Menteri ESDM Rsikan PLTU 4.000 MW
Oleh : Herry Barus | Jumat, 06 Oktober 2017 - 06:35 WIB
Ilustrasi PLTU (ist)
INDUSTRY.co.id - Banten - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan pembangunan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7,9 dan 10 di Serang, Banten dengan total kapasitas 4.000 MW.
"Pembangkit ini merupakan yang termurah, dengan harga jual ke PLN 4,21 sen dolar AS per KWH," kata Jonan dalam sambutannya di peresmian PLTU, Banten, Kamis (5/10/2017)
Dalam peresmian tersebut hadir pula Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Jonan melanjutkan selain peresmian PLTU IPP Banten, ada juga peninjauan Pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton di Provinsi Banten masih di wilayah yang sama dengan PLTU. Keseluruhan proyek ini bernilai 6,015 miliar dolar AS.
Proyek PLTU Jawa 7, 9, dan 10 serta PLTU IPP Banten merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW. Sementara pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batubara untuk PLTU pada wilayah Jawa Bagian Barat.
PLTU Jawa 7 (Kapasitas 2 X 1.000 MW) direncanakan beroperasi pada tahun 2020 dengan harga jual ke PLN sebesar 4,21 sen dolar AS/kWh. Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun.
Dengan nilai investasi sebesar 1,88 miliar dolar AS, PLTU Jawa 7 menggunakan teknologi Ultra Super Critical Boiler yang berbahan bakar batu bara kalori rendah (4.000 - 4.600 kkal/kg Ash Received). Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan.
PLTU Jawa 7 Unit 1 diperkirakan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada awal April 2020 dan Unit 2 diperkirakan COD pada awal Oktober 2020.
PLTU Jawa 9 dan 10 (kapasitas 2x1.000 MW) merupakan IPP yang dibangun bersebelahan dengan PLTU Suralaya 1 - 8 di Suralaya, Provinsi Banten. Nilai invetasi proyek ini mencapai sekitar 3 miliar dolar AS. Menggunakan skema penugasan PLN kepada Anak Perusahaan yaitu PT Indonesia Power sesuai Perpres No. 19 Tahun 2017.
Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis BOOT. PLTU ini Menggunakan teknologi ultra supercritical yang ramah lingkungan dan memberikan efisiensi konversi energi yang lebih tinggi daripada teknologi konvensional PLTU sebelumnya.
Komentar Berita