Peluang dan Tantangan Industri Asuransi di Masa dan Pasca Pandemi

Oleh : Hariyanto | Rabu, 14 Oktober 2020 - 12:41 WIB

Riswinandi, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank
Riswinandi, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Berdasarkan data Global Makro Outlook dari Insurance Information Institute, pandemi COVID-19 berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan industri asuransi, sehingga imbasnya diprediksikan dapat melewati semester II tahun 2020. Sehingga diperlukan penyesuaian strategi bisnis dari para pelaku usaha untuk tetap dapat bertahan di tengah kondisi saat ini.

Peluang dan tantangan yang dihadapi oleh para pelaku industri asuransi tersebut, dikupas dalam webinar yang diadakan oleh Gerakan Pakai Masker (GPM) yang berkolaborasi dengan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tajuk “Adaptasi Industri Perasuransian Dalam Penyelamatan Ekonomi di Masa dan Pasca Pandemi COVID-19 ” pada Jumat (9/10/2020) lalu.

Riswinandi, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank mengatakan, saat ini dalam rangka mendukung kegiatan berusaha, pemanfaatan teknologi informasi (TI) secara optimal menjadi sangat penting. 

“Dengan pemanfaatan TI secara optimal, pelaku usaha dapat menjalankan operasi bisnisnya secara lebih efektif dan efisien. Selain itu, penggunaan TI juga memungkinkan pelaku usaha untuk tetap dapat berinteraksi secara langsung dengan konsumen, di tengah pembatasan interaksi sosial antar individu,” ungkap Riswinandi yang juga Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini.

Adaptasi TI merupakan faktor penting untuk dapat bertahan dalam kondisi pandemi serta mengatisipasi trend perilaku konsumen yang berubah di masa yang akan datang. Mendukung kegiatan berbasis teknologi informasi, saat ini OJK tengah mempersiapkan dan merampungkan RP OJK terkait manajemen risiko teknologi informasi tersebut.

Sebagai regulator, OJK senantiasa mendorong industri asuransi untuk terus  beradaptasi dengan perubahan ekosistem jasa keuangan, termasuk juga dengan inovasi pemasaran jasa keuangan. Namun, inovasi yang dilakukan harus tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian.

Sejalan dengan Riswinandi, Pakar Pemasaran Yuswohady mengatakan bahwa perubahan perilaku konsumen dalam masa dan pasca pandemi dapat memberikan dampak serta peluang untuk industri asuransi. Di mana, kecenderungan perilaku konsumen saat ini adalah kembali ke dasar, yakni lebih memprioritaskan kebutuhan, sandang, pangan, dan papan.

Hal ini terjadi karena adanya ketakutan orang karena ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Ketakutan itu mengakibatkan orang-orang lebih memilih menyimpan uangnya di bank dan mengurangi pembelian. Tetapi, ketika risiko kematian makin tinggi, maka mereka akan cenderung melihat asuransi sebagai kebutuhan pokok pada saat pasca pandemi.

Optimisme tersebut dapat terlihat dari meningkatnya pemilik polis asuransi di Tiongkok, sebagai negara yang telah berhasil mengatasi pandemi COVID-19.  Data Mc Kinsey menyebutkan, pemilik polis asuransi di negara tersebut meningkat sebesar 47% dibanding tahun sebelumnya.

Optimisme yang sama juga disampaikan oleh Ekonom Senior Aviliani  yang menyatakan  bahwa terdapat potensi yang masih bisa digarap oleh industri asuransi jika jeli melihat peluang dengan memanfaatkan sektor informal sebagai salah satu sasaran. Pengembangan produk asuransi yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor infomal  menjadi penting mengingat, tidak pastinya pendapatan pelaku sektor informal. 

“Kedepannya, orang-orang akan lebih memilih bekerja pada sektor informal dan tidak lagi menjadi karyawan tetap pada sebuah perusahaan. Orang-orang ini bisa memiliki pendapatan lebih dari 7,5 juta perbulan dan layak dilirik oleh industri asuransi untuk menjadi salah satu nasabahnya,” lanjutnya.

Menyelamatkan Ekonomi Negeri dengan Pakai Masker
Pandemi COVID-19 yang melanda 240 negara dan tidak kunjung usai, tentunya juga berdampak pada kondisi ekonomi yang tidak bisa diprediksi ke depannya. Penyelenggaraan kegiatan ekonomi tidak dapat dilakukan secara full capacity. 

Kegiatan perkantoran harus memperhatikan protokol kesehatan untuk menjaga jarak aman yang ideal antar karyawan untuk mengurangi risiko penyebaran yang terbilang tinggi di ruang tertutup, serta adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ketua GPM Sigit Pramono mengatakan kondisi ini memicu penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II menjadi -5,3%. Jika pada triwulan III pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap minus, maka akan terjadi resesi.

Krisis yang terjadi karena pandemi ini awalnya merupakan krisis kesehatan. Kemudian, direspon dengan PSBB, sehingga menimbulkan ekonomi yang setengah berhenti dan diikuti oleh resesi. Jika PSBB yang dilakukan semakin panjang, akan menimbulkan resesi yang semakin dalam, dan bisa menimbulkan depresi. Ketika terjadi depresi, yang paling dikhawatirkan adalah kerusuhan.

Semua proses tersebut disebut spiral maut. “Peran dari kita semua adalah bagaimana kita dapat menyelamatkan ekonomi agar terhidar dari spiral maut tersebut,” ungkap Sigit.

Untuk menghidari hal tersebut, penggunaan masker menjadi salah satu cara paling ampuh dan mudah yang dapat dilakukan saat ini. Berdasarkan studi yang dikeluarkan oleh Travel Medicine and Infectious Disease Volume 36, pada Juli-Agustus 2020, penggunaan masker dapat menurunkan risiko penyebaran COVID-19 sebesar 96%.

“Jika gerakan pakai masker ini berhasil, kita semua bisa menyelamatan nyawa, maupun menyelamatkan ekonomi bangsa,” tutup Sigit.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…

Model Kecantikan

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:25 WIB

Penuhi Segala Persiapan Dalam Menyambut Hari Raya Kemenangan bersama Shopee Big Ramadan Sale

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Kemenangan, selain mempersiapkan aspek dari dalam diri, terdapat berbagai persiapan lain yang kerapdilakukan untuk merayakan…

Bank Danamon

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:19 WIB

Danamon Umumkan Jadwal Operasional dan Layanan Pendukung bagi Nasabah Menyambut Libur Panjang Idulfitri 1445 Hijriah

Menjelang periode libur Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) mengumumkan jadwal operasional sejumlah kantor cabang dan layanan pendukung bagi kebutuhan…

Pelatihan pengolahan sampah ke Pesantren

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:14 WIB

Kolaborasi CCEP Indonesia dengan Lima Belas Pesantren di Indonesia

Dalam rangka memperkuat komitmen sosial dan lingkungan di bulan Ramadan, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) menggelar serangkaian kegiatan bersama lima belas pesantren…