Komisi IV DPR RI: NTB Mampu Menjadi Lumbung Benih Nasional

Oleh : Kormen Barus | Rabu, 22 Januari 2020 - 08:36 WIB

Jakarta-Potensi perbenihan Nusa Tenggara Barat (NTB) sangatlah besar. Berbagai jenis benih pangan dapat diproduksi disini.
Jakarta-Potensi perbenihan Nusa Tenggara Barat (NTB) sangatlah besar. Berbagai jenis benih pangan dapat diproduksi disini.

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Potensi perbenihan Nusa Tenggara Barat (NTB) sangatlah besar. Berbagai jenis benih pangan dapat diproduksi disini. "NTB agar menjadi lumbung benih nasional," demikian disampaikan Daniel Johan, Wakil Ketua Komisi IV, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) saat Temu Wicara dengan Produsen Penangkar di Pulau Lombok, NTB pada hari Jumat 17/1/2020.

Lebih lanjut Daniel mengatakan pangan kita harus mandiri dan berdaulat, benihnya juga harus mandiri.

 "Kita bisa belajar dari NTB yang mampu meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan menurunkan angka kemiskinan karena geliat pertanian. Selanjutnya NTB harus naik kelas lagi di bidang perbenihan," ujarnya. 

Daniel berharap Pemerintah Daerah bisa jadi avalis/penjamin bagi produsen benih, penangkar dan petani untuk akses ke Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan mengaktifkan anggaran APBD yang tersedia.

"Tidak hanya itu, Pemerintah Daerah dan pelaku usaha perbenihan juga harus komitmen menggiatkan penangkar di wilayahnya dan mengakomodir pemasaran produk benihnya," tambahnya.

“Tahun depan saya optimis bisa melakukan Launching di NTB sebagai Lumbung Benih Nasional” jelasnya.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi industri benih

beberapa waktu lalu. Mentan berkeyakinan bangsa ini mampu mandiri benih karena memiliki potensi benih luar bisa dan kualitas sdm unggul. Industri perbenihan menurutnya mampu memperkuat ekonomi bangsa, membuka akses lapangan kerja dan memperluas ekspor.

Mandiri Produksi Benih

Untuk diketahui NTB sudah mampu memproduksi benih padi dan kedelai sendiri untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya.

Guna memproduksi padi 2,4 juta ton gabah kering giling di NTB, kini 96 persen kebutuhan benih padi sudah diproduksi dari wilayah sendiri. Jenis benihnya Ciherang, Inpari, Situbagendit dan lainnya.

Kini NTB sedang giat memproduksi beras kelas premium untuk memasok ke daerah lain.

Benih kedelai pun juga sudah diproduksi di wilayah sendiri. Sedangkan benih jagung hibrida dan sayuran masih didatangkan dari luar NTB. Ini menjadi tantangan sendiri untuk membangkitkan industri benih.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, meminta mantapkan sistem perbenihan padi dan kedelai di NTB sehingga bisa memasok benih ke daerah lain.

"Kalau sistemnya sudah baik, tugas selanjutnya bangkitkan industri jagung  sehingga minimal memasok kebutuhan di wilayahnya. Kita bersama sama menarik investor untuk bermitra dengan penangkar," ujarnya.

Menurutnya setidaknya sudah ada dua investor  yang komitmen membangun industri benih jagung di NTB. Juga ada satu investor untuk membangun industri benih komoditas lainnya.

"Dengan sinergitas memperkuat sistem perbenihan dan menggerakkan produksinya, otomatis kebutuhan benih dapat dipasok secara insitu," ungkapnya

Kemandirian pangan harus dimulai dari kemandirian benih. Kembangkan benih benih unggul baru yang diminati pasar.

"Saya apresiasi Provinsi NTB  telah mencukupi kebutuhan benih padi dan kedelai sendiri, akan tetapi hal ini harus tetap dipacu peningkatan kapasitas dan kualitasnya agar memenuhi kebutuhan benih di daerah lain. Potensi pasar benih jagung hibrida sangat besar, agar NTB segera membangun industri benihnya, jangan dipasok benih jagung dari daerah lain," ungkap Suwandi.

Strategi pengembangan perbenihan harus dilakukan secara selektif menuju kemandirian penangkar benih dengan menjalin kemitraan sehingga tumbuh sendiri, fasilitasi  pemerintah hanya sebagai stimulan.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berperan dalam pendampingan dan pemanfaatan sumber pendanaan untuk memperlancar produksi dan bisnis pertanian.

Untuk mendukung hal tersebut dikatakan Suwandi Kementan telah memfasilitasi  membangun klaster benih berbasis korporasi. "Skala luas minimal 200 sampai 500 hektar di tiap kawasan sentra, salah satunya ya di NTB ini," tambahnya.

Integrated Farming

Untuk meningkatkan nilai tambah yg diperoleh petani, maka pertanian terintegrasi (Integrated farming) perlu dilakukan seperti mina padi, pemanfaatan limbah-limbah hasil pertanian menjadi produk – produk kreatif dan berdaya guna.

Dan yang terpenting menurut Suwandi dengan mengedepankan budidaya ramah lingkungan dengan mengoptimalkan komoditas pangan lokal seperti porang, vetiver dan tanaman berkayu dengan pola tumpangsari untuk konservasi dan menahan longsor bagi areal gundul, bukit, gunung, berlereng di NTB.

Terwujudnya harapan ini tidak luput dari peran serta stakeholder  yang terdiri dari penangkar, petani, asosiasi, dan lembaga – lembaga yang konsen terhadap pembangunan pertanian.

Dukungan pembiayaan dengan bunga rendah sekitar 6 persen meliputi Kredit Usaha Rakyat (KUR), Badan Layanan Umum (BLU), Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDP) dapat diakses petani dengan mudah, didampingi, diasuransikan sehingga berjalan lancar dan sukses.

"Kuncinya perlu avalis sehingga petani agar bermitra dengan pelaku usaha, unit penggilingan, industri pakan, eksportir dan lainnya, kata Suwandi.

Pembiayaan digunakan untuk bidang usaha cukup luas, yakni perbenihan, alat mesin, budidaya, prosesing, trading dan lainnya.  Kinerja serapan KUR di NTB tahun 2019 sekitar Rp 747 miliar agar ditingkatkan tiga kali lipat karena alokasi pada 2020 sangat besar dan petani sangat membutuhkan itu 

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB Husnul Fauzi menyampaikan  komitmen penuh mewujudkan NTB sebagai lumbung benih nasional. "Kami siap membangun industri benih. Tidak hanya benih padi, kedelai dan jagung, tapi juga berbagai jenis benih sayuran dan bawang putih potensial dibangun di sini," ujarnya.

"Kami welcome bagi investor dengan bermitra penangkar.  Petani akan naik kelas dari semula budidaya menjadi penangkar benih, berarti menjadi lebih sejahtera" pungkasnya.

               

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…