OJK Janjikan Tak Ada Perang Suku Bunga Dana

Oleh : Herry Barus | Jumat, 02 November 2018 - 07:00 WIB

OJK
OJK

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Otoritas Jasa Keuangan menjanjikan tidak akan terjadi perang suku bunga dana antara perbankan yang dapat mengerek naik suku bunga kredit, namun diakui sebagian kelompok bank sudah menaikkan suku bunga simpanan depositonya hingga di atas bunga penjaminan.

"Bank Indonesia sudah menyampaikan komitmen untuk menjaga kondisi likudiitas. Memang Dana Pihak Ketiga melambat, namun hingga saat ini tidak ada itu perang suku bunga," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana usai jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11/2018)

Menurut data yang dipaparkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Selasa (30/10), kenaikan suku bunga simpanan deposito terus terjadi, terutama di kelompok bank menengah (BUKU III) dengan rata-rata bunga spesial (special rate) deposito sebesar 7,17 persen.

Sementara itu, Heru mengatakan kenaikan suku bunga simpanan sulit dihindari karena perbankan menyesuaikan dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang sejak Mei 2018 naik 150 basis poin.

Ke depan, dengan perkiraan masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, Bank Sentral AS dan juga suku bunga acuan Bank Indonesia, Heru mengatakan tidak tertutup kemungkinan suku bunga simpanan masih akan meningkat.

Namun Heru yakin, kenaikan suku bunga simpanan itu tidak akan signifikan. Selain itu, Heru memegang komitmen Bank Indonesia untuk menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang antarbank, agar perbankan leluasa untuk memperoleh pendanaan.

"Saya tidak akan mengatakan kalau (suku bunga) tidak akan naik. Namun secara historis (merujuk pada pengaruh dari kenaikan suku bunga acuan BI) tidak akan besar juga," ujar Heru.

"Siapa yang bilang ada perang suku bunga, tidak ada itu," tambahnya.

Selain kenaikan suku bunga acuan BI, Heru menjelaskan, salah satu sumber pendanaan bank, yakni Dana Pihak Ketiga (DPK) juga memang sedang seret. Hingga September, DPK hanya tumbuh 6,6 persen (yoy), sementara kredit dua kali lipatnya yakni mencapai 12,6 persen.

DPK memang bukan satu-satunya indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas perbankan. Heru mengatakan masih terdapat ekses likuiditas atau "buffer" perbankan yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga.

"Kami lihat industri perbankan, cadangan (buffer) masih oke. Ya memang kita juga harus cermati masing-masing usahnya. Tapi bank BUKU I dan II, juga masih oke 'buffer'nya," ujarnya.

Adapun perlambatan DPK ini juga membuat indikator rasio kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat mencapai 93 persen. Padahal, jika merujuk ketentuan yang dibuat Bank Indonesia, level kehati-hatian LDR adalah 78-92 persen.

Heru memperkirakan kondisi LDR pada akhir tahun akan berada di 93 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seperti dilansir Antara berjanji akan menjaga kecukupan likuiditas agar tidak terjadi perang suku bunga dana perbankan. Perry berjanji akan membuat likuiditas tidak kurang maupun tidak berlebihan.

"Untuk melihat likuiditas, jangan dibanding pertumbuhan DPK dan juga pertumbuhan kredit ya. Ada indikator alat likuid per DPK (AL-DPK), itu masih dalam keadaan baik. Kita pastikan likuiditas cukup," ujar dia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pakar komunikasi digital dan pengamat media sosial, Anthony Leong

Kamis, 02 Mei 2024 - 09:14 WIB

PEDAS: Tidak Ada Parpol Pengusung Tunggal Cagub Jakarta

Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong mengatakan bahwa tidak ada partai politik yang mengusung sendiri Calon Gubernur (Cagub) Jakarta 2024. Anthony yang juga Wakil…

Richelle Skornicki

Kamis, 02 Mei 2024 - 07:20 WIB

Film Syirik NPLS Goes To School Sukses di SMKN dan Radio di Surakarta.

Selama kegiatan Film Syirik NPLS Goes To School di Surakarta Paling Heboh. Ganesa Film yang tengah menggelar promosi dengan cara yang berbeda, dengan menyambangi sekolah-sekolah menengah atas…

Holding Ultra Mikro Terus Berkembang, Ini Perannya Dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan

Kamis, 02 Mei 2024 - 06:41 WIB

Holding Ultra Mikro Terus Berkembang, Ini Perannya Dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki target pencapaian 90% dari inklusi keuangan di tahun…

Luncurkan Program Magister Desain, BINUS Graduate Program Terapkan Kurikulum Advanced Designpreneur

Kamis, 02 Mei 2024 - 06:13 WIB

Luncurkan Program Magister Desain, BINUS Graduate Program Terapkan Kurikulum Advanced Designpreneur Padukan Kreativitas dan Bisnis

Di tengah perkembangan pesat industri kreatif di Indonesia, pasar kini menghadapi tuntutan yang semakin kompleks. Berbagai sektor industri membutuhkan inovasi dan integrasi yang lebih dalam…

Tinjau Bendungan Meninting di NTB, Menteri Basuki Targetkan Selesai pada Agustus 2024

Kamis, 02 Mei 2024 - 05:52 WIB

Tinjau Bendungan Meninting di NTB, Menteri Basuki Targetkan Selesai pada Agustus 2024

Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan peninjauan Bendungan Meninting yang berada di Desa…