Pemegang Saham SPTO Setujui Pembagian Dividen Tunai 2021 Sebesar Rp135 Miliar

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 14 Juni 2022 - 17:21 WIB

Irene Hamidjaja, Direktur PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO), didampingi Adhi S. Tasmin, Head of Investor Relation SPTO, berfoto bersama usai acara paparan publik di Jakarta. (Foto: Bang Abe)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Para pemegang saham PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Seasa (14/06/2022) menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp135 miliar (Rp50 per saham).

Dengan demikian, total dividen tunai untuk tahun buku 2021 tersebut mencapai sekitar 60,3% dari total laba bersih yang diperoleh perseroan pada 2021 sebesar Rp223,8 miliar.

“Akan tetapi, pembagian dividen ini telah dilakukan manajemen dalam dua tahap. Tahap pertama (dividen interim) dilakukan pada 10 Desember 2021. Sedangkan sisanya akan dibagikan sekitar Juli 2022 mendatang,” ujar Irene Hamidjaja, Direktur SPTO yang juga menjabat sebagai Corporate Secretary dalam acara paparan publik usai RUPST.

Lebih lanjut, Irene mengemukakan, perseroan pada 2021 membukukan pendapatan Rp2,238 triliun, atau tumbuh 17% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersihnya melonjak 112,5% menjadi Rp223,8 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya.

“Dengan demikian, posisi keuangan perseroan tetap stabil di level yang sehat setelah melewati masa-masa pandemi. Itu terlihat posisi keuangan pada 2021 yang semakin kuat karena juga didukung oleh kenaikan total aset jangka pendek dan penurunan total kewajiban jangka panjang,” papar Irene.

Irene menuturkan, petumbuhan kinerja keuangan perseroan akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan konsumsi dalam negeri. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ini diprediksi bakal terus stabil sehingga Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhannya antara 4,7-5,5%.

Di samping itu, demikian Irene, sektor properti juga diproyeksikan akan terus tumbuh karena melanjutkan momentum pemulihan ekonomi 2021. Selain itu, posisi keuangan yang kuat dengan jumlah utang yang relatif rendah bakal menopang perseroan untuk mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi ke depan.

“Perseroan akan terus berinovasi untuk produk-produknya dan akan tetap memberikan layanan pelanggan yang prima,” imbuh Irene.***