Strategi Widodo Makmur Perkasa Jaga Rantai Pasok di Industri Protein Hewani

Oleh : Hariyanto | Senin, 21 Desember 2020 - 19:28 WIB

CEO PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) - Tumiyana (kiri) beserta jajaran direksi PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU).
CEO PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) - Tumiyana (kiri) beserta jajaran direksi PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU).

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Peternakan adalah salah satu sektor strategis sebagai penyumbang ketersediaan pangan melalui protein hewani. Sebagai perusahaan yang memproduksi bahan pangan, PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) terus mengupayakan penyediaan pangan berkualitas sehingga berdampak langsung pada keberlangsungan hidup masyarakat.

Mengacu pada data statistik Meat and Livestock Australia, pemenuhan daging sapi nasional tahun 2020, dari produksi domestik sebesar 43%, Australian boxed beef 9%, Australian Cattle (lot-feed) 21%, Australian boxed beef offal 6%, Indian imports 13%, dan other suppliers imports 8%.

Owner sekaligus CEO PT Widodo Makmur Perkasa, Tumiyana, mengatakan WMP memiliki beberapa strategi untuk mempertahankan pasar di industri peternakan. Industri peternakan sebaiknya berupaya untuk membuka sumber penyediaan sapi bisa dari sumber negara lain.

Mengacu pada data FAS/USDA, populasi sapi antara Australia dan Brasil, yakni Australia 23,69 juta ekor atau 2,40% populasi dunia dan Brasil 244,14 juta ekor atau 24,72%. Dengan begitu peluang mendapatkan sapi ada beberapa alternative.

Kemudian, meningkatkan kualitas genetik sapi dan pengembangan peternak mandiri. Di sektor unggas, WMP melalui Widodo Makmur Unggas (WMU) memastikan penyediaan produk daging ayam yang mengutamakan keamanan pangan dalam kualitas terbaik dan harga yang terjangkau. Tak lupa secara konsisten WMU beserta seluruh WMP Group berkomitmen untuk melakukan pengembangan agropreneur muda sebagai ujung tombak pertanian yang berkelanjutan.

Menurut Tumiyana, kendala yang paling utama dihadapi adalah rantai pasok atau supply chain produk pertanian di Indonesia yang masih sangat terbatas dalam hal pengawasan (monitoring) dan evaluasi (evaluation). Oleh karena itu, WMP berusaha untuk melakukan manajemen rantai pasok yang efektif dan efisien.

“Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai dan tentunya berdampak ke semua pihak termasuk Grup Widodo Makmur Perkasa, namun berkat manajemen yang baik maka proyeksi hanya turun sekitar 15%,” kata Tumiyana saat menjadi pembicara daring di Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan 2020 dalam rangka Dies Natalis Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dengan berkolaborasi, ditambahkan Tumiyana, berarti melaksanakan peran sebagai corporate citizen yang bertanggung jawab. "Bukan hanya dalam skema kerja sama tetapi dengan sesungguhnya bersama-sama bekerja mewujudkan kesejahteraan bagi peternak dan masyarakat dimana WMP dan segenap anak perusahaannya menjadi jembatannya,” jelas dia.

Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada pada urutan ke-16 di dunia atau sebesar 1,2 triliun  dolar AS, meningkat 4,97% secara tahunan atau year on year (yoy) dari tahun 2018 sebesar 1,14 triliun dolar AS, dan menjadi yang tertinggi di tingkatan negara ASEAN.

Perekonomian Indonesia telah tumbuh stabil selama 5 tahun terakhir, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah serta pengeluaran konsumsi dengan lebih dari 49% konsumsi adalah konsumsi rumah tangga.

Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU), Ali Mas'adi, mengemukakan industri perunggasan di Indonesia terus berada pada tren peningkatan, tercermin dari pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat.

Sepanjang 2019, produksi unggas nasional tercatat 2.315 juta ton dan konsumsi nasional 2.318 juta ton. Sementara pada tahun 2018, produksi dan konsumsi nasional masing-masing tercatat 2.290 juta ton dan 2.294 juta ton.

“Konsumsi nasional kita tumbuh terus tiap tahun dan kita bersama-sama menjaga keberlanjutan bisnis WMU. Selain berfokus pada produk karkas, WMU juga melihat potensi diversifikasi pangan dan mulai menyasar segmen makanan olahan melalui lini bisnisnya," kata dia.

Kinerja perusahaan di sektor ini pun diperkirakan akan semakin membaik di tahun depan didukung kenaikan harga ayam broiler maupun Day Old Chick (DOC). Saat ini, harga ayam broiler sudah menyentuh Rp20.000 per ekor dan harga DOC Rp6.000 hingga Rp7.000 per ekor. Harga tersebut membaik dibandingkan rata-rata harga di bulan Oktober yang sebesar Rp15.600 untuk ayam broiler, dan Rp5.000 untuk DOC.

Selain itu, tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga turut memengaruhi, apalagi sebagian besar bahan baku pakan ternak seperti kedelai, berasal dari pasokan impor dengan kandungan mencapai 25% dari total nutrisi pakan ternak. Hal ini tentunya akan menekan beban perusahaan.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus, juga menilai prospek bisnis peternakan sebagai penghasil pangan protein hewani (daging telur susu) akan terus berkembang dan semakin prospektif seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Meskipun produksi dan produktivitas ternak masih belum ideal, maka adopsi teknologi dan inovasi harus terus dilakukan agar semakin efektif, efisien, dan kompetitif baik di pasar domestik maupun pasar global.

"Simposium Nasional peternakan yang ke-3 dalam rangka Dies Natalis ke-51 Fakultas Peternakan UGM diselenggarakan untuk menginventarisir dan mengintrodusir capaian aneka inovasi dan teknologi pendukung produksi pangan dalam kontek pembangunan pertanian berkelanjutan," ucap dia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.