Antisipasi Kemarau 2022, Kementan Dorong Gerakan Panen Air

Oleh : Wiyanto | Sabtu, 09 April 2022 - 15:00 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau pengairan persawahan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau pengairan persawahan

INDUSTRY.co.id-Jakarta-Kementerian Pertanian (Kementan) dari jauh telah menyiapkan langkah guna mengantisipasi puncak musim kemarau tahun 2022 yang nantinya akan berlangsung pada bulan Agustus. Salah satu terobosan atau cara baru yang didorong yakni gerakan panen air.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan air hujan dan run-off merupakan salah satu sumber daya alam yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal, hanya dibiarkan mengalir ke saluran-saluran drainase menuju ke sungai-sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Jika mampu diolah dan dikelola dengan baik, air hujan tersebut akan memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia, terutama untuk keberlangsungan penyediaan air, terutama di sektor pertanian.

"Saya pernah ke daerah Katingan sudah melakukan metode panen air, disetiap genting rumah ada drum untuk menampung air hujan. Di Gunung Kidul di setiap bawah pohon besar ada cekungan untuk menampung air," demikian dikatakan Suwandi pada Bimbingan Teknis & Sosialisasi (BTS) Propaktani secara daring Episode 409 yang mengangkat topik Panen Air, Panen Hasil (Untuk Pertanian Tanaman Pangan), Jumat (8/4/2022).

Pria penggemar pangan lokal ini menjelaskan gerakan panen air hujan ini adalah ilmu perubahan perilaku, dimana padahal pada tahun 70an dan 80an, Gunung Kidul terkenal dengan istilah sapi makan sapi, namun sekarang bisa memanfaatkan air hujan yang dulu dianggap muspro menjadi bermanfaat. Di Wonogiri tanahnya banyak mengandung kapur tetapi dilapisi kompos setebal sekitar 30 cm, sehingga lahannya bisa ditanami jagung.

“Saya berharap kita semua bisa mengelola air, panen air sedemikian rupa sekaligus merubah kebiasaan untuk memanfaatkan air yang ada. Untuk sawah yang menggunakan sumur submersible, seharusnya jangan langsung masuk sawah untuk tanam padi terus ke sungai dan akhirnya kelaut. Air sebaiknya diputar dahulu untuk berbagai proses produksi, terakhir baru dilepas ke tempat pembuangan," cetusnya.

“Setiap jengkal tanah harus dimanfaatkan, setiap tetes air itu sumber kehidupan. Saya salut dengan Grobogan daerah kering bisa tanam dan panen padi 4 kali setahun dengan memanfaatkan air hujan. Biasanya daerah air yang menjadi faktor pembatas di situlah petani tangguh berjuang untuk mencukupinya,” imbuh Suwandi.

Pada acara yang sama, Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono mendorong gerakan panen air sebagai langkah kongkret mengantisipasi kekeriangan, khususnya sektor pertanian. Menurutnya, masyarakat harus memulai gerakan panen air hujan, yakni dengan menerapakan pola TRAP (Tampung dan manfaatkan, Resapkan ke tanah, Alirkan ke drainase, dan Pelihara masyarakat) sehingga air hujan menjadi tidak terbuang.

"Beberapa keuntungan memanen air hujan antara lain banjir berkurang, kekeringan berkurang, kesehatan meningkat, pertanian meningkat, perikanana meningkat, air tanah terjaga, lingkungan sehat, alam terjaga, dan masyarakat sejahtera," papar Agus.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Takdir Mulyadi menjelaskan sebanyak 19,9% ZOM memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli 2022 dan 52,9 % ZOM memasuki Puncak Musim Kemarau bulan Agustus 2022. Beberapa langkah antisipasi dalam menghadapi musim kering pada tahun 2022, antara lain early warning system dan rutin pantau informasi BMKG, memanfaatkan aplikasi Si KATAM Terpadu, pompanisasi, perbaikan jaringan irigasi tersier/kuarter, gerakan panen air, teknologi hemat air, penggunaan benih toleran kekeringan dan penggunaan pupuk organik dan pembenah tanah untuk meningkatkan retensi air.

"Kegiatan lainnya dengan memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi bagi yang sudah mendaftar dan Brigade Dampak Perubahan Iklim atau Organisme Pengganggu Tanaman, Brigade Alat Mesin Pertanian dan Tanam, Brigade Panen dan Serap Gabah Kostraling," papar Takdir.

Kepala Balai Air Tanah, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Ahmad Taufiq menjelaskan mendukung gerakan panen air guna memenuhi kebutuhan air, dimana pemakaian air tanah mayoritas untuk domestik dan industri dengan besaran 45% dan 40%, kemudian pertanian 10% dan lainnya 5%. Apalagi saat ini terjadi peningkatan kebutuhan air yang signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk.

"Gerakan panen air membantu dalam mengurangi pengambilan air tanah yang berlebihan. Pemompaan air tanah dari sumur produksi sulit untuk dikendalikan, oleh karena itu banyak sumur yang tidak memiliki izin dan tidak terdaftar. Kondisi ini yang akhirnya menyebabkan abstraksi air tanah berlebihan," papar Ahmad.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jumat, 29 Maret 2024 - 19:29 WIB

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jakarta-Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja…

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…