Arcandra Ingatkan Hati-hati Dalam Penggunaan Data Dalam Bisnis EBT

Oleh : Hariyanto | Kamis, 26 April 2018 - 11:09 WIB

Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar
Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah memasang banyak cara kreatif dalam menarik minat berbisnis Energi Baru Terbarukan (EBT). Namun sebelum melangkah, Arcandra mewanti-wanti penggunaan data sebagai pijakan berbisnis.

"Para pelaku, mulai saat ini mohon kiranya harus hati-hati. Data ini akan dipakai dimana-dimana, kita harus hati-hati dengan itu," tandasnya menyambut para pebisnis EBT saat membuka Workshop Peluang Investasi EBT di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (24/5/2018) lalu.

Arcandra mengemukakan, kerap kali masyarakat salah persepsi dalam memaknai pemberitaan terkait perbedaan potensi (resource) dan cadangan (reserve). Padahal, cadangan yang bisa dimanfaatkan berbisnis dalam EBT adalah proven developed reserve. Sementera, terkait potensi masih lebih jauh memerlukan kajian lanjutan.

Panas bumi misalnya, kata Arcandra, selama ini data panas bumi di Indonesia yang beredar luas menyentuh total sebesar 29 GW. Faktanya, data itu hanya kisaran potensi. Kesalahan data justru tidak memberikan pendidikan yang baik kepada masyarakat. "(Katanya) cadangan geothermal itu sekitar 29 GW, tapi itu bukan. Itu tidak mengedukasi. Reserve dengan resource itu beda," singgungnya.

Arcandra meminta para pebisnis EBT menggali lebih jauh subsektor ini selain panas bumi maupun sampah. Konversi energi termal lautan atau Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC) bisa digali lebih dalam untuk dijadikan lahan bisnis EBT. "Indonesia adalah salah satu punya potensi OTEC yang besar dan terbaik," ucapnya memberi solusi.

Teknologi juga urusan lain yang patut dicermati selain data. Arcandra mengupas tuntas bagaimana peran teknologi dalam mengembangkan bisnis EBT yang bergantung pada kearifan lokal (local wisdom).

"Teknologi apa yang terbaik yang bisa diaplikasikan sehingga hasilnya efisien dan efektif," jelas Arcandra. Kajian teknologi itu yang bagi Arcandra tidak bisa diselesaikan dalam tempo singkat.

Tak salah jika Arcandra mengomparasikan kondisi Eropa atau Amerika dengan Indonesia yang mempertimbangkan kemajuan teknologi dan kearifan lokal menjadi dasar pembangunan bisnis EBT di kemudian hari.

"Kenapa Eropa dengan wind (angin)? Karena di mana-mana lebih banyak wind dan kecepatan anginnya kuat," kata Arcandra yang sudah berpengalaman melintang hidup di Amerika Serikat.

Sementara di Amerika Serikat, seperti National Renewable Energy Laboratory di Colorado, setiap tahun mengeluarkan anggaran jutaan dolar hanya demi mencari jenis energi terbaik yang akan diaplikasikan. Hal ini bertolak belakang dengan pengembangan EBT di Indonesia yang lebih mengedepankan sisi komersial terlebih dahulu.

Apabila data dan teknologi sudah bisa disiapkan dengan matang, maka berbisnis EBT di Indonesia bukan sesuatu hal yang menakutkan lagi bagi investor. Dan bakal terus menarik minat mereka dalam menanamkan modalnya dengan dibarengi kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).

Langkah ini telah diantisipasi oleh Pemerintah dengan pelatihan SDM melalui sistem Badan Layanan Umum di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM. "Pemerintah memfasilitasi biar gak ketinggalan," ungkap Arcandra.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Jumat, 26 April 2024 - 15:10 WIB

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Sebagai bagian dari ekspansinya di Asia Tenggara, Sports Direct Malaysia, Sdn Bhd ("Frasers Group Asia") – afiliasi dari grup ritel internasional terkemuka Frasers Group plc ("Frasers Group",…