasi Muda Majukan Industri Nasional, Kemenperin Kembali Gelar Industrial Festival 2025
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menghadirkan Industrial Festival sebagai salah satu agenda strategis tahunan yang ditujukan untuk mendekatkan dunia industri kepada generasi muda…

Senin, 28 Juli 2025 - 13:01 WIB
Proses Akuisisi Sebanyak 70% Saham NINE Dipatok Poh Holding Rampung Sekitar September atau Oktober 2025
Jakarta - PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) mengungkapkan penyelesaian proses akuisisi terhadap perusahaan ini terus dijalankan oleh Poh Holding Pte Ltd.
Komentar Berita