Pendapatan LTLS Melonjak 32%, Laba Ikut Terkerek di Semester I-2022

Oleh : Ridwan | Minggu, 31 Juli 2022 - 15:00 WIB

Pabrik PT Lautan Luas (Ist)
Pabrik PT Lautan Luas (Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, kinerja PT Lautan Luas Tbk (LTLS) kian cemerlang. Emiten distribusi bahan kimia ini juga secara konsisten terus mengakselerasi kinerja untuk mencapai target tahun 2022.

Hasilnya, di sepanjang semester I-2022, PT Lautan Luas mencatat pendapatan sebesar Rp 4,06 triliun. Jumlah tersebut naik 32% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Perolehan laba bersih LTLS juga berhasil naik menjadi Rp 181 miliar atau naik 134% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77 miliar.

"Pertumbuhan tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi Lautan Luas dalam menjaga optimisme dengan memaksimalkan potensi dan peluang yang ada," terang Eurike Hadijaya, Investor Relation Lautan Luas di Jakarta (31/7).

Bila dirinci, pendapatan LTLS berasal dari segmen distribusi dan manufaktur. Masing-masing berkontribusi 49% dan 44% dari total pendapatan. 

“Segmen distribution yang menjadi core competence Lautan Luas juga mampu mencatat pertumbuhan sebesar 37% secara YoY, dan manufaktur mencatat pertumbuhan sebesar 25% secara YoY,” ujar Eurike.

Eurike menambahkan perseroan akan tetap berfokus pada industri-industri utama seperti makanan dan minuman, pengelolaan air, dan personal home care. 

Selain itu, LTLS juga berupaya untuk memperbarui teknologi, melakukan pengembangan produk dan pengembangan pasar.

"Meski tantangan resesi global, inflasi dan suku bunga tinggi, kami optimis Lautan Luas mampu mencapai target kinerja," jelas Eurike

Rekomendasi Analisis

Pandhu Dewanto, Analis Investindo Nusantara Sekuritas menambahkan kinerja topline maupun bottomline Lautan Luas pada kuartal II-2022  menunjukkan hasil yang sangat positif.

Kondisi pandemi yang semakin baik dan semakin pulihnya aktivitas ekonomi menjadi faktor utama peningkatan kinerja segmen distribusi, dimana semester pertama ini tumbuh mencapai 37,8% dibanding tahun lalu. 

"Selain itu struktur permodalan perseroan juga semakin sehat dimana rasio hutang yang terus menurun, tercatat rasio net debt to equity saat ini hanya sekitar 0,46x," kata Pandhu.

Pandhu menambahkan, beban utang yang relatif rendah menjadikan perseroan relatif aman ketika menghadapi potensi kontraksi ekonomi di masa mendatang, yang secara global sudah mulai terusik dengan tingginya tingkat inflasi yang memicu para bank sentral menaikkan suku bunga. 

Perubahan suku bunga ini juga mempengaruhi nilai tukar mata uang, dimana US Dollar terus menguat, yang juga menyeret kurs rupiah melemah belakangan ini, meski secara prosentase masih relatif lebih baik dibanding negara lain. 

"Berbekal kinerja yang kuat sepanjang semester pertama ini, kami yakin LTLS masih dapat mempertahankan kinerjanya. Belum lama ini manajemen memberikan guidance untuk tahun 2022 menargetkan pendapatan meningkat 10%, dan NPM dipertahankan pada kisaran 4%, dengan kata lain pendapatan ditargetkan mencapai Rp 7,3 triliun, dan laba mencapai Rp 291 miliar, hingga saat ini sudah mencapai 55% target pendapatan dan 62% dari target laba," jelasnya.

Di sektor basic industry, ia melihat LTLS secara kinerja relatif stabil, meski dari sisi pendapatan cenderung tumbuh agak lambat secara jangka panjang, namun pemulihan dari pandemi tergolong cepat, bahkan tahun ini berpotensi mencapai pendapatan dan laba tertinggi. 

Tingginya harga komoditas dan pelemahan nilai tukar rupiah selama ini tampak tidak mengganggu kinerja operasional, tampak dari gross profit margin yang stabil di kisaran 19-20% setiap tahunnya. 

Secara valuasi saat ini LTLS diperdagangkan pada level PE 6x dan PBV 0,72x, masih relatif rendah jika dibandingkan rata-rata valuasi sektor basic industry yang berada pada PE 12,46x dan PBV 1,08x. 

Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rata PE 5 tahun terakhir yang berada di kisaran 7,25x, posisi saat ini juga masih relatif lebih rendah sehingga cukup menarik untuk dikoleksi untuk jangka panjang. 

"Kami targetkan LTLS untuk 12 bulan kedepan dapat mencapai Rp 1.635," tutup Pandhu.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Danone melakukan MoU dengan Pemulung untuk mengumpulkan sampah botol plastik

Selasa, 23 April 2024 - 18:17 WIB

AQUA dan Ikatan Pemulung Indonesia Kerja Sama Kurangi Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bangka Belitung

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70% pada 2025, hari ini AQUA melakukan kerja sama Program Peningkatan Pengumpulan Sampah Plastik di…

Festival Seoul Beats on Campus (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 17:57 WIB

Bakal Gelar Festival Seoul Beats on Campus, President University Siap Luncurkan Konsentrasi K-Wave

Presuniv berencana membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus…

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…

Fransiscus Go sedang memegang hasil kebun di Nara Kupu Village Sawangan, Depok-Jawa Barat. (Foto: Istimewa)*

Selasa, 23 April 2024 - 16:35 WIB

Pengusaha Sukses NTT Ini Sebut Program Food Estate Efektif untuk Pemanfaatan Lahan yang Sudah Lama Tertidur

Jakarta - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go menilai bahwa program Food Estate, atau pengembangan pangan secara terintegrasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah…