Diserbu Produk Impor, Nafas Produk TPT Tanah Air Kian Kembang Kempis, Apa Solusinya?

Oleh : Hariyanto | Jumat, 23 April 2021 - 12:48 WIB

Industri Pakaian Jadi
Industri Pakaian Jadi

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pelaku Industri Pakaian Jadi dari Pekalongan, Jawa Tengah, Andrew Muljono buka suara atas tantangan menghadapi gempuran impor yang datang dari China hingga Thailand. 

Menurutnya belakangan ini konsumsi pada TPT memang sudah mulai mengalami peningkatan dibanding 2020. Akan tetapi, peningkatan konsumsi produk TPT justru paling banyak dinikmati oleh produk TPT impor.

"Konsumsi benar naik, tidak salah, tapi yang nikmati bukan kami IKM, yang menikmati itu sebagian besar impor," kata Andrew dalam Diskusi Online Indef yang laksanakan secara virtual, Kamis (22/4/2021).

Andrew menyebut bahwa para unit usahanya merasa pengamanan di sisi hilir masih kurang bahkan tak terasa, inilah yang membuat barang impor kian bebas melenggang masuk ke pasar Indonesia.

"Safeguard di hulu itu sih udah, tapi di hilir di garmennya itu belum, dan saya sepakat dengan Indef ini terbalik, harusnya di garmennya diberikan perlindungan garmen, diberikan safeguard," ujar Andrew.

Menurut Andrew, jika dibiarkan TPT impor lancar masuk pasar Indonesia, maka nantinya akan banyak IKM yang terancam gulung tikar.

"Saat ini banyak IKM garmen, produk pakaian jadi, ini yang sudah kembang kempis, yang mungkin untuk bertahan sampai tahun depan saja itu sulit, padahal harusnya konsumsi ke depan itu membaik, harusnya IKM mendapat keuntungan," katanya.

Andrew menolak anggapan yang menyebut kualitas produk IKM kalah dengan impor. Justru, sejak ramainya orang beralih ke e-commerce para IKM sudah mulai berbenah diri.

"Online itu sensitif dengan kualitas, jadi sebenarnya dengan maraknya online, IKM kami ini dipaksa berbenah di semua hal, dari kualitas, harga dan semuanya, tapi serbuan impor ini yang masuk bukan cuma pakaian baru tapi marak juga pakaian bekas, itu cukup banyak," tuturnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan membidik sektor pertanian melalui BSI Mitra Plasma Sawit. Kunjungan dilakukan ke salah satu kebun sawit di Sumatera.

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:20 WIB

Dorong Sustainable Banking, BSI Dukung Pembiayaan Sawit Bagi Petani Plasma

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan…

Ilustrasi perumahan

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:16 WIB

Terdepan di Wilayah Jabodetabek, Bogor Catat Selisih Pertumbuhan Harga Hunian Tertinggi

Tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tahunan sebesar 2,4 persen pada bulan Februari 2024 dibandingkan sejak Februari 2023. Rumah123 mencatat Bogor mengalami kenaikan harga hunian…

Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN)

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:44 WIB

Bank BTPN Akuisisi Dua Perusahaan Pembiayaan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance

Akuisisi OTO dan SOF jadi tonggak penting bagi Bank BTPN dalam mendorong inovasi produk dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan perbankan dan pembiayaan masyarakat Indonesia.

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:13 WIB

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University Raih Beasiswa dari Sony Music Group Global Scholars Program

Alfath, mahasiswa President University, musisi muda Indonesia asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang tengah menempuh studi sarjana Sistem Informasi untuk Bisnis dan Manajemen telah mencatat…

Pelita Air

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:51 WIB

Dukung Kelancaran Angkutan Lebaran 2024, Pelita Air Siapkan 273 Ribu Kursi Penerbangan

Pelita Air (kode penerbangan IP), maskapai medium service, menyiapkan 273 ribu kursi penerbangan selama periode angkutan lebaran pada 3 hingga 18 April 2024. Hal ini dilakukan untuk mendukung…