SNI Wajib, Turunkan Tingkat Impor

Oleh : Dhiyan W Wibowo | Senin, 24 Juli 2017 - 13:27 WIB

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto (Ridwan / INDUSTRY.co.id)
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto (Ridwan / INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Hasil evaluasi pada tahun 2016, menunjukkan, penerapan SNI Wajib berindikasi menurunkan tingkat impor produk rata-rata hingga 5,52 persen jika dibandingkan dengan tingkat impor pada tahun 2015 atau setara dengan USD282 juta.

Pemerintah tak henti-hentinya mendorong pelaku industri di tanah air agar produk-produknya menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Produsen harus benar-benar memiliki jaminan bahwa produk yang dijual telah memenuhi standar. Sementara dari produk yang berlabel SNI, konsumen memperoleh kepastian keamanan dan kualitas produk yang dikonsumsinya sehingga aman bagi kesehatan.

Apabila semua persyaratan itu dilakukan, bukan tidak mungkin,  produk  yang ber-SNI akan menjadi kebutuhan dan pilihan masyarakat luas.  Produk SNI menjadi ikon produk yang bermutu dan aman dikonsumsi.

Tingkat kepercayaan konsumen akan produk dengan label SNI pun, sangat mempengaruhi keputusan dalam membeli sebuah produk.  Apabila itu dipenuhi maka  produk yang dihasilkan bisa lebih berdaya saing, efisien dan dapat menembus pasar ekspor. 

Itu jugalah yang mendorong Kementerian Perindustrian, untuk  terus berusaha menggalakkan penerapan SNI wajib bagi produk industri. Karena hasil evaluasi pada tahun 2016, menunjukkan, penerapan SNI Wajib berindikasi menurunkan tingkat impor produk rata-rata hingga 5,52 persen jika dibandingkan dengan tingkat impor pada tahun 2015 atau setara dengan USD282 juta.

“SNI wajib merupakan salah satu instrumen kebijakan teknis yang sangat penting untuk melindungi industri dan konsumen dalam negeri. Penerapan SNI juga dapat mencegah beredarnya produk-produk yang tidak bermutu di pasar domestik termasuk melindungi dari serbuan produk impor,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, beberapa waktu lalu. 

Berdasarkan alasan tersebut, Kemenperin menerbitkan regulasi berupa Peraturan Menteri Perindustrian dalam upaya pelaksanaan SNI secara wajib bagi produk industri nasional agar semakin berdaya saing. “SNI sifatnya mutlak, kalau kita mau masuk menjadi bangsa industri,” tegas Airlangga.

Penentuan Standar.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara menjelaskan, Kemenperin telah memiliki unit yang memiliki prasarana teknis dalam penentuan standar pada suatu produk industri. Lembaga tersebut adalah Pusat Standardisasi Industri (Pustand Industri), di bawah lingkup BPPI Kemenperin.

Ngakan mengungkapkan, Kemenperin juga memiliki sejumlah lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) industri yang berbasis komoditi guna mempercepat penguasaan teknologi dan meningkatkan kemampuan inovasi bagi industri nasional.

“Di bawah koordinasi BPPI, unit-unit tersebut memiliki tugas dan fungsi utama untuk melaksanakan kegiatan litbang industri sesuai fokus dan kompetensi inti yang dimiliki,” ujarnya. Hingga saat ini, lembaga litbang Kemenperin terdiri dari 11 Balai Besar dan 11 Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri.

Ngakan menjelaskan, Balai Besar dan Baristand Industri telah mengarahkan kegiatan litbangnya untuk mendukung peningkatan daya saing bagi 10 sektor industri prioritas. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, kesepuluh sektor prioritas tersebut, yaitu industri pangan, industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan, industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka, industri alat transportasi, serta industri elektronika dan telematika.

Selanjutnya, industri pembangkit energi, industri barang modal, komponen, bahan penolong, dan jasa industri, industri hulu agro, industri logam dasar dan bahan galian bukan logam, serta industri kimia dasar berbasis migas dan batubara. “Selaras dengan peningkatan daya saing nasional, unit BPPI di daerah membentuk inkubator bisnis teknologi,” kata Ngakan.

Misalnya, di Makassar, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) telah menginisiasi berdirinya inkubator bisnis teknologi dengan jumlah tenant sebanyak 11 Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada periode 2016-2017. Di Yogyakarta, Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB) telah ikut mengembangkan desain motif batik untuk beberapa daerah di Indonesia sejak tahun 2009.

Di samping itu, Ngakan menyampaikan, BPPI juga tengah mempertajam arah kegiatan litbangnya untuk untuk menyongsong transformasi Industry 4.0 melalui pengembangan teknologi tinggi. Contohnya, pengembangan sistem solar cell (on grid) dan pembuatan baterai listrik yang dilakukan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung.

Ada pula, pembuatan keramik magnetik jenis barium ferrite untuk komponen elektronik oleh Balai Besar Keramik (BBK) Bandung, pembuatan formulasi komposisi nanokomposit HDPE-NPCC untuk lampu hemat energi (LHE) oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta, serta pengembangan tracklink tank Scorpion oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung.

“Selain menghasilkan riset litbang untuk menjawab kebutuhan dan permasalahan sektor industri, BPPI secara berkelanjutan melakukan inovasi di bidang pelayanan publik,” imbuh Ngakan.

Salah satunya adalah pembuatan aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Publik berbasis Android yang beroperasi secara real time yang dikembangkan oleh BBIHP Makassar dan Baristand Industri Surabaya. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mobil listrik

Sabtu, 18 Mei 2024 - 17:57 WIB

Strategi Marketing Dalam Penjualan Kendaraan Listrik atau EV

Dunia transportasi tengah mengalami transformasi besar dengan kemunculan kendaraan listrik (EV) sebagai pemain utama. Hal ini menandakan pergeseran menuju era baru dalam mobilitas manusia, di…

Prescon HI Drone Dragrace 2 di PIK 2

Sabtu, 18 Mei 2024 - 16:27 WIB

HOGERS Indonesia Gelar Balapan Motor Besar Harley Davidson

HOGERS Indonesia menggelar lomba balapan dan ketangkasan motor Harley terbesar di Indonesia. Event berskala Nasional buatan HOGERS Indonesia Drag Race of National Event 2 (HIDRONE2) ini dilaksanakan…

Implementasi IoT untuk pertanian

Sabtu, 18 Mei 2024 - 15:02 WIB

Jadi Mitra Kemkominfo, MSMB Implementasi Sistem Pintar Berbasis IoT untuk 7 Green House di Temanggung

PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), start up agritech dari Sleman, Yogyakarta, baru-baru ini menjadi mitra layanan implementasi teknologi berbasis IoT (Internet of Things) Kementerian…

Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf

Sabtu, 18 Mei 2024 - 14:37 WIB

Telkomsat dan Starlink Tandatangani Kerja Sama Layanan Segmen Enterprise di Indonesia

Telkomsat dan Starlink melakukan Penandatanganan Kerja Sama (PKS) untuk layanan segmen enterprise berbagai wilayah di Indonesia.

SUPER AIR JET Buka Rute Baru

Sabtu, 18 Mei 2024 - 13:39 WIB

Dukung IKN, SUPER AIR JET Buka Rute Baru!

SUPER AIR JET mulai 6 Juni 2024 perkenalkan penerbangan non-stop pertama dari Bandar Udara Dhoho, Kediri, Jawa Timur ke Bandar Udara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur,…