DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang PP Holding BUMN Migas

Oleh : Hariyanto | Kamis, 15 Maret 2018 - 08:56 WIB

Anggota DPR dari Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka (Foto Ist)
Anggota DPR dari Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Komisi VI DPR meminta pemerintah mengkaji ulang PP No. 6 Tahun 2018 tentang penambahan penyertaan modal kepada PT Pertamina (Persero) dengan mengalihkan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) kepada Pertamina dalam satu Holding BUMN Migas.

"Kita minta PP Holding Migas tidak diimplementasikan dulu, karena harus melakukan evaluasi terkait kondisi keuangan PGN yang terus menurun," kata Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka, saat rapat kerja bersama dengan Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN dan Pertamina, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Menurut Rieke, faktor yang dapat menghambat pembentukan Holding BUMN Migas tidak terlepas dari ketidakterbukaan terkait kinerja PGN.

Ia menjelaskan, perlu investigasi menyeluruh terhadap PGN agar perusahan itu sebelum diambilalih oleh Pertamina bebas dan bersih (free and clear) sehingga tidak membebani Pertamina.

"Kinerja keuangan PGN dalam lima tahun terakhir terus mengalami penurunan karena terjadi pemaksaan strategi manajemen investasi yang salah terutama di hulu," ujar Rieke.

Kesalahan investasi pada proyek kontrak Floating Storage dan Regassification Unit (FSRU) Lampung pada tahun 2014 mengakibatkan pembayaran sewa PGN semakin besar. "Sejak selesai dibangun 2014 FSRU Lampung beroperasi tidak maksimal sesuai rencana," tegas Rieke.

Selain itu, kesalahan penempatan investasi juga terjadi karena pembelian blok migas di hulu melalui Saka Energi Indonesia yang sampai saat ini masih mengalami kerugian rata-rata dalam lima tahun lebih dari US$50 juta.

"Pembelian blok migas sangat terburu-buru, tidak memegang prinsip kehati-hatian serta tidak melakukan mitigasi risiko yang baik. Namun karena adanya kepentingan tertentu di dalamnyan," tegas Rieke.

Menurut data, selama lima tahun terakhir laba bersih PGN merosot dari US$838 juta pada tahun 2013, turun menjadi US$711 juta pada 2014, sebesar US$403 juta pada 2015, sebesar US$304 juta tahun 2016, dan anjlok menjadi hanya US$98 juta pada 2017.

"Kalau seperti saat ini banyak persoalan di tubuh PGN, apakah pemerintah (Kementerian BUMN) mau menimpakannya ke Pertamina?," ujar Rieke.

Pertamina saja tambah Oneng, panggilan akrab Rieke, sudah punya permasalahan yang cukup berat jadi jangan ditambah lagi persoalan dari PGN.

PGN sehat Sementara itu, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Harry Fajar Sampurno mengatakan, usulan kajian ulang PP No. 6 Tahun 2018 merupakan masukan yang harus pertimbangan dalam pembentukan Holding Migas.

"PP terkait Holding BUMN sebelumnya di masa lalu sudah pernah ada seperti Holding BUMN Semen, Holding BUMN Perkebunan, Holding BUMN Kehutanan dan terakhir Holding BUMN Pertambangan. Semua itu telah melalui kajian keuangan dari Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan kementerian terkait," ujar Harry.

Ditanya soal kinerja keuangan PGN yang bisa menjadi pengganjal terbentuknya Holding BUMN Migas, ia mengatakan tidak sepenuhnya demikian karena PGN merupakan perusahaan sehat.

"Kalaupun ada masalah yang disampaikan itu bagian dari usulan agar diselesaikan. PGN merupakan perusahaan publik sehingga setiap saat bisa dilihat kinerjanya dan hasil auditnya," ujarnya.

Dengan begitu ia menambahkan, bahwa proses pembentukan holding BUMN Migas terus berlangsung, tinggal menunggu keputusan dari Menteri Keuangan terkait nilai pengambilalihan saham PGN. "Jadi holding BUMN Migas tetap dijadwalkan sesuai target akhir Maret 2018," ujarnya. (tar)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

CEO Dubai Chambers, Yang Mulia Mohammad Ali Rashed Lootah (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Senin, 06 Mei 2024 - 17:02 WIB

Datangkan 17 Investor, Dubai International Chambers Targetkan Nilai Dagang Capai USD 10 Miliar

Dubai International Chambers, salah satu dari tiga kamar dagang yang beroperasi di bawah payung Dubai Chambers kembali menggelar pertemuan bisnis bilateral antara perusahaan-perusahaan dari…

Gunnebo Produksi Brankas Chubbsafes di Indonesia untuk Pasar Dunia

Senin, 06 Mei 2024 - 16:52 WIB

Gunnebo Produksi Brankas Chubbsafes di Indonesia untuk Pasar Dunia

Gunnebo, sebagai penyedia produk, layanan, dan perangkat lunak keamanan global terkemuka dengan sejarah yang kaya selama lebih dari 260 tahun, memiliki salah satu pabrik brankas di Indonesia.…

Prestige Motorcars Memperkenalkan New Tesla Model 3 Highland, Membawa Kesegaran Baru pada Lini Tesla di Indonesia

Senin, 06 Mei 2024 - 16:43 WIB

Prestige Motorcars Memperkenalkan New Tesla Model 3 Highland, Membawa Kesegaran Baru pada Lini Tesla di Indonesia

Prestige Motorcars menghadirkan New Tesla Model 3 Highland di Showroom barunya yang kini terletak di Distrik Otomotif – PIK 2, Blok DH-11 A5. Kehadiran mobil ini menandai sebuah tonggak penting…

Brand skincare Kharities Beauty milik Rey Utami berhasil masuk dalam skincare kualitas terbaik versi Indonesia Quality Observer.

Senin, 06 Mei 2024 - 15:48 WIB

Ini 5 Skincare Kualitas Terbaik Berdasarkan Hasil Riset Indonesia Quality Observer

Berdasarkan hasil penelitian dan riset Indonesia Quality Observer terhadap produk-produk skincare yang beredar di Indonesia dengan mengacu pada kualitas produk, didapat 5 brand skincare terbaik.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Senin, 06 Mei 2024 - 15:39 WIB

Kemenperin Bongkar Kasus SPK 'Bodong' Senilai Rp80 Miliar di Direktorat IKFH

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berhasil membongkar kasus Surat Perintah Kerja (SPK) fiktif di Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi (Direktorat IKFH) Tahun Anggaran 2023.