Ini Kata Peternak Ayam Soal Bantuan Pinjaman Jagung Pakan

Oleh : Hariyanto | Rabu, 21 November 2018 - 13:08 WIB

Ayam broiler
Ayam broiler

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Sebagian pihak mempertanyakan  langkah Pemerintah meminjam jagung dari Feedmill (perusahaan pakan ternak besar), untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan peternak ayam layer mandiri. Kenyataan yang terjadi di lapangan, peternak merasa sangat terbantu dengan upaya jangka pendek Pemerintah ini. 

Peternak ayam petelur melihat kesungguhan Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), dalam mengupayakan jagung pakan. 

"Terus terang Saya memuji, khususnya ke Ditjen PKH, Pak Dirjen Pak Ketut dan jajarannya. Betul-betul luar biasa untuk peternak dalam mengadakan jagung", ujar Awan Sastrawijaya, Peternak Ayam Petelur di Bandung, Jawa Barat.

Padahal menurut Awan yang juga Pengurus Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN), secara tugas pokok dan fungsi itu bukan tugasnya mereka (Ditjend PKH). Tapi mereka yang turun mencari jagung, bahkan mencari pinjaman.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Sugiono menjelaskan, langkah meminjam jagung pakan dari feedmill diambil sambil menunggu impor jagung sebesar 100 ribu ton di Indonesia. Apabila jagung impor sudah tiba, Kementan akan mengembalikan pinjaman.

"Jagung pinjaman ini tidak disalurkan ke seluruh lapisan peternak. Hanya untuk peternak kecil dan mandiri", ujar Sugiono. 

Pemerintah mengambil keputusan ini, sebagai upaya penyelamatan peternak ayam mandiri serta menjaga stabilitas harga ayam dan telur. 

Sebagaimana disampaikan Ketua Presidium Forum Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi, apabila tidak segera diantisipasi, kenaikan harga jagung bisa berdampak pada harga telur di pasaran pada bulan depan.  "Sebab, biaya jagung berkontribusi 50 persen dari total biaya produksi pakan", kata Ki Musbar. 

Ia juga berharap agar jagung impor sebaiknya datang paling telat akhir tahun.  "Apabila tiba di Indonesia pada awal tahun 2019, bisa tidak dapat terserap oleh peternak mandiri karena bersamaan dengan panen raya, di mana harga jagung di petani lebih murah", ucapnya khawatir. 

Impor Kadang Diperlukan Untuk Keseimbangan Industri

Mengenai keputusan Pemerintah yang akhirnya mengeluarkan izin impor jagung, Dekan Fakultas Pertanian IPB Suwardi memiliki pandangan berbeda. Menurutnya dari segi jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, produksi kita mungkin saja sudah mencukupi. Tetapi jumlah saja tidak cukup karena masih ada faktor lain. 

"Yang mungkin saja itu belum bisa dipasok dari produksi jagung setiap saat sesuai jadwal untuk keperluan industri," jelas Suwardi.

Dengan faktor seperti itu, menurut Suwardi, merupakan kategori kebutuhan khusus sehingga mungkin diperlukan kebijakan impor jagung. Apalagi, kata Suwardi, jika ditambah dengan kendala distribusi yang memerlukan waktu sehingga membuat harga produksi lebih mahal dari impor.

"Jadi impor untuk tujuan tertentu kadang-kadang diperlukan agar industri bisa terlaksana baik," imbuh Suwardi.

Distribusi Stok Jagung

Stok Jagung dalam negeri mulai kembali melimpah, karena saat ini di beberapa daerah mulai ada panen jagung yang dilakukan oleh beberapa petani di daerah.

Akhir pekan lalu Kementan melakukan safari untuk menyaksikan panen jagung secara serentak di 7 kabupaten di Jawa Timur (Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto dan Pasuruan) pada hari ini, pada areal 5.000 hektar ladang jagung.

"Panen (jagung) ini menunjukan bahwa stok jagung melimpah dan kita memang surplus," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi.

Peternak mengaku tidak menutupi kenyataan memang ada panen yang lokasinya sporadis. Untuk itu hendaknya hal ini ke depan menjadi perhatian Pemerintah. 

"Untuk memastikan kestabilan pasokan, lihat suply-nya ada di mana, kemudian demand-nya ada di mana. Nah ini yang ke depan harus dipikirkan juga. Bisa diimbangi", usul Awan Sastrawijaya.

Cara paling mudah dan bisa dilakukan dalam waktu dekat menurut Agung adalah distribusi. Pemerintah bisa menugaskan Bulog ataupun BKP dalam mendistribusikan jagung ke daerah pelosok.  "Tahun depan ide ini akan diajukan karena saat ini masih dalam tahap perundingan", tambah Agung. 

Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) diakuinya tidak diperlukan karena anggaran yang digunakan merupakan milik Kementerian Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) pun tidak diperlukan karena anggaran distribusi ini merupakan hal emergency.

"Hanya pada saat emergency saja. Kalau nggak ada masalah, ya, nggak usah dikeluarin uang," kata dia.

Cara ini telah diterapkan di Maluku Utara. Di sana, ia melanjutkan seluruh produksi kurang namun disediakan anggaran APBD untuk mendistribusikan bahan makanan dari sentra produksi ke wilayahnya. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 - 21:55 WIB

Peringatan Hari Kartini: Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Kartini Srikandi BUMN Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Smart Investment 2024 Year of The Dragon”. Acara yang digelar secara daring, akhir…

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

RS Royal Progress Sunter memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu menangani permasalahan varises.

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:35 WIB

RS Royal Progress Sunter Hadirkan Metode Penanganan Varises Laser Tanpa Bedah

Memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal, RS Royal Progress Sunter hadirkan EVLA, metode penanganan varises lewat laser, tanpa bedah dan minim sayatan.