Sukses Diversifikasi, ARNA Hadirkan Kualitas Produk Jauh Lebih Baik dari Keramik Impor

Oleh : Ridwan | Selasa, 31 Oktober 2023 - 10:10 WIB

Arwana Keramik
Arwana Keramik

INDUSTRY.co.id - Mojokerto - PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) terus berkomitmen menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar dalam negeri. 

Sejak berdiri tahun 1993, Arwana Citramulia telah memproduksi keramik dengan merek ARNA, Arwana Ceramics, dan Uno yang sukses merebut pasar keramik dalam negeri. 

Ribuan desain keramik telah tercipta dari lima pabrik Arwana yang terletak di Tangerang, Serang, Gresik, Mojokerto, dan Ogan Ilir dengan total kapasitas terpasang sebesar 68,77 juta meter persegi per tahun.

Baru-baru ini, tepatnya pada kuartal II-2023, ARNA baru mengoperasikan Plant 5C yang berada di Mojokerto dengan kapasitas produksi sekitar 4,4 juta m2 per tahun.

Pabrik Plant 5C dikhususkan untuk memproduksi keramik Homogeneous Tile (HT) guna memenuhi permintaan pasar dalam negeri. 

"Kami sangat bersyukur, Plant 5C yang baru beroperasi Maret 2023 sudah bisa diterima pasar dengan sangat baik," kata Chief Operating Officer (COO) Arwana Citramulia, Edy Suyanto di Pabrik Arwana Plant 5 Mojokerto, Jawa Timur (30/10).

Dijelaskan Edy, kualitas keramik Homogeneous Tile (HT) yang diproduksi di Plant 5C sangat berbeda jauh dengan keramik impor yang saat ini membanjiri pasar dalam negeri.

"Kualitas granit tiles yang diproduksi di Plant 5C sangatlah berbeda dengan keramik impor khususnya dari China, dimana produksi keramik impor dari China hanya memiliki desain polos atau warna cream/grey saja. Sedangkan Arwana memproduksi yang decoratif, dark color dan full desaign," paparnya.

Selain itu, yang membedakan kualitas granit tiles Arwana dengan impor terlihat dari sisi permukaan keramik. Granit Tiles yang diproduksi Arwana di Plant 5C jauh lebih mengkilap dibandingkan dengan produk impor.

"Bedanya dengan impor terutama di glossy-nya. Kita menggunakan dua nano yang pastinya akan lebih tahan terhadap noda dan mengkilapnya akan berbeda. Kita ukur standar minimal 96 glossy unit, akan tetapi aktualnya rata-rata 97-98 glossy unit, bahkan ada yang sampai 100 glossy unit," jelas Edy.

Tak hanya dari sisi permukaan yang mengkilap, produk granit tiles produksi Arwana juga jauh lebih tebal jika dibandingkan dengan produk keramik impor asal China.

"Dari sisi ketebalan, produk kami jauh lebih tebal. Ketebalan produk kami itu 9mm, sedangkan produk impir hanya sekitar 7mm," ungap Edy.

Lebih lanjut, Edy mengungkapkan bahwa produk-produk Arwana memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan produk impor. Sejauh ini, Arwana memiliki produk mix yang jauh lebih lengkap.

"Kita tidak memproduksi desain polos, justru yang kami produksi memiliki berbagai desain dan warna yang menarik mulai dari glaze polished marble light, midium, dark color, rustic, stone dan wood. Dari sisi varian, kita jauh lebih komplit dan secara selera lebih mengikuti tren," jelas Edy.

Menurutnya, keseluruhan desain produk keramik Arwana mengacu pada teknologi desain keramik di negara-negara Eropa. "Desain kita mengacu pada eropa style," katanya.

Strategi Arwana

Kondisi industri keramik saat ini bisa dibilang sedang tidak baik-baik saja. Secara daya beli, tahun ini memang terdapat penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini lah yang membuat sejumlah perusahaan termasuk PT Arwana Citramulia Tbk. mengambil sejumlah terobosan untuk mengamankan pasar dalam negeri. 

"Secara daya beli memang ada sedikit penurunN di tahun ini. Namun kami tidak tinggal diam, kami siaokan strategi dan sejumlah terobosan-terobosan baru," kata Edy.

Adapun sejumlah terobosan yang dilakukan ARNA antara lain, Pertama; perkuat jaringan pemasaran. Hingga saat ini, ARNA telah memiliki 46 sub distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, ARNA juga telah menambah 6 depo penunjang di Rantau Prapat, Bukit Tinggi, Madiun, Baturaja, Karawang dan Wonogiri. 

"Bulan depan kami juga akan buka satu sub distributor lagi di Kupang. Artinya, jika ditotal kami akan memiliki 47 sub distributor dan 6 depo penunjang di seluruh Indonesia," ucapnya.

Kedua, memproduksi keramik dengan desain-desain terbaru. "Mengantisipasi melemahnya pasar saat ini, salah satu strateginya adalah dengan menghadirkan new desain. Hampir setiap bulan kami menghadirkan 27-28 new desain. Tujuannya untuk menarik demand," terangnya.

Adapun startegi yang ketiga yaitu menyediakan varian-varian dan ukuran baru. "Contohnya, kemarin kita sudah mengeluarkan varian baru dengan ukuran 50x50 dan 50x50 rectified. Dari sisi kualitas jauh lebih presisi. Selanjutnya juga ada ukuran 30x60 rectified. Artinya secara varian dan ukuran kami jauh lebih komplit," jelasnya.

Dengan begitu, Perseroan optimis penjualan akan tetap bertumbuh pada tahun 2024. Tahun depan, penjualan neto ARNA ditargetkan berada di kisaran Rp 2,6 triliun-Rp 2,7 triliun. Sedangkan untuk tahun 2023, Perseroan menargetkan penjualan neto mampu mencapai Rp2,5 triliun. 

Per kuartal III-2023, ARNA mengalami penurunan penjualan neto 8,08 year on year (YoY) menjadi Rp 1,84 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ARNA juga menyusut 23,05% YoY menjadi Rp 352,66 miliar.

"Penurunan daya beli konsumen menjadi salah satu penyebab berkurangnya penjualan dan laba bersih ARNA sepanjang sembilan bulan pertama 2023," kata Chief Financial Officer (CFO) PT Arwana Citramulia Tbk., Rudy Sujanto.

Meski demikian, dirinya optimis potensi bagi ARNA untuk bertumbuh masih sangat terbuka seiring kebutuhan keramik yang selalu ada di Indonesia.

Terlebih lagi, ARNA masih memiliki persediaan keramik yang cukup di gudang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 

"Jika produk di inventori ini terserap maksimal, kami bisa melampaui target kinerja yang telah ditentukan," terangnya.

Terlebih, kebijakan pembebasan PPN rumah di bawah Rp 2 miliar juga akan menjadi berkah bagi ARNA. Sebab, pembangunan rumah baru berpotensi meningkatkan seiring adanya insentif tersebut. Ujung-ujungnya permintaan keramik untuk sektor rumah tangga juga akan melesat.

"Kebijakan ini akan menguntungkan kami, karena produk-produk ARNA banyak yang menyasar segmen kelas menengah dan menengah ke bawah," tutup Rudy.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pegawai menjelaskan produk Bank Mandiri ke nasabah

Kamis, 09 Mei 2024 - 12:16 WIB

Bank Mandiri Raih Peringkat Satu Bank Pelat Merah Terbaik Versi Forbes

Bank Mandiri kembali dinobatkan sebagai salah satu bank terbaik dalam daftar World´s Best Bank 2024 versi Forbes. Media ekonomi internasional ini menobatkan Bank Mandiri sebagai bank pelat…

Merger Tjufoo dan Sinbad : Berlayar Menuju ‘Horizon’ Baru

Kamis, 09 Mei 2024 - 11:25 WIB

Tjufoo dan Sinbad Wujudkan Omnichannel Consumer Goods Berbasis Teknologi

TNB Aura, perusahaan modal ventura asal Singapura yang beroperasi di Asia Tenggara, telah menyelesaikan proses merger antara Tjufoo dan Sinbad, yang menghasilkan perusahaan baru bernama ‘Horizon’.…

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batu bara Indonesia (ASPEBINDO) Anggawira

Kamis, 09 Mei 2024 - 11:11 WIB

Ketum ASPEBINDO: Hari Buru Internasional Jadi Momentum Membangun Kolaborasi Positf antara Pengusaha dan Pekerja

Ketua Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Baturbara Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira menilai Hari Buruh Internasional menjadi momentum adanya kolaborasi pengusaha dengan pekerja untuk mewujudkan…

Kamis, 09 Mei 2024 - 11:03 WIB

The Architecture of Love

Dua orang yg pernah terluka, bertemu dan jatuh cinta lagi. Bisa jadi saling menyembuhkan atau malah menambah luka dan gelisah ? Hampir dua jam, film ini menuturkan luka awal Raia, yabg dimainkan…

Ilustrasi Industry 4.0

Kamis, 09 Mei 2024 - 10:42 WIB

Bagaimana Industry 4.0 Telah Mendefinisikan Kembali Sektor Manufaktur di Indonesia

Evolusi teknologi adalah perjalanan yang menarik di sepanjang waktu. Sejak awal, evolusi ini penuh dengan tonggak sejarah yang mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Dan, di jantung…