Alamak! 75% Penerbit Menemukan Bukunya Dibajak, Pemerintah Jangan Lindungi Pembajakan Buku

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 01 Juli 2021 - 18:16 WIB

marak Pembajakan buku, penulis dan penerbit dirugikan/ foto ilusrasi/tribun
marak Pembajakan buku, penulis dan penerbit dirugikan/ foto ilusrasi/tribun

INDUSTRY.co.id,  Salemba, Jakarta—Litbang CNN Indonesia pernah melansir data ketika masyarakat mengalami pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19, banyak orang yang gemar membaca buku digital mengisi waktu luang. Tidak kurang 1,5 miliar orang di dunia mengakses situs membaca.

Tingginya antusias masyarakat membaca buku digital malah sekelompok pihak yang memanfaatkan momentum tersebut dengan cara yang nakal. Industri pembajakan malah tumbuh subur dan terkesan didiamkan. Riset IKAPI pada 2019 menemukan bahwa 75% penerbit menemukan bukunya dibajak.

Sayangnya, penerbit tidak bisa melaoprkan market place, walaupun mereka menyediakan trempat peredaran bajakan. Pelaku pembajakan berlindung di balik Surat Edaran Menkominfo Nomor 5/2016. Padahal Undang-Undang Nomor 28/2014 melarang pembajakan, tetapi masuk delik aduan. Tanpa pengaduan tidak bisa diproses.

“Ini merepotkan kalau harus didasari aduan. Menyita waktu,” ungkap Content Manager Gramedia Digital Bagus Adam pada Talk Show Pandemi dan Masa Depan Buku Digital yang digelar Perpustakaan Nasional, Kamis, (01/07/2021).

Meski demikian, lanjut Bagus, pihaknya tidak mau berpolemik panjang soal buku pembajakan. Gramedia justru memilih “jalur melawan pembajakan”, misalnya dengan menyediakan paket berlangganan murah, menyediakan perpustakaan umum digital, bekerja sama dengan market place melawan pembajakan, bersinergi dengan penulis/pengarang, hingga mendukung tim pemberantasan pembajakan yang dibentuk IKAPI.

“Industri buku bukanlah industri gratisan. Namun, jangan sampai pemerintah seolah-olah melindungi para toko bajakan,” tambah Bagus.

Sementara itu, Co-founder Storial.co Brilliant Yotenega sependapat dengan Bagus kalau industri buku bukanlah industri gratisan. Bahkan, profit (keuntungan) yang didapat oleh penulis hanyalah 10%. Belum lagi daftar tunggu buku untuk dipajang di toko buku yang bisa memakan waktu 6 – 12 bulan.

Efek pandemi memang memberi pukulan telak bagi industri buku. Jika pada 2019 berhasil ada 41.259 judul yang beredar, namun pada 2020 menurun cukup signifikan menjadi 32.935 total judul yang beredar.

Di satu sisi, apakah buku digital mampu menjawab persoalan distribusi buku yang belum merata? Kemenkominfo mencatat 196 juta penduduk terkoneksi dengan internet.

“Tinggal mengedukasi masyarakat bagaimana mengelola literasi digital secara baik dalam kehidupan sehari-hari,” terang Duta Baca Indonesia Gol A Gong.

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar mengatakan meski pandemi kebutuhan masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan tetap dijamin. “Masyarakat berpengetahuan adalah jaminan untuk mereka kreatif, inovatif, dan produktif,” kata Adin.

Perpustakaan Nasional sejak pandemi sudah menghadirkan berbagai fitur layanan digital seperti iPusnas, e-resources, Khastara, dan layanan tanya jawab Ask a Librarian. Kehadiran layanan tersebut memudahkan masyarakat mengakses pengetahuan tanpa harus mendatangi langsung.

“Buku dan perpustakaan bukan hanya sekadar mencerdaskan tetapi juga mencerahkan,” pungkas Adin.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Pembukaan kantor baru Thermo Fisher Scientific

Rabu, 24 April 2024 - 17:50 WIB

Ekspansi di Asia Pasifik, Thermo Fisher Scientific Buka Kantor di Jakarta dan Jalin Kemitraan Baru

Perusahaan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan National Battery Research Institute dan Mandaya Hospital Group sebagai bagian dari ekspansi strategisnya di Indonesia