Kabar Baik! Di Tengah Pandemi, Industri Logam dan Makanan Sumbang Kontribusi Signifikan bagi Devisa RI

Oleh : Ridwan | Sabtu, 20 Juni 2020 - 13:40 WIB

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Dok. Industry.co.id)
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Dok. Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Industri logam dasar dan industri makanan masih mampu memberikan kontribusi signifikan bagi devisa melalui capaian nilai ekspornya, meskipun di tengah dampak pandemi Covid-19. 

Secara kumulatif, sepanjang Januari-Mei 2020, sektor manufaktur tetap menjadi kontributor paling besar terhadap kinerja ekspor nasional.

"Catatan positif dari sektor industri logam menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi bisa berjalan baik, dengan mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta (19/6/2020).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode lima bulan pertama tahun ini, nilai pengapalan industri pengolahan nonmigas melampaui USD51 miliar atau menyumbang hingga 79,25 persen pada total nilai ekspor nasional yang mencapai USD64,4 miliar. 

"Kami bertekad untuk terus memacu industri yang berorientasi ekspor guna mendorong roda perekonomian nasional," tegas Menperin.

Misalnya, industri logam dasar, mampu mencatatkan nilai ekspor yang gemilang pada Januari-Mei 2020 sebesar USD9,2 miliar atau naik 41 persen dibanding perolehan di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD6,5 miliar. Selain itu, industri makanan juga mampu menorehkan kinerja ekspornya secara positif di tengah tekanan imbas pandemi Covid-19.

Selama Januari-Mei 2020, nilai pengapalan industri makanan menembus angka USD11,4 miliar atau naik 8 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD10,5 miliar. 

"Sesuai aspirasi roadmap Making Indonesia 4.0, kami menargetkan industri makanan dan minuman akan menjadi sektor yang mampu merajai di wilayah Asia Tenggara," ungkap Agus.

Sektor manufaktur lainnya yang memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan nilai eskpor industri pengolahan nonmigas pada lima bulan pertama tahun ini, antara lain adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mencatatkan nilai ekspornya sebesar USD4,9 miliar, kemudian diikuti oleh industri pakaian jadi USD2,8 miliar.

"Pada industri kimia, kami menargetkan sektor tersebut akan menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Sedangkan, untuk industri tekstil dan busana, pemerintah memfokuskan agar bisa menjadi produsen functional clothing terkemuka," paparnya.

Kelompok manufaktur berikutnya yang punya potensi pasar ekspor besar, yakni industri komputer, barang elektronik dan optik. Pada Januari-Mei 2020, nilai pengapalan dari sektor tersebut mampu tembus USD2,4 miliar atau naik sekitar 14 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD2,1 miliar. 

Bagi industri elektronik, Menperin menyebut, pihaknya akan berfokus pada peningkatan kemampuan pelaku usaha di pasar domestik.

Selain itu, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, yang mencatatkan nilai ekspornya sebesar USD2,3 miliar pada Januari-Mei 2020 atau naik sekitar 4 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD2,2 miliar. 

"Dengan serius mengembangkan sektor-sektor yang punya orientasi ekspor, kami optimistis Indonesia bisa menjadi bagian dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030," tegas Menteri AGK.

Agus pun meyakini, kinerja industri manufaktur akan bergerak cepat usai penanganan Covid-19 selesai. Sebab, izin operasional telah diberikan bagi kelompok industri strategis, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Tidak boleh (jarak aspek produktivitas) terlalu jauh, harus terus mepet dan tidak boleh ketinggalan, sehingga nanti new normal paling tidak ketika vaksin sudah ditemukan industri manufaktur tidak butuh waktu lama untuk bisa rebound kembali ke titik seperti sebelum Covid-19 itu hadir," paparnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.